8 Amalan agar Bisa Menyertai Rasulullah di Surga, Nomor 5 Sangat Mudah

Sudah tahu amalan apa saja yang bisa menjadikan kita bisa menemani Nabi Muhammad SAW di surga? Ini penjelasannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 12:30 WIB
Bisa melihat Nabi Muhammad SAW dalam mimpi
Ilustrasi (Sumber: Pinterest.com/kalbarsatu id)

Liputan6.com, Jakarta - Mendambakan untuk bersama Nabi Muhammad SAW di surga adalah impian yang mulia dan diidamkan oleh banyak umat Islam.

Nabi Muhammad SAW adalah utusan terakhir Allah SWT dan teladan sempurna bagi umat manusia. Mengikuti jejaknya dan mendapatkan kesempatan untuk bersamanya di surga adalah cita-cita yang sangat mulia bagi setiap Muslim.

Nabi Muhammad SAW telah memberikan pengajaran dan contoh yang luar biasa dalam kehidupannya, yang mencakup segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia.

Dengan mengikuti ajaran dan menjalankan sunnah, umat Islam berharap bisa mendapatkan ridha Allah SWT dan memperoleh tempat di surga bersama beliau.

Adakah amalan yang bisa menjadi jalan agar bisa menjadi teman nabi yang Agung tersebut?

 

Simak Video Pilihan Ini:

Inilah Amalan yang Bisa Dijalankan

Ilustrasi lafal Nabi Muhammad saw.
Ilustrasi lafal Nabi Muhammad saw. (Photo Copyright by Freepik)

Perlu digarisbawahi, keinginan untuk bersama Nabi Muhammad SAW di surga juga merupakan ungkapan cinta dan rindu yang mendalam terhadap Rasulullah. Bagi umat Islam, bersama beliau di surga adalah kebahagiaan yang tiada tara, karena itu berarti mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan abadi di sisi Allah SWT.

Mengutip Voa-Islam.com, berikut ini beberapa amal dan doa yang menjadi sebab kita mendapatkan keutamaan agung ini.

1. Mutaba’ah (mengikuti) & taat kepada Rasulullah SAW

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. Al-Nisa’: 69)

Disebutkan dalam Al-Mu’jam al-Kabir milik Al-Thabrani, dari Ibnu Abas Radhiyallahu 'Anhuma: ada seseorang datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku mencintaimu sehingga aku ingin menyampaikan kepadamu jika aku datang dan tidak melihatmu maka aku merasa nyawaku keluar.

Aku juga sampaikan kalaulah aku masuk surga dan berada di bawah tempatmu maka hal itu sangat menyedihkan buatku. Aku ingin satu tingkat bersama dirimu. Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak menjawab sedikitpun sehingga Allah 'Azza Wa Jalla menurunkan ayat di aats. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memanggilnya dan membacakan ayat tersebut kepadanya.

2. Mencintai Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam

Disebutkan dalam Shahihain, dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, berkata: Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat dan berkata, "Kapankah hari kiamat tiba?", beliau menjawab, "Apa yang engkau persiapkan untuk menghadapinya ?". Ia menjawab, "Tidak ada, melainkan saya mencintai Allah dan Rasul-Nya". Maka Rasulullah bersabda, "Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai."

Anas bin Malik berkata: "Kami tidak pernah merasa gembira seperti kegembiraan kami dengan ucapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai (di akhirat kelak).”

Kemudian Anas berkata: “Sungguh saya mencintai Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, Abu Bakar dan Umar dan berharap agar saya bisa bersama mereka (di akhirat kelak) disebabkan cintaku terhadap mereka, walaupun saya tidak beramal seperti amalan mareka.” (HR. Bukhari)

Tetapi pecinta sejati yang akan mendapatkan kemuliaan ini adalah yang menempuh jalan orang yang dicintainya, mengikuti langkah-langkahnya, berada di atas manhajnya, dan mengambil petunjuknya.

Ingat, Yahudi dan Nasrani mengaku mencintai para nabi mereka tetapi tidak mendapatkan nikmat menemani mereka di akhirat dikarenakan mereka menyalahi petunjuk para nabinya.

Kita lihat Abu Thalib sangat mencintai keponakannya namun tidak bisa membersaminya di akhirat karena ia tidak mengikuti Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam keimanan dan petunjuk. Siapa yang ingin bersama orang yang dicintainya ia harus menempuh jalan orang tersebut.

