Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan dilakukan sebulan penuh. Melaksanakan puasa Ramadhan adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim yang baligh, berakal mampu, dan tidak sedang dalam perjalanan jauh.
Namun demikian, beberapa muslim tidak bisa mengerjakan kewajiban puasa Ramadhan dengan berbagai alasan. Jika sebab udzur syar’i seperti musafir, sakit, orang jompo, wanita hamil, orang yang tercekik haus, dan wanita menyusui, maka meninggalkan puasa Ramadhan dibolehkan.
Advertisement
Meski dibolehkan tidak berpuasa, muslim harus tetap menggantinya di bulan lain sejumlah hari yang ditinggalkan. Ketentuan qadha puasa Ramadhan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 184.
Advertisement
Baca Juga
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.
Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Kini, Ramadhan 2025 segera tiba. Muslim yang masih memiliki utang puasa tahun lalu harus segera membayarnya dengan cara mengqadha puasa tersebut. Kapan batas terakhir qadha puasa Ramadhan tahun lalu?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Ulama
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai batas terakhir qadha puasa Ramadhan. Dua pendapat ulama populer tentang hal ini dijelaskan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah.
Mengutip situs Kemenag Denpasar, pendapat pertama dari ulama Syafi'iyah dan Hanabilah. Menurut pendapat pengikut dua mazhab ini, batas akhir qadha puasa Ramadhan adalah hingga datang puasa Ramadhan berikutnya.
Artinya, bagi yang meninggalkan puasa Ramadhan baik karena sakit, perjalanan jauh, atau uzur lainnya harus mengganti atau mengqadha sebelum berjumpa dengan Ramadhan berikutnya.
Berdasarkan pendapat ini, muslim yang punya utang puasa Ramadhan 2024 wajib menyelesaikannya sebelum tiba Ramadhan 2025. Jika merujuk kalender Hijriyah Kementerian Agama Republik Indonesia, awal puasa Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Maka, utang puasa Ramadhan 2025 harus diselesaikan sebelum tanggal tersebut. Jauh lebih jika beberapa hari sebelumnya.
Pendapat kedua dari kalangan ulama Hanafiyah. Menurut pendapat ini, tidak ada batas akhir qadha puasa Ramadhan. Artinya, qadha puasa Ramadhan boleh dilakukan kapan saja, baik setelah tahun puasa Ramadhan atau tahun-tahun berikutnya.
Advertisement
Niat Qadha Puasa Ramadhan
Sebaiknya, mengganti puasa Ramadhan yang ditunda. Mumpung masih awal Sya’ban, alangkah baiknya membayar utang puasa agar tidak ada beban lagi ketika memasuki Ramadhan 2025.
Qadha puasa Ramadhan dapat diniatkan dari malam hari. Adapun lafal niat qadha puasa Ramadhan adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT".
Wallahu a’lam.