Tinggal Dekat Masjid tapi Tak Pernah Sholat di Masjid, Begini Kata Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang mungkin membuat seseorang enggan untuk datang ke masjid, meskipun dia tinggal sangat dekat dengan masjid

oleh Liputan6.com Diperbarui 18 Feb 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 12:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat alias UAH
Ustadz Adi Hidayat alias UAH. (YouTube Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena orang yang tinggal dekat masjid namun enggan untuk melaksanakan sholat di masjid sering kali menjadi perbincangan di kalangan umat Islam. Banyak yang bertanya-tanya mengenai hukumnya, dan apa yang seharusnya dilakukan bagi orang yang seperti itu.

Penceramah yang juga pengurus PP Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) memulai penjelasannya dengan sebuah pertanyaan yang sering diajukan oleh umat Islam, “Apa hukumnya jika ada seorang muslim yang tinggal di samping masjid, tapi tidak pernah pergi ke masjid untuk sholat?”

Sontak jemaahnya menjawab dua kata yaitu dosa dan bakar rumahnya. Tampaknya mereka tidak serius, lantaran mereka menimpali dengan gemuruh tawa. Namun, Ustadz Adi Hidayat cepat menjelaskan bahwa pernyataannya tersebut hanya sebagai candaan dan tidak perlu diartikan secara harfiah.

"MasyaAllah, jangan langsung bakar rumahnya," ujar Ustadz Adi Hidayat dengan senyum.

Ia menekankan pentingnya memahami keadaan seseorang dengan bijaksana sebelum memutuskan untuk menghakimi. Baginya, dakwah adalah langkah pertama yang lebih utama daripada langsung menjatuhkan hukum.

"Melihat seseorang yang tinggal dekat masjid namun tidak pernah datang ke masjid, kita seharusnya berusaha untuk mengajaknya ke masjid, bukan langsung menghakiminya," ujarnya.

Ini menunjukkan bahwa pendekatan dakwah lebih penting dibandingkan langsung menerapkan hukum fikih.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Cek Dulu Masalahnya Apa, Bisa Banyak Faktor

Ilustrasi masjid, Islam
Ilustrasi masjid, Islam. (Foto oleh David McEachan: https://www.pexels.com/id-id/foto/siluet-masjid-di-bawah-langit-berawan-pada-siang-hari-87500/)... Selengkapnya

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang mungkin membuat seseorang enggan untuk datang ke masjid, meskipun dia tinggal sangat dekat dengan masjid. Bisa jadi, faktor kejiwaan, kondisi fisik, atau masalah lainnya yang menjadi penghalang bagi mereka.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami latar belakang mereka dan mendekati mereka dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang.

"Jangan terburu-buru menghukum, karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hati seseorang," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Ia menekankan bahwa sebagai seorang muslim, kita seharusnya lebih mendahulukan dakwah dan nasihat ketimbang hukum yang keras. Hal ini akan lebih efektif dalam mengajak seseorang kembali ke jalan yang benar.

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat juga memberikan contoh tentang seorang muslim laki-laki yang tinggal di samping masjid, namun tidak pernah pergi ke masjid.

"Ini bukan hanya masalah fisik, tapi bisa jadi masalah hati," kata Ustadz Adi Hidayat. "Maka dari itu, ajaklah dia dengan cara yang penuh kasih sayang."

Ia juga menekankan bahwa setiap orang yang kita temui, terutama yang berada dalam kondisi yang perlu dibimbing, adalah amanah dari Allah untuk kita ajak ke jalan yang lebih baik.

"Mungkin Allah menempatkan orang tersebut dekat dengan kita, bukan untuk kita hukum, tetapi untuk kita bimbing," tambahnya. Ustadz Adi Hidayat mengajak jamaah untuk melihat hal ini sebagai sebuah kesempatan untuk berdakwah.

"Jangan merasa cepat puas jika satu kali usaha kita belum berhasil. Teruslah mengajak dengan doa, berharap agar Allah memberikan hidayah," ujarnya.

Tugas Kita Bukan Menghakimi

Masjid Quba di Madinah
Masjid Quba di Madinah. (Dok: Instagram @parinti_calatori https://www.instagram.com/p/CpHWv2yosLB/?igsh=MXF5aHdpMnE1dHE4dQ==)... Selengkapnya

Ia mengingatkan bahwa tugas kita sebagai seorang muslim bukanlah untuk menghakimi, tetapi untuk saling membantu dan mengingatkan.

"Sering kali, kita merasa sudah benar hanya karena kita melakukan sesuatu yang menurut kita sesuai dengan syariat, tetapi kita lupa bahwa dakwah itu adalah tentang pendekatan dan kelembutan hati," tambah Ustadz Adi Hidayat.

Pada bagian lain dari ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menceritakan bahwa akhir-akhir ini ia sering mendapatkan pertanyaan tentang hukum orang yang meninggalkan sholat wajib. Ia menjelaskan bahwa ketika kita menemukan seseorang yang meninggalkan sholat wajib, kita harus berhati-hati dalam menyikapinya.

"Mungkin Allah menampakkan hal itu kepada kita bukan untuk menghukumnya, tetapi untuk mengajak orang tersebut kembali ke jalan yang benar," ungkap Ustadz Adi Hidayat.

Ia menekankan bahwa kita tidak boleh cepat mengambil tindakan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan apakah tindakan kita tersebut bisa memberikan manfaat atau malah membuat situasi menjadi lebih buruk.

"Ajak dia dengan doa, ya Allah lembutkan hatinya sebelum Engkau wafatkan," kata Ustadz Adi Hidayat, mengingatkan kita tentang pentingnya doa dalam proses dakwah.

Ustadz Adi Hidayat juga menegaskan bahwa dakwah harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

"Tugas kita adalah mengajak, bukan menghakimi. Ingatlah, kita semua masih dalam proses menuju kesempurnaan," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dakwah yang dilakukan dengan hati yang tulus dan sabar akan lebih mudah diterima oleh orang lain.

"Jangan mudah menghakimi orang lain karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup mereka," lanjut Ustadz Adi Hidayat.

"Berikan kesempatan bagi mereka untuk berubah, dengan doa dan usaha yang maksimal," pesan UAH.

Dalam dakwahnya, Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa setiap muslim memiliki tugas untuk saling mengingatkan dan memberikan nasihat. Namun, nasihat tersebut harus disampaikan dengan cara yang baik dan tidak menyakiti hati orang lain.

"Ingat, dakwah itu bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang sikap kita terhadap orang lain," tambahnya.

Sikap yang baik dan bijaksana dalam berdakwah, menurut Ustadz Adi Hidayat, adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam mengajak orang kembali ke jalan yang benar.

"Tunjukkan dengan tindakan bahwa kita peduli, dan bukan hanya sekadar memberikan kritik," ujarnya. Dengan cara ini, dakwah akan lebih mudah diterima oleh orang yang kita ajak.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya