Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur’an tidak hanya akan mendatangkan pahala dan kebaikan bagi pembacanya. Namun Al-Qur'an juga akan menjadi penolong di hari kiamat kelak. Hal ini sebagaimana disebutkan Rasulullah SAW dalam sabdanya.
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
Selain itu, ada banyak keutamaan lain yang akan diperoleh bagi pembaca Al-Qur’an. Misalnya, orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat-Nya.
Advertisement
Baca Juga
Dari Aisyah ra, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)
Keutamaan membaca Al-Qur’an bukan hanya bagi mereka yang sudah mahir saja membacanya, tapi juga berlaku untuk orang yang masih belajar. Disebut oleh nabi orang yang masih terbata-bata pun tetap mendapatkan pahala dari membaca Al-Qur’an-nya.
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang sangat dianjurkan. Pembaca Al-Qur’an akan memperoleh berbagai keutamaan dari membaca dan mempelajarinya.
Namun begitu, ada beberapa sebab yang bisa membuat pembaca Al-Qur’an dilaknat. Hal ini diungkapkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang, KH Marzuki Mustamar.
Saksikan Video Pilihan Ini:
1. Keliru Membaca Al-Qur’an
Kiai Marzuki Mustamar mengatakan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an bisa dilaknat karena teledor dalam membacanya. Oleh karenanya, mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini mengingatkan jangan sampai keliru dalam membacanya agar tidak termasuk golongan yang dilaknat.
Kiai Marzuki mengatakan, sebab-sebab laknat turun kepada pembaca Al-Qur’an antara lain karena makhraj, sifat dan hukum-hukum hurufnya tidak seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
“Belajarlah membaca Al-Qur’an, jangan sembrono. Karena jika sembrono ya dosa, sebab kesalahan bacaan dapat mengubah makna. Makanya, ilmu tajwid, tahsin, itu penting agar kita dan murid-murid kita bisa membaca Al-Qur'an sebagaimana yang diwahyukan," katanya, dikutip dari laman NU Online Jatim, Ahad (2/6/2024).
Advertisement
2. Punya Penyakit Hati
Kiai Marzuki menambahkan, penyebab lain pembaca Al-Qur’an yang dilaknat ialah memiliki hati yang buruk seperti iri, dengki, dan jelek hati. Hal ini terutama kerap terjadi bagi para qari Al-Qur’an yang mengikuti musabaqah yang menimbulkan permusuhan di antara sesama ahlul Qur'an, bahkan sampai melukai fisik dengan cara-cara ghaib.
“Misal, ikut musabaqah lawannya disantet, atau misal yang sana punya pondok tahfidz, yang sini saling memusuhi. Tidak usah begitu, ada santri ya diajar, tidak ada ya sudah. Ikut Gus Dur saja, gitu aja kok repot. Sebaiknya niatnya ditata, jangan sesama ahlul Qur'an malah bermusuhan," bebernya.
3. Niat Kurang Baik
Menurut Kiai Marzuki, niat kurang baik dari pembaca Al-Qur’an juga bisa menjadi sebab turunnya laknat. Misalnya, terlintas dalam hati bahwa keahliannya dianggap sebagai mata pencaharian untuk mencari kebutuhan duniawi, sehingga ia pun tidak ikhlas karena Allah.
"Membaca Al-Qur'an tapi niatnya tidak benar, dibuat mencari uang. Ini tidak benar. Sebab, saat ini ada kelompok sengaja menjual, membisniskan dan mengkomersilkan Al-Qu'ran, ini dilaknat Allah," imbuh Kiai Marzuki.
Advertisement
4. Ketidaksesuaian Pembaca dengan Nilai Kandungan Al-Qur'an
Penyebab terakhir yang disampaikan Kiai Marzuki adalah ketidaksesuaian seorang pembaca Al-Qur'an dengan nilai kandungan Al-Qur'an. Apa yang dilakukan, ideologi, dan cara bertauhidnya bertentangan dengan pemahaman yang diajarkan Rasulullah SAW.
"Ada dalam Hadis Riwayat Ibnu Majah, bahwa barang siapa membaca Al-Qur'an dan dia tidak konsekuen mengatakan yang dihalalkan Al-Qur'an halal, yang diharamkan Al-Qur'an haram, itu seperti orang Yahudi yang mencampakkan Al-Qur’an dari belakang," jelasnya.
Pengingat bagi pembaca Al-Qur’an agar tidak termasuk golongan yang dilaknat ini disampaikan Kiai Marzuki saat Peringatan Nuzulul Qur'an dan Pelantikan Pimpinan Wilayah (PW) Jam'iyyatul Qurra' wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jatim yang dipusatkan di Aula KH Bisri Syansuri Gedung PWNU Jatim, Sabtu (16/4/2022).
Wallahu a’lam.