Liputan6.com, Jakarta - Para kiai dari Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) bertemu dengan Ketua MPR RI Ahmad Muzani di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta.
Kedatangan para kiai untuk membahas Strategi Percepatan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul untuk Penguatan Pesantren dan Lembaga Pendidikan Islam dalam Rangka Menyongsong Puncak Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045 di Gedung Nusantara V, MPR RI Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 23 Januari 2025.
Baca Juga
Acara yang dihadiri para tokoh, ulama, cendekiawan, rektor, pimpinan pesantren dan stakeholder tersebut, sekaligus menjadi agenda untuk mendiskusikan strategi penguatan pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia beserta sumber daya manusianya.
Advertisement
KH Zulkifli Muhadli menjabat sebagai Ketua Umum FPAG, didampingi oleh KH. Anang Rikza Masyhadi, sebagai Sekretaris Jenderal, dan KH. Adrian Mafatihullah Karim, M.A., sebagai Bendahara Umum. Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si., selaku Pimpinan Pesantren Darunnajah, bersama para kyai Pimpinan Pesantren se-Indonesia turut hadir.
Ketua Umum FPAG, KH Zulkifli Muhadli mengatakan, Pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia memiliki peran penting dalam mencetak generasi berakhlak mulia dan berkualitas. Untuk memperkuat perannya, perlu dilakukan peningkatan kualitas kurikulum dengan mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum yang relevan dengan kebutuhan zaman.
"Pengembangan sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik sangat penting melalui pelatihan, beasiswa studi lanjut, dan penguatan kemampuan kepemimpinan serta manajemen," kata dia.
Strategi ini dilengkapi dengan penanaman nilai-nilai kepemimpinan dan kedisiplinan untuk membekali mereka menghadapi dinamika masyarakat.
Di sisi lain, penguatan ekonomi pesantren menjadi pilar utama untuk mendukung kemandirian lembaga. Pesantren dapat mengembangkan unit usaha seperti koperasi, agrobisnis, atau wirausaha berbasis syariah, serta memberikan pelatihan kewirausahaan kepada santri.
Kolaborasi Pemerintah
Kolaborasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan tinggi, dan organisasi Islam juga diperlukan untuk memperluas jaringan serta mendukung pengembangan pesantren, baik dari sisi fasilitas maupun program.
Dengan branding yang baik dan penguatan citra pesantren melalui media sosial, pesantren dapat semakin dikenal sebagai lembaga yang mencetak generasi unggul dan berkontribusi besar dalam membangun masyarakat yang beradab dan berakhlak mulia. Sinergi ini diharapkan dapat melahirkan kader pesantren yang unggul, berilmu, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Pesantren Darunnajah, dengan dukungan wakafnya, menjadi contoh nyata kemandirian pesantren. Hingga saat ini, Pesantren Darunnajah telah mewakafkan 1.030 hektar aset tanah di berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu, Pesantren Darunnajah juga memiliki Lembaga Amil Zakat (Lazis) yang telah resmi mendapatkan izin operasional skala nasional melalui SK Kemenag No. 1208 Tahun 2024. Pencapaian ini menjadi tonggak sejarah baru yang memperkuat peran pesantren dalam mendukung pemberdayaan umat melalui pengelolaan zakat, infak, dan sedekah secara profesional dan amanah.
KH. Anang Rikza Masyhadi Sekretaris Jenderal Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG), menyampaikan bahwa forum ini tidak hanya menjadi wadah diskusi strategis, tetapi juga momentum berharga untuk mempererat silaturahmi antar-kiai dari berbagai latar belakang.
"Forum ini menjadi ajang reuni bagi para kiai, baik dari pesantren salafiah maupun modern. Meskipun pendekatan pendidikan yang diterapkan berbeda, kita semua memiliki visi yang sama,” ungkapnya.
Menurut beliau, kolaborasi antara pesantren salafiah dan modern merupakan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan global. Pesantren salafiah yang mengedepankan pendalaman ilmu agama dapat bersinergi dengan pesantren modern yang memadukan pendidikan agama dan ilmu umum.
Kombinasi ini, lanjutnya, akan menghasilkan santri yang tidak hanya memiliki keunggulan spiritual, tetapi juga keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman.
"Melalui forum ini, kami berharap hubungan antar-pesantren semakin erat, sehingga tercipta kolaborasi nyata yang saling melengkapi. Pesantren-pesantren dapat saling berbagi praktik terbaik, baik dalam hal kurikulum, pengembangan sumber daya manusia, maupun pengelolaan ekonomi pesantren. Sinergi ini sangat penting untuk memastikan pesantren tetap menjadi garda terdepan dalam membangun karakter bangsa, terutama di tengah tantangan era digital dan globalisasi,” pungkas KH. Anang Rikza Masyhadi.
Sementara KH. Sofwan Manaf selaku pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah mengatakan, bahwa parhatian pemerintah kepada pesantren sangat bagus.
"Darunnajah mengapresiasi acara ini, sebagai pesan untuk pemerintah agar lebih memperhatikan 42.000 pondok pesantren di Indonesia khususnya pada pengembangan SDM dan kaderisasi" ungkap KH Sofwan Manaf.
Advertisement