Liputan6.com, Cilacap - Pendidikan anak menjadi salah satu diskursus serius dalam bidang pendidikan pada umumnya. Tak hanya para tokoh pendidikan Barat, tokoh-tokoh muslim pun mengulas tentang pentingnya mendidik anak.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa anak lahir dalam kondisi fitrah atau suci. Kedua orangtuanya yang menyebabkan anak tersebut lari dari fitrahnya. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: setiap yang lahir itu menetapi kefitrahan sedang kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Bukhari)
Advertisement
Baca Juga
Sedemikian pentingnya pendidikan anak, maka berikut ini beberapa panduan dalam mendidik anak yang harus diketahui oleh para orang tua.
Simak Video Pilihan Ini:
Panduan Mendidik Anak dalam Islam
Menukil NU Online, berikut ini panduan dalam mendidik anak dalam Islam.
1. Memberikan kasih sayang dan perhatian
Pendidikan yang baik terhadap anak tentu dapat maksimal jika dilakukan dengan cara yang baik pula. Al-Qur’an memberikan contoh pendidikan anak yang baik ialah pendidikan yang dilakukan dengan dasar kasih sayang.
Allah ta’ala berfirman:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Tafsirul Jalalain menjelaskan bahwa ungkapan “ya bunayya” yang memiliki makna wahai anak kecilku merupakan ungkapan kasih sayang orang tua terhadap anaknya. (Kairo: Darul hadits, tt, hal 541).
Ini menjelaskan bahwa Islam lewat Al-Qur’an menekankan pola pendidikan kasih sayang terhadap anak. Banyak sekali orang tua yang salah kaprah ketika memberikan nasihat kepada anaknya, melakukannya dengan kasar, membentak bahkan tidak jarang sampai melakukan kontak fisik. Hal tersebut merupakan kesalahan fatal.
2. Mengajarkan dan mencontohkan nilai-nilai kebaikan sejak dini
Panduan Al-Qur’an berikutnya dalam pola pendidikan anak ialah dengan mengajarkan dan mencontohkan kebaikan kepada anak sejak dini. Mengajarkan kebaikan kepada anak sejak dini penting dilakukan supaya anak terbiasa melakukannya hingga ia dewasa.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Luqman saat menasehati anaknya. Dalam kisahnya, Luqman mengajarkan kepada anaknya untuk menjaga hubungan baik dengan Tuhannya dan lingkungan tempat dia berada. Mulai dari tidak menyekutukan Allah swt, berbakti kepada orang tua, melaksanakan shalat, hingga tidak berlaku angkuh dan sombong di dunia.
Salah satu yang diajarkan oleh Luqman dalam kisahnya juga ialah menanamkan kepada anak bahwa kebaikan sekecil apapun akan memiliki nilai yang bermakna dalam kehidupan.
يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ
Artinya: "(Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti. (QS. Luqman: 16)
Ayat ini menjelaskan bagaimana Allah, lewat kisah Luqman, memberikan pembelajaran pentingnya mendidik anak untuk tidak meremehkan kebaikan atau keburukan sekecil apapun. Sebab semuanya akan mendapatkan balasannya kelak.
Advertisement
3. Melakukan Komunikasi yang Terbuka
Panduan berikutnya dalam mendidik anak ialah melakukan komunikasi yang intens dan baik dengan anak. Komunikasi yang baik di sini ialah keterbukaan anak dan orang tua dapat diperoleh dengan ikatan atau hubungan yang erat dengan anak.
Tentunya, hal itu dapat dilakukan jika anak memiliki kepercayaan penuh kepada orang tuanya dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Dalam Al-Qur’an, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak tercermin dari kisah Nabi Ibrahim yang menjelaskan mimpinya kepada Ismail yang berisi perintah pengorbanan.
Nabi Ibrahim yang saat itu baru memiliki keturunan tentu memiliki kasih sayang yang luar biasa terhadap anaknya. Dengan komunikasi yang baik dan terbuka dengan anaknya, akhirnya Nabi Ibrahim mengungkapkan perintah Allah lewat mimpinya itu.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: “Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” (QS. Ash-Shaffat: 102). Dari paparan ini bisa disimpulkan bahwa sangat diperlukan pendidikan dengan kasih sayang, menjadi contoh yang baik, serta diiringi komunikasi yang baik. pendidikan yang baik oleh orang tua sejak kecil sangat diperlukan agar menjadi karakter anak hingga dewasa.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul