Apakah Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu? Simak Penjelasannya Agar Tak Keliru

Mitos atau fakta? Simak penjelasan lengkap seputar hukum tidur sebelum sholat tahajud, beserta dalil dan pendapat ulama, untuk menjawab pertanyaan apakah sholat tahajud harus tidur dulu.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 06 Mar 2025, 21:40 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 21:40 WIB
tata cara sholat tahajud 2 rakaat
tata cara sholat tahajud 2 rakaat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sholat tahajud merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam, bahkan disebut sebagai sholat sunnah yang paling utama setelah sholat fardhu. Bagi umat Muslim yang ingin meningkatkan kualitas ibadah malamnya, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah sholat tahajud harus tidur dulu sebelum melaksanakannya. Perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini sering membuat sebagian Muslim bingung tentang tata cara yang benar dalam melaksanakan sholat tahajud.

Memahami apakah sholat tahajud harus tidur dulu menjadi penting karena berkaitan dengan esensi dan makna dari tahajud itu sendiri. Kata "tahajud" dalam bahasa Arab memiliki akar kata yang berkaitan dengan tidur, sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa sholat ini memang harus didahului dengan tidur terlebih dahulu. Namun, sebagian ulama lain memiliki pandangan berbeda mengenai hal ini, yang menjadikan apakah sholat tahajud harus tidur dulu sebagai pembahasan yang menarik untuk dikaji lebih mendalam.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas tentang apakah sholat tahajud harus tidur dulu atau tidak, lengkap dengan dalil-dalil dari Al-Quran dan Hadits serta pendapat para ulama. Selain itu, kita juga akan membahas tata cara pelaksanaan sholat tahajud yang benar dan doa-doa yang disunnahkan untuk dibaca setelah sholat tahajud. Dengan memahami hal ini, diharapkan kita dapat melaksanakan sholat tahajud dengan lebih khusyuk dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Mari simak informasi lengkapnya, dalam rangkuman yang telah Liputan6.com susun berikut ini, pada Kamis (6/3/2025).

Promosi 1

Apa Itu Sholat Tahajud?

tata cara sholat tahajud agar keinginan terkabul
tata cara sholat tahajud agar keinginan terkabul ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Sholat tahajud adalah salah satu sholat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari setelah sholat Isya hingga sebelum waktu Subuh. Keistimewaan sholat tahajud telah diabadikan dalam Al-Quran, tepatnya pada surat Al-Isra' ayat 79:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا

Wa minal laili fatahajjad bihī nāfilatal laka 'asā ay yab'aṡaka rabbuka maqāmam maḥmūdā

Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah sholat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW juga menegaskan keutamaan sholat tahajud sebagai sholat sunnah yang paling utama setelah sholat fardhu:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Afḍalush-shiyāmi ba'da Ramaḍāna syahrul-Lāhil-Muḥarram wa afḍalush-shalāti ba'dal-farīḍati shalātul-lail

Artinya: "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa pada) bulan Allah yang mulia (Muharram) dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam."

Sholat tahajud memiliki keistimewaan tersendiri karena dilaksanakan pada waktu yang sunyi di malam hari, di mana kebanyakan manusia sedang terlelap dalam tidurnya. Pada waktu tersebut, seorang hamba dapat bermunajat dengan lebih khusyuk kepada Allah SWT tanpa gangguan dan hiruk pikuk kesibukan dunia.

 

Perbedaan Pendapat Ulama: Apakah Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu?

Para ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai apakah sholat tahajud harus didahului dengan tidur terlebih dahulu. Perbedaan pendapat ini bersumber dari penafsiran yang berbeda terhadap makna kata "tahajud" itu sendiri.

Pendapat Pertama: Harus Tidur Dahulu

Ar-Rafi'i, seorang ulama dari Mazhab Syafi'i, menerangkan bahwa tahajud adalah sebutan untuk sholat yang dikerjakan usai tidur. Sedangkan sholat yang dikerjakan sebelum tidur, memiliki nama yang berbeda.

التَّهَجُّدُ يَقَعُ عَلَى الصَّلَاةِ بَعْدَ النَّوْمِ ، وَأَمَّا الصَّلَاةُ قَبْلَ النَّوْمِ ، فَلَا تُسَمَّى تَهَجُّدًا

At-tahajjudu yaqa'u 'alash-shalāti ba'dan-naumi, wa ammash-shalātu qablan-naumi, falā tusammā tahajjudan

Artinya: "Tahajud istilah untuk sholat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan sholat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud."

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Syaikh Sulaiman ibn Muhammad ibn Umar al-Bujairomi dalam kitabnya "Hasyiyatul Bujairomi ala Syarhil Minhaj":

وتهجد- أي: تنفل بليل بعد نوم قوله: بعد نوم- ولو يسيرا، ولو كان النوم قبل فعل العشاء، لكن لا بد أن يكون التهجد بعد فعل العشاء، حتى يسمى بذلك وهذا هو المعتمد

Artinya: "Dan sunnah melaksanakan sholat tahajud, yaitu sholat sunnah setelah tidur. Penjelasan dari frasa (setelah tidur): walaupun tidur sebentar dan tidurnya dilakukan sebelum sholat isya, tapi sholat tahajud tetap dilakukan setelah sholat isya. Oleh sebab itulah sholat ini disebut sholat tahajud (tahajud: tidur di waktu malam) dan inilah pendapat yang mu'tamad atau kuat."

Imam ath-Thabari juga berpendapat bahwa arti tahajud dalam bahasa Arab adalah berjaga setelah tidur dahulu. Hal ini dikarenakan asal kata dari tahajud adalah kata kerja "hajjada" yang berarti bangun tidur.

