Liputan6.com, Jakarta - Bulan suci Ramadhan menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Salah satu harapan besar bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa adalah meraih derajat taqwa yang lebih tinggi. Namun, apakah setiap orang yang berpuasa otomatis akan mendapatkan kenaikan taqwa?
Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan bahwa tidak semua orang yang berpuasa akan mengalami kenaikan taqwa. Ada syarat yang harus dipenuhi agar seseorang benar-benar mendapatkan manfaat spiritual dari ibadah ini.
Advertisement
"Tidak semua orang puasa akan mendapatkan kenaikan taqwa kecuali orang yang serius puasanya, orang yang sungguh-sungguh puasanya," ujar UAH dalam ceramahnya, yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @nasihatpendek2023.
Advertisement
Dalam ceramahnya, UAH menekankan bahwa kesungguhan dalam menjalankan puasa Ramadhan menjadi faktor utama dalam peningkatan taqwa.
Menurut UAH, Nabi Muhammad memberikan tiga amalan utama sebagai tanda kesungguhan dalam berpuasa. Pertama, seseorang harus meningkatkan sholatnya.
"Kalau meningkat, secara singkatnya berarti bertambah dari yang sekadar fardu, tambah dengan apa? Sunnah," jelas UAH.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sholat menjadi bukti nyata dari keseriusan seseorang dalam beribadah di bulan Ramadhan.
Sholat sunnah seperti tarawih, tahajud, dan dhuha menjadi peluang bagi seorang muslim untuk semakin dekat dengan Allah. Semakin sering seseorang melaksanakan sholat sunah, semakin besar peluangnya untuk mencapai derajat taqwa.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Amalan Tanda Kesungguhan Berpuasa
Amalan kedua yang ditekankan oleh UAH adalah banyak berinteraksi dengan Al-Qur'an. Membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran dalam Al-Qur'an menjadi bagian dari perjalanan spiritual di bulan Ramadhan.
Orang yang banyak membaca Al-Qur'an tidak hanya mendapatkan pahala berlipat, tetapi juga semakin memahami hakikat kehidupan dan memperkuat hubungannya dengan Allah.
Amalan terakhir yang menjadi tanda keseriusan dalam berpuasa adalah infak. Berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas, Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang dermawan, dan sifat dermawan itu semakin bertambah saat bulan Ramadhan.
"Ibnu Abbas radhiallahu ta'ala anhuma berkata, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam itu orang yang sangat luar biasa dermawan dan lembut, dan bertambah dermawan lagi ketika tiba Ramadhan," ujar UAH.
Bulan Ramadhan menjadi waktu terbaik untuk berbagi dengan sesama. Semakin banyak seseorang berinfak, semakin besar peluangnya untuk meningkatkan ketakwaan.
Namun, UAH mengingatkan bahwa semua amalan tersebut harus dilakukan dengan ikhlas. Jika seseorang berpuasa hanya sekadar menahan lapar dan dahaga tanpa meningkatkan ibadah lainnya, maka taqwanya tidak akan naik.
Advertisement
Penjelasan Kesungguhan Puasa
Kesungguhan dalam menjalankan puasa bukan hanya soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia. Jika seseorang tetap melakukan maksiat di bulan Ramadhan, puasanya hanya akan menjadi rutinitas tanpa makna.
Puasa yang berkualitas akan membawa perubahan dalam diri seseorang. Orang yang benar-benar menjalankan ibadah ini dengan serius akan merasakan perubahan dalam pola pikir, kebiasaan, dan sikapnya.
Puasa yang hanya dilakukan secara fisik tanpa memperbaiki akhlak dan ibadah lainnya tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap ketakwaan seseorang.
Bulan Ramadan adalah waktu untuk membentuk kebiasaan baik. Jika seseorang memanfaatkan bulan ini dengan baik, maka setelah Ramadhan berakhir, kebiasaan tersebut akan terus berlanjut.
UAH juga menegaskan bahwa taqwa bukan sekadar status, tetapi hasil dari usaha yang dilakukan secara konsisten. Jika seseorang benar-benar ingin meningkatkan taqwa, maka ia harus memanfaatkan Ramadan sebagai momentum perubahan.
Kesimpulannya, tidak semua orang yang berpuasa akan naik derajat taqwanya. Hanya mereka yang serius dalam menjalankan ibadah, meningkatkan sholat, membaca Al-Qur'an, dan banyak berinfak yang akan mendapatkan peningkatan spiritual ini.
Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi tentang membentuk diri menjadi pribadi yang lebih baik. Jika seseorang hanya menjalankan puasa secara fisik tanpa meningkatkan kualitas ibadah lainnya, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk meraih taqwa yang lebih tinggi.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
