Liputan6.com, Jakarta - Riwayat perjalanan ruh seorang hamba kafir setelah kematian melibatkan beberapa tahapan yang dijelaskan dalam ajaran Islam.
Setelah seseorang meninggal, ruhnya akan dikeluarkan dari tubuh dan mengalami perjalanan menuju alam kubur atau barzah. Bagi seorang hamba kafir, perjalanan ruhnya akan diwarnai dengan ketidakpastian, kegelapan, dan ketakutan.
Dalam fase awal perjalanan ruh, diyakini bahwa malaikat maut akan datang untuk mengambil ruh hamba kafir dengan keras dan kasar.
Advertisement
Ruhnya akan ditarik keluar dari tubuhnya dengan kekerasan, menyebabkan penderitaan yang sangat besar. Kemudian, ruhnya akan dihantarkan ke alam kubur untuk menghadapi konsekuensi dari kekafiran dan perbuatan buruk yang dilakukan selama hidupnya.
Selama perjalanan menuju alam kubur, ruh hamba kafir akan mengalami kegelapan dan ketakutan yang tak terbayangkan. Mereka akan diselimuti dalam kegelapan yang menyelimuti jiwa dan disertai dengan rasa penyesalan yang mendalam atas ketidakpercayaan mereka kepada Allah SWT.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Perjalanan Ruh Hamba Kafir Menurut Islam
Sementara mengutip jabar.nu.or.id, perjalanan ruh orang kafir sungguh jauh berbeda dengan orang mukmin atau beriman. Ia dihampiri malaikat langit dengan wajah yang bengis dan keras. Mereka membawa Masuh (kain yang tidak nyaman digunakan) dari neraka.
Para malaikat langit kemudian duduk di dekat kepala hamba kafir yang hendak dicabut nyawanya, kedatangan malaikat langit disusul langsung oleh malaikat Jibril Dia memanggil, ‘Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju murka Allah.’
Ruh seorang hamba kafir ketakutan, nyawanya dicabut dengan paksa sebagaimana Allah berfirman, “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): ‘Keluarkanlah nyawamu.’ Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” (QS. Al An’am: 93)
Saat itu malaikat maut akan memukuli orang-orang yang tak beriman agar nyawa mereka segera keluar dari tubuh. Allah menyebutkan hal tersebut dalam Alquran surat Al-Anfaal ayat 50-51. Allah berfirman, “Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir, seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): ‘Rasakan olehmu siksa neraka yang membakar,’ (Tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya.” (QS. Al-Anfaal: 50-51)
Kemudian ruh tersebut keluar dengan membawa bau yang sangat busuk, seperti busuknya bau bangkai yang pernah ada di muka bumi. Merekapun naik membawa ruh ini. Setiap kali mereka melewati malaikat, malaikat itupun bertanya, ‘Ruh siapah yang buruk ini?’
Advertisement
Perjalanan Ruh Kafir
Mereka menjawab, ‘Fulan bin Fulan.’ – dengan nama yang paling buruk yang pernah dia gunakan ketika di dunia – hingga mereka sampai di langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan, namun tidak dibukakan. Ketika itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
(Orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya), tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. (QS. Al-A’raf: 40)
Merespons adanya ruh tersebut Allah berfirman ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di Sijjin, di bumi yang paling dasar.’ Kemudian dikatakan, ‘Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena Aku telah menjanjikan bahwa dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.’ Kemudian ruhnya dilempar hingga jatuh di jasadnya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31)
Perjalanan ruh kafir selanjutnya sama seperti ruh mukmin dikembalikan kepada jasadnya namun dengan perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan sebaliknya dari mukmin. Wallahu A'lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul