Liputan6.com, Jakarta - Menjelang waktu sahur, banyak umat Islam yang bingung harus mendahulukan ibadah tahajud atau mempersiapkan makan sahur terlebih dahulu.
Keduanya memiliki keutamaan masing-masing. Tahajud menjadi momen spiritual yang mendalam, sementara sahur adalah sunnah yang mendukung kekuatan fisik selama berpuasa.
Advertisement
Permasalahan ini kerap muncul di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang ingin mendapatkan keutamaan ibadah sebanyak mungkin selama Ramadhan.
Advertisement
Pendakwah muda Ustadz Adi Hidayat, atau akrab disapa UAH, memberikan penjelasan yang lugas dan sistematis tentang bagaimana seharusnya menyikapi hal ini.
Penjelasan tersebut disampaikan UAH dalam salah satu tayangan video di kanal YouTube @Taffaquh_Ilmi, yang dikutip pada Jumat, 11 April 2025.
Menurut UAH, penting untuk memahami perbedaan antara qiyamulail dan tahajud. Keduanya sering disamakan, padahal memiliki sisi teknis yang berbeda.
Qiyamullail adalah istilah umum untuk sholat malam, yang bisa dilakukan sebelum atau sesudah tidur. Sementara tahajud adalah salat malam yang dilakukan setelah tidur terlebih dahulu.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Bisa Fokus pada Sahur
Selama Ramadhan, umat Islam sebenarnya sudah terbiasa dengan qiyamulail lewat pelaksanaan salat tarawih.
“Kalau anda sudah tunaikan qiyamulail melalui tarawih, maka saat menjelang subuh sebaiknya fokus pada sahur,” ujar UAH.
Sahur menurut UAH berkaitan langsung dengan kesiapan fisik seseorang dalam menjalani ibadah puasa selama seharian.
Meski keduanya sama-sama sunnah, ada prioritas yang bisa dilihat berdasarkan kondisi dan kebutuhan di waktu tersebut.
Jika pada saat itu yang lebih dibutuhkan adalah tenaga untuk puasa, maka mendahulukan sahur menjadi pilihan yang tepat.
Namun, bukan berarti tahajud diabaikan begitu saja. Jika memungkinkan, menggabungkan keduanya adalah pilihan yang sangat baik.
Misalnya dengan bangun sekitar pukul 00.30 dini hari, umat Islam bisa menunaikan dua rakaat tahajud terlebih dahulu.
Setelah itu, dilanjutkan dengan mempersiapkan sahur dan makan secukupnya untuk menjaga stamina hingga waktu berbuka.
Advertisement
Atur Waktu, Dua-duanya Bisa Diraih
Dengan cara seperti ini, seseorang bisa memperoleh dua pahala sekaligus: pahala tahajud dan pahala melaksanakan sahur.
“Dua-duanya sunnah, tapi kalau bisa dilakukan semua, itu yang paling utama,” kata UAH.
Beliau juga menambahkan bahwa tahajud tanpa sahur bisa menyebabkan lemahnya kondisi fisik saat berpuasa, yang justru mengganggu ibadah lainnya.
Oleh karena itu, bijak dalam mengatur waktu dan prioritas ibadah menjadi kunci utama agar Ramadhan bisa dilalui dengan optimal.
Selain itu, memulai sahur dengan ibadah tahajud dua rakaat juga dapat menjadi pembuka yang penuh berkah sebelum makan.
Dengan pendekatan ini, bukan hanya tubuh yang disiapkan untuk berpuasa, tetapi juga ruhani yang terisi dengan ketenangan dan kedekatan kepada Allah.
Semoga setiap umat Islam diberi kekuatan untuk menunaikan ibadah dengan seimbang, antara kebutuhan spiritual dan fisik.
Ramadhan adalah kesempatan emas yang hanya datang setahun sekali, maka memaksimalkan setiap detiknya sangatlah penting.
Tidak perlu terbebani untuk memilih salah satu, karena keduanya bisa dilakukan dengan perencanaan waktu yang baik.
Semoga kita semua dimampukan untuk menjalankan keduanya dan mendapatkan keutamaannya di sisi Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
