Liputan6.com, Jakarta - Mengetahui batas waktu sholat Tahajud penting bagi seorang muslim. Hal ini akan menjadi ilmu agar ketika mengamalkannya sesuai dengan waktunya, alias tidak mengawali atau melewati batas waktu pelaksanaan sholat Tahajud.
Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya pernah membahas batas waktu sholat Tahajud di kajian Al Bahjah. Simak penjelasannya agar tidak keliru dalam memahami waktu sholat Tahajud.
Advertisement
Buya Yahya mengatakan bahwa waktu sholat Tahajud dimulai setelah Isya. Batasnya adalah waktu Subuh tiba.
Advertisement
Baca Juga
“Waktu Tahajud terbentang sampai waktu Subuh tiba. Selagi Subuh belum tiba, ibu bisa Tahajud,” kata Buya Yahya kepada jemaah yang menanyakan soal batas waktu Tahajud, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Ahad (19/1/2025).
“Jam 4 belum Subuh. Di sini (Cirebon) jam 4.30 Subuh-nya. Anda bisa langsung ambil wudhu dan melakukan sholat Tahajud sebanyak banyaknya, asalkan sholat itu Anda dahului dengan tidur ya,” lanjut Buya Yahya.
Jika sudah terdengar adzan Subuh, maka waktu sholat Tahajud sudah habis. Muslim dapat menggantinya dengan melaksanakan sholat Qobliyah Subuh.
“Kalau sudah adzan subuh gak ada Tahajud lagi, sholat qobliyah Subuh lalu sholat Subuh,” ujar Buya Yahya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tata Cara dan Niat Sholat Tahajud
Tata cara sholat Tahajud tidak berbeda jauh dengan sholat-sholat sunah lainnya, yaitu dua rakaat salam, diawali dengan niat, dan diakhiri dengan salam. Untuk memudahkan, simak tata cara sholat Tahajud berikut ini yang dikutip dari NU Online.
1. Mengucapkan niat sholat Tahajud
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”
2. Niat dalam hati bersamaan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sampai salam setelah dua rakaat.
3. Setelah salam atau selesai seluruh sholat kemudian membaca doa sholat Tahajud.
Advertisement
Doa Sholat Tahajud
Berikut doa setelah sholat Tahajud yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim.
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”
Wallahu a’lam.