Menurut pendapat pertama ini, sholat tahajud berbeda dengan qiyamul lail karena tahajud didahului dengan tidur terlebih dahulu. Sedangkan sholat yang dilakukan di malam hari tanpa tidur terlebih dahulu disebut dengan qiyamul lail.

Pendapat Kedua: Boleh Tanpa Tidur Dahulu

Pendapat kedua menjelaskan bahwa sholat tahajud dapat dilakukan tanpa tidur terlebih dahulu. Prof. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya "Kosakata Keagamaan" menjabarkan definisi tahajud sebagai berikut:

"Huruf ta pada awal kata tahajud mengandung makna meninggalkan, sehingga tahajud berarti meninggalkan tidur, bukan berarti bangun sesudah tidur."

Hal senada juga ditemukan dalam buku "The Power of Tahajud" karya Ahmad Sudirman Abbas. Dalam buku tersebut diceritakan bahwa Abu Bakar ra. mengerjakan sholat tahajud sebelum tidur, sementara Umar bin Khattab ra. mengamalkannya pada tengah malam.

Menanggapi kebiasaan kedua sahabatnya tersebut, Rasulullah SAW berkomentar: "Adapun Abu Bakar Siddiq, dia adalah orang yang berhati-hati, sedangkan Umar bin Khattab adalah merupakan tipe orang yang kuat."

Komentar Rasulullah SAW tersebut dapat dijadikan hujjah bahwa sholat tahajud dapat dikerjakan baik sebelum maupun sesudah tidur, tergantung pada kemampuan dan kondisi masing-masing individu.

Tata Cara Sholat Tahajud

Sholat tahajud dapat dilakukan dengan jumlah rakaat yang bervariasi. Berdasarkan penjelasan dalam buku "Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi" karya Abu Utsman Kharisman, sholat tahajud dapat dilakukan dengan jumlah rakaat 11, 13, ataupun 21 rakaat.

Untuk 11 rakaat dapat dibagi menjadi 10 rakaat sholat tahajud dan 1 rakaat witir. Sedangkan untuk 13 rakaat, dapat dibagi menjadi 10 rakaat tahajud dan 3 rakaat witir, atau 8 rakaat tahajud dan 5 rakaat witir. Pada hakikatnya, tidak ada batasan jumlah rakaat yang ketat, bahkan sholat tahajud tetap dapat diamalkan biarpun hanya dengan 2 rakaat.

Secara ringkas, tata cara pelaksanaan sholat tahajud adalah sebagai berikut:

  1. Niat
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca doa iftitah
  4. Membaca surat Al-Fatihah
  5. Membaca salah satu surat atau ayat dari Al-Quran
  6. Rukuk
  7. I'tidal
  8. Sujud
  9. Duduk di antara dua sujud
  10. Sujud kedua
  11. Melanjutkan rakaat kedua
  12. Membaca tasyahud akhir dan salam
  13. Lakukan secara berulang sesuai jumlah rakaat yang diinginkan
  14. Membaca doa setelah sholat tahajud
  15. Melaksanakan sholat witir sebagai penutup

Doa Setelah Sholat Tahajud

Setelah melaksanakan sholat tahajud, disunnahkan untuk membaca doa. Berikut adalah doa yang biasa dibaca Rasulullah SAW setelah sholat tahajud:

اللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ ، وَلَكَ الْحَمْدُ ، لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ ، وَلَكَ الْحَمْدُ ، أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فيهنَّ ، وَلَكَ الْحَمْدُ ، أَنْتَ مَلكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ، وَلَكَ الْحَمْدُ ، أَنْتَ الْحَقُّ ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ . اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمنتُ ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ ، وَإِلَيْكَ أَتَيْتُ ، وَبِكَ خَاصَمْتُ ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ ، فَاغْفِرْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَرْتُ ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.

Allaahumma lakalhamdu anta qayyimus samawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta malikus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu, antal haqqu, wawa'dukal haqqu, waliqaa uka haqqun, waqauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wannabbiyuuna haqqun, wa muhammadun sallaahu 'alaihi wa sallama haqqun, wassa'atu haqqun. Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa'alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wabika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wamaa akhrartu, wamaa asrartu wamaa a'lantu, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, laa ilaaha illaa anta.

Artinya: "Ya Allah, bagi-Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Pemberi cahaya langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Penguasa langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu benar, kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mulah saya berserah diri, kepada-Mulah saya beriman, kepada-Mu saya bertawakal. Kepada-Mu saya kembali, kepada-Mu saya mengadu, dan kepada-Mu saya berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang saya sembunyikan dan yang terang-terangan. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengemudiankan. Tidak ada tuhan melainkan Engkau."

Setelah melaksanakan sholat witir yang menjadi penutup rangkaian sholat malam, disunnahkan juga untuk membaca doa berikut sebanyak tiga kali (dengan ketentuan yang ketiga dibaca dengan suara yang dikeraskan dan dipanjangkan):

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ

Subḥānal-malikil-quddūsi rabbil-malā'ikati war-rūḥ.

Artinya: "Maha Suci (Engkau Ya Allah), Raja Yang Maha Suci, Tuhan-nya para malaikat dan malaikat Jibril."

Doa di atas berlandaskan pada hadits riwayat an-Nasai nomor 3/244.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah sholat tahajud harus didahului dengan tidur terlebih dahulu atau tidak. Pendapat pertama yang diwakili oleh ulama-ulama seperti Ar-Rafi'i dan Imam ath-Thabari menyatakan bahwa sholat tahajud harus didahului dengan tidur, karena makna kata "tahajud" itu sendiri berarti bangun dari tidur.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya