Liputan6.com, Jakarta - Dalam kesibukan sehari-hari, banyak orang menghadapi tantangan untuk menunaikan ibadah sholat tepat waktu, terutama bagi pekerja yang terikat dengan waktu kerja yang ketat.
Salah satunya adalah seorang pekerja yang mengungkapkan kebingungannya mengenai sholat Maghrib yang hanya diberi waktu sekitar 10 menit oleh perusahaannya. Ia merasa terburu-buru untuk berwudhu dan berjamaah, namun khawatir apakah ibadahnya tetap diterima.
Advertisement
"Pekerja di sebuah PT sholat magribnya hanya dikasih waktu sekitar 10 menit. Saya seolah bergegas untuk sholat," ungkap pekerja tersebut dalam sebuah sesi tanya jawab dengan KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya
Advertisement
Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, pekerja tersebut menjelaskan niatnya untuk sholat berjamaah, tetapi karena waktu terbatas, ia merasa harus segera menyelesaikan sholat agar tidak terlambat kembali bekerja.
Pekerja itu mengungkapkan, "Sholat saya tuh keterima enggak ya Buya? Niatnya itu pengen sholat jamaah karena pengen cepat selesai sholatnya. Karena saya tahu kalau sholat sendiri, pasti bakalan lama dan memakan waktu sekitar 10 sampai 20 menit."
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Buya Yahya memberikan jawaban yang mengejutkan namun mengarah pada pemahaman yang lebih mudah dipahami oleh umat. "Kenapa Anda kok sholat lama-lama? Anda tahu yang wajib dibaca dalam sholat?" ujar Buya Yahya.
Buya melanjutkan, "Hanya takbiratul ihram, Al-Fatihah, dan tasyahud akhir serta shalawat dan salam. Yang lain nggak baca pun nggak apa-apa," jelas Buya Yahya dengan lugas.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Sholat Tetap Jalan, Pekerjaan Tidak Ada Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut, Buya Yahya menjelaskan bahwa sholat tidak harus berlangsung lama untuk dapat diterima. Bahkan, sholat bisa dilakukan dalam waktu yang singkat namun tetap sah jika dilakukan dengan niat yang benar.
"Terkadang, kita bisa sholat dalam waktu empat menit saja," ujar Buya Yahya. "Kalau ada sholat berjamaah, lebih baik jika bisa berjamaah karena itu lebih terhormat."
Buya Yahya mengingatkan agar pekerja tetap dapat menunaikan kewajiban sholat tanpa mengabaikan tanggung jawab pekerjaannya. Menurutnya, dalam situasi seperti ini, sholat yang singkat bisa menjadi solusi.
"Kewajiban itu tetap ada. Kalau Anda bekerja di tempat lain, sholat bisa disesuaikan. Anda bisa sholat dengan cepat, ambil yang wajib-wajib saja, dan selesaikan," katanya.
Dengan demikian, sholat yang singkat, namun penuh kesungguhan, bisa dilakukan agar pekerjaan tetap berjalan dan waktu untuk beribadah tidak terbuang. Hal ini juga penting untuk memastikan rizki yang diperoleh tetap halal.
"Kerja disiplin itu penting dalam Islam. Islam mengajarkan kita untuk jujur, bukan seenaknya sendiri. Kalau Anda sudah izin untuk sholat, lakukanlah dengan baik. Setelah sholat, kembali bekerja dengan penuh tanggung jawab," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya juga menekankan bahwa kecepatan dalam sholat tidak mengurangi nilai ibadah, asalkan dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan syarat-syarat sholat. Ia menjelaskan bahwa dalam situasi kerja, mempercepat sholat tidaklah masalah asalkan mengikuti rukun-rukun sholat yang wajib.
Advertisement
Sholat Bisa Tiga Menit
"Ketika Anda sholat sendiri, Anda harus bisa melaksanakan sholat dengan cepat. Jika Anda memiliki kewajiban bekerja, jangan membuat urusan jadi lebih sulit. Ibadah yang dipermudah akan membawa kemudahan bagi hidup kita," ujar Buya Yahya.
Lebih lanjut, Buya Yahya menegaskan bahwa banyak orang yang meninggalkan sholat karena merasa terhambat oleh durasi sholat yang panjang. Padahal, sholat yang singkat bisa tetap sah jika dikerjakan dengan benar.
"Sholat bisa tiga menit. Maghrib kita bisa sholat hanya dalam waktu tiga menit saja," ujar Buya Yahya. "Jika sedang bekerja, setelah sholat, Anda bisa kembali beraktivitas dan berdzikir di tempat kerja."
Dalam pandangan Buya Yahya, tidak ada alasan untuk menunda sholat hanya karena waktu yang terbatas. Sebaliknya, dengan memahami cara sholat yang tepat, seorang pekerja bisa menunaikan ibadah dengan efektif dan efisien.
"Jangan jadikan urusan sholat jadi susah. Banyak orang meninggalkan sholat gara-gara merasa waktu yang dibutuhkan terlalu lama," tambah Buya Yahya.
Kepraktisan dalam sholat, menurut Buya Yahya, sangat mendukung kesuksesan hidup seorang muslim, termasuk dalam dunia kerja. Islam mengajarkan umatnya untuk tetap menjaga keseimbangan antara kewajiban agama dan pekerjaan.
"Sholat tidak harus lama. Yang penting, kita tetap menjaga ibadah kita dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ada," ujar Buya Yahya.
Mudah-mudahan, nasihat Buya Yahya menjadi pengingat bagi setiap pekerja yang berusaha menunaikan sholat dengan tepat waktu tanpa harus merasa terbebani oleh waktu. Dengan ilmu yang benar, segala urusan bisa berjalan dengan lancar, baik di dunia maupun di akhirat.
Dengan penjelasan ini, pekerja yang memiliki keterbatasan waktu kini dapat merasa lebih tenang dan yakin bahwa ibadah mereka tetap diterima oleh Allah meskipun dilakukan dalam waktu yang singkat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul