Liputan6.com, Jakarta - Ulama asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha memiliki pengalaman unik terkait dengan alam gaib, yakni sholat dimakmumi jin. Tak hanya sekali, makmum jin itu berkali-kali berada di shaf sholat di belakangnya.
Meski tampak sebagai jin yang taat, Gus Baha mengingatkan agar muslim, sealim apapun, tidak usah memiliki khodam jin. Sebab, dibandingkan dengan manfaatnya, bahayanya justru lebih besar.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Ulasan Gus Baha mengenai bahaya memiliki khodam jin ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (12/11/2024).
Artikel kedua yang juga populer yaitu apa yang mesti dilakukan saat seseorang merasa buang angin alias kentut di tengah sholat, penjelasan Buya Yahya.
Sementara, artikel ketiga yaitu sholat Isya baiknya di awal waktu atau di akhir sekalian sholat tahajud, yang juga dijelaskan oleh Buya Yahya.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Wanti-Wanti Gus Baha usai Berulangkali Sholat Dimakmumi Jin, Ini Pesannya
Ulama kondang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan Gus Baha menceritakan pengalamannya memimpin sholat yang diikuti oleh makmum dari kalangan jin.
Gus Baha membuka kisahnya dengan menjelaskan bahwa dia pernah beberapa kali menjadi imam sholat yang diikuti oleh jin. Pengalaman ini membuatnya lebih memahami betapa rumitnya berinteraksi dengan makhluk gaib tersebut.
“Saya pernah beberapa kali jadi imam untuk jin. Itu pengalaman yang cukup aneh dan membingungkan,” ujarnya, dikutip dari tayangan di kanal YouTube @Pengaosangusbaha.
Menurut Gus Baha, meskipun tidak semua orang percaya akan fenomena seperti ini, ia menekankan bahwa menjadi imam bagi makhluk gaib seperti jin adalah hal yang tidak mudah.
“Jadi, memimpin jin itu repot. Kiai-kiai sering pesan, jangan terlalu menginginkan punya khodam jin,” kata Gus Baha.
Penting bagi seorang kiai, menurut Gus Baha, untuk tidak mencari bantuan atau khodam dari jin, karena hal tersebut bisa membawa masalah. “Para kiai sering berpesan bahwa kalau punya khodam jin itu sebaiknya jangan, karena jin itu sering nakal dan lebih mementingkan dirinya sendiri,” tambahnya.
Gus Baha menceritakan bahwa pesan ini juga disampaikan oleh ayahnya. “Bapak saya juga mengingatkan saya untuk tidak perlu memiliki khodam jin. Memang, dalam agama kita, mencari bantuan dari makhluk gaib, apalagi jin, adalah hal yang sangat tidak dianjurkan,” ungkapnya.
Advertisement
2. Merasa Buang Angin saat Sholat, Lanjut Sholat atau Wudhu Lagi? Buya Yahya Menjawab
Salah satu perkara yang membatalkan wudhu adalah keluar angin dari dubur atau yang lebih dikenal dengan istilah kentut. Sementara, wudhu atau suci dari hadas kecil merupakan bagian dari syarat sahnya sholat.
Jika seseorang buang angin ketika sholat, maka jelas batal sholatnya, batal juga wudhunya. Artinya, jika ingin mengulangi sholatnya maka harus diulangi dari wudhunya.
Terkait bersuci dari hadas untuk melaksanakan, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 6.
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki.
Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.” [Q.S. Al-Maidah: 6].
Dengan demikian, sebisa mungkin saat sholat tidak kentut. Namun, bagaimana jika ketika sholat merasakan seperti buang angin tetapi kita tidak yakin itu adalah kentut? Lanjut melaksanakan sholat atau wudhu lagi dan mengulangi sholatnya?
Pertanyaan tersebut pernah muncul di majelis Al Bahjah yang dijawab dengan gamblang oleh KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Simak penjelasannya.
3. Sholat Isya Awal Waktu atau di Akhir Sekalian Tahajud, Bagus Mana? Ini Kata Buya Yahya
Sholat fardhu utamanya dilaksanakan di awal waktu. Begitu adzan berkumandang, segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat berjamaah.
Anjuran sholat fardhu di awal waktu didasarkan pada sabda Rasulullah SAW dalam salah satu hadis. "Dari Ummu Farwah, ia berkata, 'Rasulullah SAW pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhal? Beliau pun menjawab, "'Sholat di awal waktunya'." [H.R. Abu Dawud].
Selain melaksanakan sholat fardhu, muslim juga dianjurkan untuk melaksanakan sholat Tahajud. Allah SWT berfirman,
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah sholat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." [Q.S. Al-Isra: 79]
Demi menghasilkan keutamaan Tahajud, bolehkah seorang muslim mengakhirkan waktu untuk melaksanakan sholat Isya setelah tidur malam? Simak berikut penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya.
Advertisement