Berbohong Demi Menjaga Perasaan Orang Lain, Boleh atau Tidak?

Bohong merupakan perbuatan yang dilarang dalam islam. Namun, bagaimana jika kebohongan tersebut bertujuan untuk menjaga perasaan orang lain?

oleh Putry Damayanty diperbarui 16 Agu 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 20:30 WIB
Beritahu Anak Arti Kejujuran dan Kebohongan Sejak Dini
Ilustrasi. Foto: sciencenews

Liputan6.com, Jakarta - Bohong atau dusta merupakan perilaku yang tidak disukai oleh Allah SWT. Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Isra ayat 36:

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

Berbohong atau dusta adalah perbuatan yang diharamkan. Sebagaimana Islam sangat menjunjung tinggi kejujuran. 

Namun, bagaimana jika kebohongan itu bertujuan untuk menjaga perasaan orang lain agar tidak tersinggung atau sakit hati? Berikut penjelasannya mengutip dari laman cahayaislam.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Berbohong Demi Menjaga Perasaan Istri

Ilustrasi pasangan muslim, Islami, gombalan
Ilustrasi pasangan muslim, Islami, gombalan. (Photo created by wirestock on www.freepik.com)

Pada dasarnya, berbohong hukumnya haram dalam Islam. Tapi, ada beberapa kondisi di mana seseorang boleh berbohong untuk kebaikan.

Selain berbohong dalam peperangan dan untuk mendamaikan pertikaian, Islam juga memperbolehkan seorang laki-laki berbohong pada istrinya agar istrinya tersebut ridha.

Maksudnya, seorang suami boleh saja mengucapkan sesuatu yang tidak sebenarnya pada sang istri untuk menyenangkan hatinya. Misalnya, jika masakan istri kurang enak, seorang suami boleh mengatakan sebaliknya agar istrinya merasa senang.

Imam Nawawi menjelaskan, bahwa seseorang boleh berbohong jika bertujuan untuk kebaikan dan tidak ada cara lain untuk mencapai kebaikan tersebut kecuali dengan berbohong. Namun, jika ada cara lain yang lebih baik, kita tetap harus menghindari kebohongan.

Pura-pura Tidak Mendengar Aib Seseorang

Ilustrasi bohong
ilustrasi bohong

Salah satu cara menjaga perasaan orang lain adalah dengan menutupi aib sesama muslim. Pasalnya, Rasulullah bersabda:

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.”

Jika kita tidak sengaja mendengar keburukan seseorang, terlebih sesame muslim, berpura-pura tidak mendengarnya akan menjadi lebih baik. Tujuannya adalah untuk menjaga perasaan orang itu. Jika ia berbuat salah dan tak ada orang lain yang tahu, ia tak perlu malu ke orang lain sehingga tetap terjaga kehormatannya.

Terkadang, pura-pura tidak tahu akan suatu hal bisa jadi lebih baik dibanding mengetahuinya. Menjaga perasaan orang lain sangat penting sehingga kita harus dapat menjaga lisan sebisa mungkin agar tidak menyinggung atau menyakiti orang lain.

Contoh Lain Menjaga Perasaan Orang Lain

Ilustrasi kebohongan, bohong
Ilustrasi kebohongan, bohong. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Menjaga perasaan orang lain tergantung situasi dan kondisi. Misalnya, saat kita sedang bertiga, jangan sampai kita mengabaikan salah satunya, sebagaimana sabda Nabi:

إِذَا كُنْتُمْ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى رَجُلاَنِ دُونَ الآخَرِ، حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ، أَجْلَ أَنْ يُحْزِنَهُ

Artinya: “Jika kalian bertiga, janganlah 2 orang berbisik-bisik berduaan, sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusa. Karena hal ini dapat membuat orang yang ketiga itu bersedih.” 

Intinya, Islam mengajak umatnya supaya menjaga perasaan orang lain. Tentu saja, ajara ini menawarkan kebahagiaan baik dunia maupun akhirat. Betapa indahnya agama Islam. Tak hanya menjaga perasaan, Islam juga mengajarkan kita untuk menyenangkan hati orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya