Liputan6.com, Jakarta - Kadang kita mendapati anak-anak berperilaku nakal, dan ini bisa menjadi tantangan bagi orang tua. Namun, penting untuk diingat bahwa perilaku seperti ini sering kali merupakan bagian dari proses tumbuh kembang mereka. Anak-anak sedang belajar memahami dunia, menguji batas, dan mengekspresikan emosi mereka.
Dalam sebuah ceramah, Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya menyampaikan pandangan penting mengenai cara menghadapi anak yang berperilaku kurang baik. Ia menekankan pentingnya menjaga lisan dan hati saat menegur anak.
Hal ini disampaikan untuk menghindari kebiasaan buruk orang tua yang sering mengutuk atau melabeli anak dengan kata-kata negatif.
Advertisement
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya memberikan contoh nyata tentang cara menghadapi anak dengan bijak. Menurutnya, doa dan kata-kata baik adalah kunci utama dalam mendidik anak yang berperilaku kurang baik.
"Kalaupun kita menemukan perilaku anak tidak baik, jangan biasa dendam, apalagi mengutuk," ujar Buya Yahya. Ia menegaskan bahwa mengucapkan kalimat negatif seperti "dasar kau ahli neraka" atau "dasar kau bejat" adalah tindakan yang tidak dibenarkan. Sebaliknya, orang tua dianjurkan untuk tetap mendoakan anak dengan doa kebaikan.
Buya Yahya mencontohkan doa yang bisa diucapkan saat marah, seperti "Allah yahdiku" atau "semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu." Kalimat ini tidak hanya menghindarkan orang tua dari dosa ucapan, tetapi juga memberikan efek positif kepada anak yang didoakan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kelola Emosi dengan Baik
Menurut Buya Yahya, emosi harus dikelola dengan baik. Orang tua yang tidak mampu mengendalikan emosinya cenderung mengucapkan hal-hal buruk yang justru dapat berdampak negatif pada perkembangan mental anak. Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga lisan dan hati dalam mendidik anak.
Dengan pendekatan ini, orang tua tidak hanya membantu anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga menciptakan lingkungan yang penuh kasih dan pengertian. Dalam jangka panjang, hal ini akan menciptakan generasi yang lebih baik, baik dari segi akhlak maupun mental.
Ceramah Buya Yahya ini telah menyentuh banyak hati, terutama para orang tua yang sedang berjuang mendidik anak-anaknya di tengah tantangan zaman. Tulisan ini bisa menjadi rujukan berharga bagi mereka yang ingin belajar lebih dalam tentang cara mendidik anak dengan hati yang lapang.
Pesan Buya Yahya juga relevan dalam konteks kehidupan modern yang penuh tekanan. Dengan menanamkan doa dan kasih sayang dalam mendidik anak, orang tua dapat menciptakan fondasi yang kuat bagi masa depan generasi penerus.
Buya Yahya mengingatkan bahwa anak adalah cerminan dari doa dan usaha orang tua. Dengan menjaga ucapan dan mendoakan kebaikan, orang tua telah melakukan langkah terbaik untuk menciptakan generasi yang berkualitas dan berakhlak mulia.
Selain itu, Buya Yahya juga mengingatkan pentingnya sabar dalam mendidik anak. Ia menekankan bahwa kesabaran adalah bagian dari kasih sayang, yang mampu membimbing anak menuju kebaikan secara perlahan namun pasti.
Advertisement
Berikan Teladan yang Baik
"Jangan pernah berhenti berdoa untuk kebaikan anak, meskipun perjalanannya panjang. Doa orang tua adalah kekuatan yang tidak terkalahkan," ujar Buya Yahya. Dengan doa yang tulus, anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang penuh berkah.
Ia juga menyoroti pentingnya memberikan teladan yang baik. Anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tua. Oleh karena itu, menjaga sikap dan perbuatan di depan anak adalah bagian dari tanggung jawab mendidik mereka.
Dalam konteks pendidikan, Buya Yahya menekankan bahwa akhlak lebih penting daripada sekadar kecerdasan intelektual. "Anak yang berakhlak baik akan membawa kebahagiaan, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat," tambahnya.
Buya Yahya mengajak para orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan spiritual anak. Menurutnya, pendidikan agama adalah fondasi utama dalam membentuk karakter anak yang mulia. Dengan pemahaman agama yang baik, anak-anak akan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijaksana.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya dialog antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik akan membantu membangun hubungan yang harmonis, sekaligus memudahkan proses pendidikan. Anak-anak yang merasa didengar akan lebih mudah menerima nasihat dan arahan.
Pada akhirnya, Buya Yahya mengingatkan bahwa mendidik anak adalah amanah besar yang membutuhkan cinta, kesabaran, dan doa. Dengan pendekatan yang penuh kasih, orang tua dapat membantu anak-anaknya tumbuh menjadi generasi yang berkualitas, baik secara akhlak maupun intelektual.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul