Saat Syekh Nawawi Menunjukkan Ka’bah di Masjid Jakarta, Kisah Karomah Wali

Kasyaf Syekh Nawawi sudah terlihat sejak muda. Atas izin Allah SWT, ia dapat menunjukkan Ka’bah dari salah satu masjid di Jakarta. Karomahnya ini membuat Habib Utsman bin Yahya kagum kepadanya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 16 Mei 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 07:30 WIB
Syekh Nawawi al-Bantani
Imam Besar Masjidil Haram asal Banten,Syekh Nawawi al-Bantani. (Foto: Istimewa/goodnewsfromindonesia.org)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama masyhur Syekh Nawawi Al-Bantani dikenal sebagai ulama Nusantara yang bertaraf internasional. Namanya harum seiring banyak karyanya yang menjadi bahan ajar santri di berbagai lembaga pendidikan Islam, tak terkecuali pesantren tradisional.

Semasa hidupnya, Syekh Nawawi pernah menjadi Imam Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi. Keturunan Sunan Gunung Jati ini juga pernah mendapat kesempatan mengajar di Tanah Suci.

Jika ditelisik silsilahnya, Syekh Nawawi adalah putra dari ulama Banten, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani. Ibunya bernama Zubaedah. Nasab Syekh Nawawi tersambung hingga Rasulullah SAW melalui Imam Ja’far Assidiq, Imam Muhammad Al-Baqir, Imam Ali Zain Al-Abidin, Sayyidina Husain, Fatimah Al-Zahra.

Syekh Nawawi memulai perjalanan menimba ilmunya dari sang ayah sejak berusia lima tahun. Kemudian ia berguru ke salah satu ulama terkenal di Banten, KH Sahal, tiga tahun setelahnya.

Kasyaf Syekh Nawawi sudah terlihat sejak muda. Atas izin Allah SWT, ia dapat menunjukkan Ka’bah dari salah satu masjid di Jakarta. Karomahnya ini membuat Habib Utsman bin Yahya kagum kepadanya.

Simak berikut kisah karomah Syekh Nawawi saat menunjukkan Ka’bah di masjid Jakarta.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Bermula dari Mengoreksi Arah Kiblat

Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)

Kisah karomah Syekh Nawawi Al-Bantani muda yang melihat Ka’bah langsung dari Jakarta bermula saat ia sholat di Masjid Pekojan Jakarta Kota. Masjid ini lokasinya berdekat dengan kediaman Habib Utsman bin Yahya.

Setelah sholat, Syekh Nawawi menghampiri Habib Utsman dan mengatakan jika arah kiblat masjid tersebut kurang tepat dengan nada lemah lembut dan penuh hormat.

“Wahai Habib yang saya hormati. Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” kata Syekh Nawawi dikutip dari Laduni.id.

“Ya, ada apa anak muda?” jawab Habib Utsman.

“Begini Habib, masjid ini kurang ngiblat dan kurang menyerong ke sebelah kanan (ke arah utara),” terang Syekh Nawawi.

Habib Utsman yang merupakan seorang pakar ilmu falak heran dan menyanggah Syekh Nawawi. 

“Masjid ini sudah saya ukur dengan alat kompas dan berdasarkan ilmu falak,” katanya.

Ka’bah Terlihat Jelas dari Jakarta

Ilustrasi ibadah haji, umrah, muslim, Ka'bah
Ilustrasi ibadah haji, umrah, muslim, Ka'bah. (Foto oleh Muhammad Khawar Nazir: https://www.pexels.com/id-id/foto/laki-laki-pria-lelaki-suami-18996539/)

Dengan penuh sopan santun, Syekh Nawawi menunjuk ke arah kiblat. Seketika itu juga Ka’bah terlihat sangat jelas di hadapan mereka berdua. 

Habib Utsman langsung terperanjat setelah menyaksikan karomah Syekh Nawawi. Ia kemudian langsung menubruk ingin mencium tangan ulama asal Banten itu. Namun, Syekh Nawawi menarik dan menolak tangannya untuk dicium oleh Habib Utsman.

“Wahai Habib yang mulia. Saya tidak pantas untuk dicium tangani oleh habib. Karena, habib adalah orang mulia dan keturunan Rasulullah, sedangkan saya adalah orang kampung biasa,” tuturnya.

Habib Utsman langsung merangkul badan Syekh Nawawi. Keduanya saling berpelukan sambil menangis bercucuran air mata.

Masya Allah, itulah salah satu karomah Syekh Nawawi. Dari kisah ini kita belajar tentang sopan santun dan menghormati orang yang pandai sesuai bidang ilmunya. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya