Liputan6.com, Jakarta - Pembahasan soal kiamat selalu menarik. Kali ini adalah tentang orang-orang yang menyesal di hari kiamat.
Ternyata duduk pun bisa menjadikan seseorang menyesal di hari kiamat, menurut Habib Novel Alaydrus.
Advertisement
Baca Juga
Artikel mengenai hal ini menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputa6.com, Kamis (29/8/2024).
Artikel kedua yang juga populer yaitu mengenai waktu yang tepat untuk membaca istighfar, menurut Gus Baha.
Selanjutnya, artikel ketiga yaitu analogi tawasul kepada Nabi Muhammad SAW ketika berdoa.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Duduk Seperti Ini Bisa Menjadi Penyesalan di Hari Kiamat, Kata Habib Novel
Manusia hanya memiliki satu kesempatan hidup di dunia. Apa yang ia perbuat di dunia akan menjadi pertimbangan nasibnya di alam akhirat. Oleh karenanya, beramal semaksimal mungkin untuk bekal kelak.
Setelah meninggal, manusia akan dibangkitkan setelah huru-hara kiamat. Kemudian dikumpulkan di Padang Mahsyar dan menjalani beberapa fase seperti perhitungan amal, penimbangan amal, hingga hari pembalasan.
Pada hari kiamat nanti akan ada golongan manusia yang menyesal. Bahkan, mereka yang bakal menyesal telah digambarkan dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah orang yang tidak mengikuti sunnah dan ajaran nabi.
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا
Artinya: “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” (QS. Al-Furqan: 27).
Selain itu, ada manusia yang menyesal karena duduknya selama di dunia. Ulama Surakarta Habib Novel Alaydrus mengungkap penyebab duduknya menjadi penyesalan di hari kiamat.
Advertisement
2. Waktu yang Paling Tepat Baca Istighfar Menurut Gus Baha, Mengutip Imam Abu Hasan As-Syadzili
Istighfar merupakan salah satu kalimat thayibah yang maknaya merupakan permohonan ampun seorang hamba atas kesalahan-kesalahannya kepada Allah SWT.
Sebagai informasi, ada beberapa keutamaan mengucapkan istighfar selain mendapat ampunan Allah SWT ternyata juga sebagai pembuka pintu rezeki.
Perihal istighfar, ulama karismatik asal Rembang yang merupakan santri kebanggaan Mbah Moen ini yakni KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menerangkan perihal waktu yang tepat untuk melafalkannya.
Pengasuh Ponpes LP3IA ini pun mendasari pendapatnya ini berdasarkan pendapat salah seorang ulama Sufi terkemuka yang memiliki gelar setingkat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yakni Syaikh Abu Hasan As-Syadzili.
Dalam pandangan mazhab Syadzili mengucapkan istighfar tidak sebagaimana pada umumnya dilafalkan diawal sebelum membaca yang lainnya.
Lantas bagaimana pandangan Imam Abu Hasan As-Syadzili perihal mengucapkan istighfar ini? Simak ulasannya berikut ini.
3. Analogi Gus Baha soal Tawasul Kepada Nabi Muhammad SAW
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, memberikan penjelasan mendalam mengenai konsep tawasul .
Dalam video tersebut, Gus Baha menjelaskan bagaimana tawasul kepada Nabi Muhammad SAW dapat dipahami dengan analogi yang sederhana namun penuh makna.
Gus Baha memulai penjelasannya dengan membandingkan tawasul dengan kebutuhan tubuh akan gizi. "Kamu ingin tubuh kamu sehat, butuh asupan gizi. Kemudian kamu makan kangkung, apa kamu cinta kangkung?" tanyanya.
Melalui analogi ini, Gus Baha ingin menekankan bahwa tujuan utama bukanlah cinta terhadap kangkung itu sendiri, tetapi cinta terhadap kesehatan tubuh.
Ia melanjutkan dengan menegaskan bahwa cinta yang sejati adalah cinta terhadap tujuan akhir, yaitu kesehatan itu sendiri. "Cinta kesehatan kamu sendiri," ujarnya, dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube @GPDCorpSanggau, dikutip Rabu (28/08).
Dengan kata lain, saat kita mencari kesehatan, kita tidak hanya mencintai makanan yang mendukungnya, tetapi mencintai hasil akhir dari proses tersebut.
Advertisement