Liputan6.com, Jakarta - Bagi setiap Muslim, dzikir dan doa adalah amalan yang sangat penting. Kedua ibadah ini menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dzikir berarti mengingat atau menyebut Allah, sementara doa merupakan bentuk permohonan dan pengaduan kepada-Nya yang harus dilakukan dengan penuh ketulusan, penghayatan, serta rasa hormat.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Namun, seringkali dalam menjalankannya, kita melupakan adab-adab berdoa dan berdzikir yang harus dijaga. Hal tersebut sejatinya bukan hanya sekadar aturan yang harus diikuti, tetapi juga menjadi cara untuk mencapai kekhusyukan dalam beribadah.
Sayangnya, dalam kesibukan dan rutinitas harian, kita kadang terjebak dalam kebiasaan dzikir dan doa tanpa mempedulikan adab yang seharusnya. Dikutip dari laman NU Online, adapun syarat-syarat serta adab dalam berdzikir dan berdoa adalah sebagai berikut:
Saksikan Video Pilihan ini:
5 Adab Berdzikir dan Berdoa
Pertama, tidak mengerjakan dzikir-dzikir yang sunnah sedangkan amalan yang wajib belum dikerjakan. Adapun amalan yang wajib adalah seperti menuntut ilmu, menunaikan qadha sholat ketika punya utang shalat, dan sebagainya. Rukun ini penting kita perhatikan karena seringkali kita melakukan amalan sunnah, apa pun itu selain membaca dzikir, padahal amalan wajib kita tinggalkan. Kita sibuk mendalami aliran tarekat tapi perkara fardhu seperti shalat serta rukun dan syaratnya kita sepelekan.
Kedua, jangan mengubah lafaz-lafaz dzikir atau mengganti huruf, dan bacalah sesuai dengan panjang pendeknya. Meskipun, sebenarnya bacaan sesuai dengan kaidah tajwid hanya diwajibkan ketika membaca Al-Qur’an. Sedangkan ketika berbicara bahasa Arab, membaca doa, dan syair, pelaksanaan aturan demikian tidak wajib. Namun, memperhatikan panjang-pendek, lafaz, dan huruf-hurufnya, merupakan sebuah ikhtiar seseorang dalam menjaga adab saat berdzikir, apalagi bila lafaz dzikir atau doa itu memang bersumber dari Al-Qur’an.
Ketiga, mengetahui makna dan arti doa yang dibaca. Dengan mengetahui makna doa yang kita baca kita akan lebih menghayati dan meresapi doa tersebut. Sehingga bukan hanya lisan saja yang bekerja, akan tetapi hati pun turut membantu. Hal ini berbeda dengan membaca Al-Qur`an yang meski tidak tahu arti teks yang dibaca, kita tetap mendapatkan pahala.
Advertisement
Adab Berdzikir dan Berdoa
Keempat, makan makanan yang halal. Hal tersebut dikuatkan dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kitab Shahîh Muslim:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم. أيها الناس إن الله طيب لا يقبل إلا طيبا،ً وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين فقال: يا أيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحاً إني بما تعملون عليم. وقال: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ. ثم ذكر الرجل يطيل السفر، أشعث أغبر، يمد يديه إلى السماء يا رب يا رب، ومطعمه حرام، ومشربه حرام، وملبسه حرام، وغذي بالحرام، فأنى يستجاب لذلك
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Wahai manusia sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik, dan sungguh Allah memerintahkan orang-orang mukmin sebagaimana yang telah diperintahkan kepada para rasul.” Lalu Allah berfirman, “Wahai para rasul, makanlah hal-hal yang baik, bekerjalah dengan benar sesungguhnya Aku Mahatahu dengan apa yang kalian kerjakan.” Dan Allah pun berfirman, “Wahai orang beriman makanlah hal baik yang telah Kami berikan pada kalian” (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Nabi bercerita tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu, sambil menengadahkan tangannya ke langit berkata, “Wahai Tuhan, Wahai Tuhan,” sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan kenyang dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin ia akan dikabulkan permohonannya’” (HR. Muslim).
Kelima, disunnahkan menghadap kiblat dan dalam keadaan suci dari hadas dan najis saat berdoa atau berdzikir. Selanjutnya adalah melaksanakannya dengan mengkhusyukkan hati dan tadlarru’ (merendahkan diri). Sayyid Utsman menafsirkan tadlarru’ di sini sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 55:
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-A’raf: 55).