 

Amalan Lainnya

Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Foto: Abdullah Oguk/Unsplash.com

3. Memperbanyak Sholat Sunnah

Disebutkan dalam Shahih Muslim, Rabi'ah bin Ka'ab Al Aslami Radhiyallahu 'Anhu bercerita bahwa dia pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kemudian ia meyiapkan air wudhu dan keperluannya.

Beliau lalu bersabda kepadaku, "Mintalah sesuatu kepadaku", saya berkata, "Saya meminta agar saya bisa bersamamu di surga.” Beliau menjawab, "Adakah permintaan selain itu", saya berkata, "hanya itu.” Beliau lalu bersabda, "Maka bantulah aku atas dirimu (untuk memohon kepada Allah agar memenuhi permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (sholat)".” (HR. Muslim)

Dari hadits ini, Ibnul Qayyim mengatakan, “apabila kamu ingin mengetahui tingkatan semangat, maka lihatlah kepada semangatnya Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami Radhiyallahu 'Anhu, di mana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda kepadanya, “Mintalah sesuatu kepadaku”, lalu ia berkata, “Saya meminta agar saya bisa menemanimu di surga,” sementara orang selainnya meminta sesuatu yang memenuhi perutnya atau menutupi kulitnya.” (Madarij al-Saalikin: 3/147)

Hadits ini juga menjadi dalil bahwa membersamai Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di akhirat kelak tidak diperoleh hanya dengan berangan-angan semata, harus dibuktikan dengan amal nyata.

4. Berakhlak Mulia

Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya orang yang paling saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara kalian hari kiamat kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya…". (HR. Al-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)

5. Memperbanyak Membaca Sholawat

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ القِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً

“Manusia yang paling utama (dekat) denganku hari kiamat kelak adalah yang paling banyak bershalawat atasku.” (HR. Al-Tirmidzi, dan disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Al-Munawi Rahimahullah menjelaskan makna hadits di atas, yaitu orang yang paling dekat kepadaku (Rasulullah) dan paling dimuliakan dengan syafa’atku serta paling berhak terhadap limpahan kebaikan-kebaikan dan dihindarkan dari keburukan-keburukan pada hari kiamat. (Lihat: Faidhul Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir: 2/560)

 

6. Merawat, Menyantuni & Membantu Anak Yatim

Berbuat baik kepada anak-anak yatim termasuk sebab keberuntungan di akhirat dengan mendapatkan surga tertinggi. Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا

“Saya dan orang yang merawat anak yatim di surga kelak seperti ini,” seraya beliau mengisyaratkan jari tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Imam al-Nawawi menjelaskan makna Kaafil al-Yatim: orang yang mengurusi kebutuhan-kebutuhannya. (Riyadhus shalihin. Bab: Mulathafah al-Yatim)

Ibnu Baththal Rahimahullah –disebutkan dalam Fathul Baari- berkata: “wajib bagi siapa yang mendengar hadits ini untuk mengamalkannya, supaya ia bisa menemani Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di surga, dan tidak ada kedudukan di akhirat yang lebih utama darinya.”

7. Mendidik Anak-anak Wanita Agar Menjadi Mukminah Shalihah

Imam Bukhari meriwayatkan dalam al-Adab al-Mufrad, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تدركَا، دَخَلْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ

“Barangsiapa yang memelihara (mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka saya akan masuk surga bersamanya di surga kelak seperti ini", beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya." (Imam Muslim juga meriwayatkan serupa dalam Shahihnya

Dalam Mushannaf Ibnu abi Syaibah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Siapa yang mempunyai dua orang saudari atau dua orang putri lalu ia berbuat baik kepada keduanya selama mereka bersama dirinya maka saya dan dia di surga seperti ini,” beliau mendekatkan kedua jarinya.

8. Memperbanyak Do’a

Yakni doa agar didekatkan dengan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan menemani beliau di akhirat. Dalil umumnya adalah apa yang diminta Rabi’ah kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar beliau mendoakannya untuk menemaninya di surga. Juga doa yang dipanjatkan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ

“Ya Allah saya meminta kepada-Mu keimanan yang tidak akan berubah dengan kemurtadan, kenikmatan yang tiada putus, dan (aku memohon kepada-Mu) agar menjadi pendamping Muhammad shallallahu'alaihi wasallam di derajat tertinggi dari surga yang kekal." (HR. Ahmad dengan sanad shahih. Syaikh Al-Albani menyatakan isnadnya hasan).

Doa ini bagian tawakkal hamba dalam mengusahakan sebab-sebab supaya bisa bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di surga. Wallahu A’lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya