Liputan6.com, Jakarta - KH Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur, merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Sebagai presiden Indonesia ke 4, ia dikenal tidak hanya karena pemikiran-pemikiran progresifnya, tetapi juga karena sifat-sifatnya yang unik, baik yang menyenangkan maupun yang terkadang menjengkelkan bagi orang-orang terdekatnya.
Namun, di balik segala kebijaksanaan dan kepemimpinan yang dimilikinya, kehidupan pribadi Gus Dur juga dipenuhi dengan cerita-cerita menarik, seperti yang dibagikan oleh istri tercintanya, Nyai Sinta Nuriyah, dalam sebuah wawancara yang dikutip dari kanal YouTube @kanalunik.
Advertisement
Dalam wawancara tersebut, Nyai Sinta Nuriyah diminta untuk mengungkapkan sifat-sifat Gus Dur yang paling menyenangkan baginya. Dengan senyum, ia menjawab, "Ya ngurusnya sih gampang, makan juga apa adanya, apa saja dimakan."
Advertisement
Jawaban sederhana ini membuat semua yang hadir dalam talkshow tersebut tertawa. Sifat Gus Dur yang tidak memilih-milih makanan dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari ternyata menjadi salah satu hal yang membuat istri Gus Dur merasa nyaman.
Selain itu, Nyai Sinta juga mengenang kenangan manis lainnya terkait sifat Gus Dur. "Tambah lagi, ya yang paling menyenangkan saya dulu pada setiap kali saya melahirkan anak, setiap malam kan biasanya anak bangun. Nah, itu setiap kali anak saya bangun, anak nangis, maka Mas Dur yang pertama kali bangun, kemudian mengganti popoknya yang kena kencing, kemudian mengangkatnya dan menyerahkan kepada saya. Saya tinggal memberikan ASI setelah anak saya tidur, kemudian diambil lagi ditaruh di boks bayi lagi," kenang Nyai Sinta dengan hangat.
Perhatian dan kasih sayang Gus Dur terhadap anak-anaknya, bahkan di tengah kesibukannya sebagai sosok tokoh berpengaruh, sangat mengesankan bagi Nyai Sinta Nuriyah.
Namun, meskipun Gus Dur dikenal sebagai sosok yang penuh perhatian dan pengertian, tidak semua sifatnya bisa dianggap menyenangkan. Ketika host talkshow tersebut bertanya apa sifat Gus Dur yang paling menjengkelkan, Nyai Sinta dengan lugas menjawab, "Yang menjengkelkan ya kalau urusan kesehatan, susah sekali diaturnya."
Jawaban ini mengundang tawa, namun juga mengungkapkan sisi lain dari Gus Dur yang lebih sulit diatur, terutama terkait dengan kesehatannya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ternyata Gus Dur Sulit Diatur Jika Menyangkut Kesehatannya
Nyai Sinta kemudian menjelaskan lebih lanjut, "Sampai sekarang?" tanya host tersebut. "Iya, sampai sekarang," jawab Sinta dengan nada yang mengandung sedikit keheranan dan kekhawatiran. Rupanya, meskipun Gus Dur dikenal cerdas dan berwawasan luas, ia tidak terlalu memedulikan masalah kesehatannya, yang sering kali menjadi masalah bagi Nyai Sinta sebagai pasangan hidupnya.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang lahir pada 7 September 1940 di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dikenal sebagai politikus yang sangat berpengaruh di Indonesia. Selain menjabat sebagai presiden, ia juga merupakan pemimpin Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia, serta pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kepemimpinan Gus Dur dikenal dengan pendekatan yang sangat humanis dan inklusif, yang tidak hanya memperhatikan kepentingan umat Islam, tetapi juga memperjuangkan hak-hak minoritas dan kebebasan beragama di Indonesia.
Sebagai presiden, Gus Dur sering kali mengedepankan kebijakan yang tidak konvensional. Misalnya, ketika beliau mengangkat sejumlah menteri yang berasal dari latar belakang berbeda, termasuk beberapa yang berasal dari kalangan non-Muslim. Gus Dur percaya bahwa keragaman Indonesia harus dihargai dan diperkuat melalui kebijakan yang inklusif dan berpihak pada keadilan bagi semua pihak.
Namun, di balik segala kebijakan besar yang diambilnya, kehidupan pribadi Gus Dur juga penuh dengan cerita-cerita yang menyentuh hati. Sifatnya yang sederhana, humoris, namun kadang sulit diatur dalam urusan kesehatan, menjadikannya sosok yang dekat dengan keluarga dan orang-orang terdekatnya. Meskipun masa jabatannya sebagai presiden Indonesia hanya berlangsung hingga tahun 2001, pengaruh Gus Dur tetap terasa hingga saat ini.
Nyai Sinta Nuriyah, sebagai istri dari Gus Dur, memiliki pandangan yang sangat mendalam tentang sosok suaminya. Dalam kehidupan sehari-hari, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang tidak terlalu memperlihatkan kemewahan atau hidup mewah. Ia lebih memilih hidup sederhana, yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh ajaran agama dan budaya Indonesia. Sifatnya yang tidak terlalu memikirkan hal-hal besar seperti makan atau tempat tinggal menjadi cerminan dari kepribadian Gus Dur yang rendah hati.
Gus Dur juga dikenal sebagai sosok yang sangat memperhatikan anak-anaknya. Meskipun kesibukannya sebagai pemimpin negara sangat padat, ia tidak pernah melewatkan kesempatan untuk membantu mengurus anak-anaknya, seperti yang diceritakan oleh Nyai Sinta. Sifat peduli dan penuh perhatian ini menunjukkan bahwa meskipun Gus Dur seorang pemimpin besar, ia tetap memprioritaskan keluarga sebagai bagian terpenting dalam hidupnya.
Advertisement
Sisi Lain di balik Nama Besar Gus Dur
Namun, sifat Gus Dur yang kadang sulit diatur, terutama dalam hal kesehatan, menjadi tantangan tersendiri bagi keluarganya. Gus Dur memang dikenal tidak terlalu memikirkan kesehatan dirinya, meskipun Nyai Sinta berulang kali mengingatkannya untuk menjaga kesehatannya. Keengganannya untuk mengikuti aturan kesehatan sering kali membuat Nyai Sinta merasa khawatir dan frustrasi, namun ia tetap mendukung suaminya dengan penuh kasih sayang.
Kisah kehidupan Gus Dur dan Nyai Sinta menjadi bukti nyata bahwa meskipun seorang pemimpin besar, sisi manusiawi tetap ada dalam diri setiap individu. Gus Dur yang dikenal sebagai tokoh berpengaruh di Indonesia, ternyata memiliki sisi-sisi pribadi yang penuh kasih sayang, perhatian, dan juga keunikan tersendiri. Tidak ada yang sempurna, termasuk dalam kehidupan pribadi seorang tokoh besar seperti Gus Dur.
Kepribadian Gus Dur yang menyenangkan, meskipun terkadang menjengkelkan, menjadi bagian dari daya tariknya sebagai pemimpin. Ia tidak hanya dihormati karena kebijakan-kebijakannya, tetapi juga karena kepribadiannya yang sederhana dan penuh perhatian kepada orang-orang di sekitarnya. Sebagai presiden Indonesia, Gus Dur mengajarkan banyak hal kepada masyarakat, termasuk tentang pentingnya kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.
Abdurrahman Wahid meninggal dunia pada 30 Desember 2009 di Jakarta. Meskipun telah tiada, warisan Gus Dur tetap hidup dalam pemikiran-pemikiran dan kebijakan-kebijakan yang telah ia buat selama menjabat. Karyanya dalam memajukan demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia tetap dikenang oleh banyak orang.
Gus Dur tidak hanya dikenang sebagai presiden yang berani mengambil keputusan besar, tetapi juga sebagai sosok yang sangat menghargai perbedaan dan pluralitas di Indonesia. Kebijakannya dalam menghormati keberagaman agama dan budaya di Indonesia menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam perjalanan sejarah negara ini.
Gus Dur juga dikenal dengan gaya humor khasnya yang sering kali mengundang tawa, namun di balik itu semua terdapat pesan-pesan penting tentang toleransi, kesederhanaan, dan kemanusiaan. Kisah hidupnya, termasuk cerita tentang sifat-sifatnya yang menyenangkan dan menjengkelkan, memberikan banyak pelajaran bagi kita semua tentang bagaimana menjalani hidup dengan bijaksana, penuh kasih sayang, dan tidak terlalu serius menghadapi segala tantangan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul