Liputan6.com, Jakarta - Bagi yang sedang menunaikan rangkaian ibadah haji atau ibadah umrah di Masjidil Haram, usahakan semaksimal mungkin untuk manfaatkan dan sempatkan untuk berdoa ketika melintas di maqam Ibrahim.
Berdoa di maqam Ibrahim, yang terletak dekat Ka'bah, memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam. maqam Ibrahim adalah tempat yang dianggap sakral karena terkait dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu pembangunan Kabah oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS atas perintah Allah SWT.
Advertisement
Tempat ini menjadi saksi dari keteguhan iman dan taqwa Nabi Ibrahim, yang membangun Kabah sebagai rumah suci Allah.
Advertisement
Baca Juga
Berdoa di maqam Ibrahim merupakan bentuk penghormatan kepada keimanan dan ketakwaan beliau serta peristiwa-peristiwa bersejarah yang terkait dengannya.
Berdoa di maqam Ibrahim juga dianggap memiliki keutamaan khusus dalam meningkatkan kekhusyukan dalam ibadah. Tempat yang dekat dengan Kabah, yang merupakan kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia, menambah rasa sakral dan kekhidmatan dalam doa.
Selain itu, berdoa di maqam Ibrahim juga menjadi peluang untuk memohon ampunan, rahmat, dan berkah dari Allah SWT. Tempat ini menjadi titik spiritual yang memungkinkan umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan lebih dalam dan khusyuk.
Namun, penting untuk diingat bahwa tempat-tempat suci seperti maqam Ibrahim bukanlah sumber kekuatan atau keajaiban, melainkan merupakan sarana yang membantu umat Islam untuk memperkuat hubungan spiritual mereka dengan Allah SWT. Oleh karena itu, sambil berdoa di maqam Ibrahim, penting untuk tetap memperhatikan kualitas doa, keikhlasan, dan ketakwaan dalam hati.
Simak Video Pilihan Ini:
Berikut Ini Doa dan Artinya
Mengutip bincangsyariah.com, maqam Ibrahim merupakan bekas pijakan beliau. Terdapat keutamaan bagi siapa saja yang mendirikan sholat di balik maqam Ibrahim ini.
Saat thawaf dan melintasi maqam Ibrahim tersebut dianjurkan melafalkan doa melintasi maqam Ibrahim.
رَبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ سَدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ سَدْقٍ وَاجْعَلْ لِى مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Rabbi adkhilnii mudkhala shidqin wakhrijnii mukhraja shidqin waj’al lii min ladunka sulthaanan nashiiran wa qul jaa’al haqqu wa zahaqal baathila innal baathila kaana zahuuqa
Artinya: Wahai Tuhanku, masukkanlah aku secara benar dan keluarkanlah pula aku secara benar, berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasan yang menolong. Dan katakanlah, ‘yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Advertisement
Penjelasan Seputar Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim adalah sebuah bangunan kecil yang terletak di sebelah timur Ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah.
Bangunan ini menampung sebuah batu yang diyakini sebagai bekas pijakan Nabi Ibrahim AS saat membangun Ka’bah bersama putranya, Nabi Ismail AS.
Batu maqam Ibrahim memiliki sejarah panjang dan penuh makna. Konon, batu ini awalnya menempel pada dinding Ka’bah. Namun, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, batu tersebut dipindahkan beberapa meter dari Ka’bah untuk memberikan ruang bagi jamaah yang melakukan tawaf.
Maqam Ibrahim bukan hanya sebuah situs bersejarah, tetapi juga tempat yang mustajab untuk berdoa. Banyak jamaah haji dan umrah yang menyempatkan diri untuk berdoa di maqam Ibrahim, dengan harapan doa mereka dikabulkan oleh Allah SWT.
Di sekitar maqam Ibrahim terdapat beberapa tempat penting lainnya, seperti Multazam, Hijir Ismail, dan Sumur Zamzam. Multazam adalah area antara maqam Ibrahim dan Hajar Aswad yang diyakini sebagai tempat yang mustajab untuk berdoa.
Hijir Ismail adalah bangunan kecil yang terletak di sebelah utara Ka’bah, yang diyakini sebagai tempat Nabi Ismail AS disembunyikan dari musuhnya. Sumur Zamzam adalah mata air yang diyakini memiliki khasiat penyembuhan.
Maqam Ibrahim adalah salah satu tempat paling suci dalam agama Islam dan menjadi bagian penting dari ibadah haji dan umrah. Bagi umat Islam, mengunjungi maqam Ibrahim merupakan sebuah pengalaman spiritual yang tak terlupakan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul