Gempa Mengguncang Jogja, Ini Peringatan UAH saat Terjadi Bencana

Dalam kacamata Islam, ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat alias UAH menerangkan bahwa bencana alam seperti gempa bumi tidak hanya disebabkan oleh faktor alamiah, tapi juga ada keterlibatan Allah SWT.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 28 Agu 2024, 12:53 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 03:30 WIB
Potret lawas saat Gempa Jogja tahun 2006. (Sumber Foto oleh Anton Asmonodento via Instagram/wonderfuljogja)
Potret lawas saat Gempa Jogja tahun 2006. (Sumber Foto oleh Anton Asmonodento via Instagram/wonderfuljogja)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sering terjadi akhir-akhir ini. Lindu yang hangat dibicarakan adalah gempa magnitudo 5,8 yang mengguncang wilayah Yogyakarta pada Senin (26/8/2024) malam. 

Dalam kacamata Islam, ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat alias UAH menerangkan bahwa bencana alam seperti gempa bumi tidak hanya disebabkan oleh faktor alamiah, tapi juga ada keterlibatan Allah SWT. UAH lantas mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an.

وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ 

Artinya: "Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau (Nabi Muhammad) berada di antara mereka, dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan." (Q.S Al-Anfal: 33)

UAH menjelaskan, ayat tersebut mengingatkan kepada umat Nabi Muhammad SAW agar jangan lalai dalam menjalankan perintah-Nya. Meskipun masih ditemukan orang yang lalai mengingat Tuhannya. 

"Sehingga di antara sebagian mereka (yang lalai) memang sudah layak untuk diingatkan bahkan dihukum. Hanya karena ada orang-orang yang banyak istighfar, banyak bertaubat, banyak kembali kepada Allah, maka Allah menahan (bencana) itu untuk tidak menjadi malapetaka yang lebih besar," jelas UAH dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Selasa (27/8/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Bencana bagi Orang Beriman

Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi. Sumber foto: unsplash.com/Adli Wahid.

Menurut UAH, orang beriman saat tertimpa bencana imannya akan tergerak untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Mukmin akan mengoreksi diri karena kemungkinan ada perilaku yang harus dievaluasi saat terjadi bencana.

"Ada perilaku apa juga di sekitar kita, baik di tempat (musibah) itu, di sekitar kita saat ini, ayo perbaiki. Boleh jadi ada perilaku-perilaku yang tidak disenangi oleh Allah SWT," UAH mengingatkan.

UAH menyarankan agar muslim bertaubat dan kembali kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar dan beribadah kepada-Nya.

"Perbanyak istighfar yang mudah-mudahan dengan itu mengembalikan suasana hati kita lebih dekat dengan Allah SWT, dan dengan itu rahmat Allah kembali diturunkan kepada kita untuk meraih berkahnya," pesan UAH

Jangan Terlena

Ustadz Adi Hidayat (UAH). (YT Adi Hidayat Official)
Ustadz Adi Hidayat (UAH). (YT Adi Hidayat Official)

UAH mengingatkan kepada umat Islam agar jangan terlena mengejar dunia, mengumpulkan harta, namun lupa kepada Allah SWT, lalu Allah ingatkan dengan bencana. Sebab, harta yang dikumpulkan dengan seketika bisa hancur tidak bernilai.

"Yang paling bernilai itu istighfar Anda, takbir Anda. Jadi jangan sampai dipaksa dengan hadirnya gempa yang meruntuhkan, baru Anda istighfar. Astaghfirullah ya Allah, Allahu akbar, itu ke mana aja kalimat itu?” imbuhnya.

“Apa harus dikasih gempa dulu, dikasih banjir dulu, dikasih longsor dulu, dikasih musibah dulu (baru ingat). Mana istighfar itu, mana tawakal kita kepada Allah, mana taubat kita kepada Allah?” lanjut UAH.

Uah menjelaskan, skema taubat dalam Al-Qur'an tidak hanya dilakukan saat seorang hamba melakukan maksiat. Skema taubat adalah skema membersihkan diri supaya menjaga suasana hati itu dalam kebaikan. Artinya, taubat tidak selalu setelah maksiat. Tiap waktu pun sebaiknya bertaubat.

“Makanya Nabi SAW mengajarkan sebelum tidur itu taubat, beristighfar," pungkas UAH.

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya