Jika Semasa Hidupnya Ahli Maksiat dan Jarang Sholat, Wajibkah Jenazahnya Disholati? Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya menerangkan, dalam aqidah ahlussunnah wal jamaah bermazhab Imam Syafi'i berpendapat bahwa orang yang meninggalkan sholat tidak dianggap kafir selagi masih meyakini sholat itu wajib.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 27 Des 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 27 Des 2024, 09:30 WIB
Pengasuh LPD Al Bhajah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)
Pengasuh LPD Al Bhajah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kewajiban muslim terhadap muslim yang meninggal dunia ialah menyolatkan. Jenazah disholatkan setelah dimandikan lalu dikafani, sebelum akhirnya dikuburkan.

Sebagian masyarakat awam memiliki pemahaman bahwa orang Islam yang tidak pernah sholat ketika meninggal dunia maka tidak wajib disholati. Benarkah?

Terlepas dari perbuatan semasa hidupnya, meskipun fasik jika meninggal dalam keadaan Islam, maka jenazah tetap wajib diurus oleh muslim yang masih hidup. Artinya, jenazahnya tetap wajib disholati. Hal ini disampaikan Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

Buya Yahya menerangkan, dalam aqidah ahlussunnah wal jamaah bermazhab Imam Syafi'i berpendapat bahwa orang yang meninggalkan sholat tidak dianggap kafir selagi masih meyakini sholat itu wajib.

"Selagi sepanjang hidupnya tidak ngomong sholat gak wajib, selagi gak ngomong begitu berarti dia masih mukmin," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Kamis (26/12/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Dosa Besar Meninggalkan Sholat

KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (Foto: YouTube Al Bahjah TV)

Kendati masih tergolong seorang mukmin, kata Buya Yahya, ia tetap melakukan dosa besar karena telah meninggalkan kewajiban sholat.

"Tentu dosanya gede. Kalau mati, dia masih sebagai seorang muslim. Kalau seorang muslim meninggal dunia, maka kita punya kewajiban empat fardhu kifayah, memandikan, mengafani, menyolati," tutur Buya Yahya.

Buya Yahya mengimbau kepada umat Islam agar jangan pilih kasih ketika mengurusi jenazah, meskipun tidak pernah sholat dan ahli maksiat.

"Biarpun dia nggak sholat, pemabuk, pejudi, nggak puasa, tapi mukmin, Anda nyolati dapat pahala, Anda antarkan jenazahnya sampai kubur dapat dua gunung pahala kok," ujar Buya Yahya.

Penjelasan Ulama dalam Kitab

Ilustrasi Ceramah, Kultum, Khutbah Islam
Ilustrasi Ceramah, Kultum, Khutbah Islam. Photo By Unsplash

Kewajiban mengurusi jenazah muslim fasik ini dijelaskan juga oleh Sayyid Abdurrahman Ba’lawi dalam Bughyah al-Mustarsyidin, beliau mengatakan,

يجب تجهيز كل مسلم محكوم بإسلامه، وإن فحشت ذنوبه، وكان تاركا للصلاة وغيرها من غير جهود، ويأثم كل من علم به أو قصر في ذلك، لأن لا إله الا الله وقاية له من الخلود في النار، هذا من حيث الظاهر، وأما باطنا فمحل ذلك حيث حسنت الخاتمة بالموت على اليقين والثبات على الدين فألاعمال عنوان.

Artinya: "Wajib mengurusi jenazah setiap muslim, meskipun banyak dosa, seperti meninggalkan sholat dan lain-lain selama tidak mengingkari kewajibannya. Dianggap berdosa setiap orang yang mengetahui dan mereka tidak mengurusinya, karena dari sisi lahiriah, kalimat tauhid menjaga manusia dari azab kekal di neraka, sementara dari aspek batin, husnul khatimah didasarkan pada keyakinan, keteguhan beragama, dan amalan sebagai tandanya.”

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya