Liputan6.com, Jakarta Berapa lama durasi puasa Anda selama Ramadhan 2025? Tahukah Anda bahwa durasi puasa di seluruh dunia ternyata berbeda-beda? Perbedaan letak geografis dan musim menjadi faktor utama perbedaan durasi puasa, mulai dari yang terpendek hingga terpanjang. Artikel ini akan mengulas seluk-beluk perbedaan durasi puasa tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Durasi puasa yang dialami umat muslim di berbagai belahan dunia sangat beragam. Faktor utama perbedaan ini adalah letak geografis, yang memengaruhi panjang siang dan malam. Di negara-negara dekat kutub, misalnya, durasi puasa bisa sangat panjang karena fenomena matahari tengah malam. Sebaliknya, di negara-negara di belahan bumi selatan, durasi puasa cenderung lebih pendek.
Menariknya, perbedaan durasi puasa ini juga dipengaruhi oleh metode perhitungan waktu imsak dan berbuka puasa yang digunakan di masing-masing wilayah. Oleh karena itu, angka-angka durasi puasa yang beredar bisa sedikit berbeda tergantung sumbernya.
Mari kita telusuri lebih dalam mengenai durasi puasa terpanjang dan terpendek di dunia selama Ramadhan 2025, dalam rangkuman yang telah Liputan6.com susun berikut ini, pada Selasa (4/3).
Negara dengan Durasi Puasa Terpanjang
Umat Muslim yang tinggal di negara-negara bagian utara dunia menghadapi tantangan tersendiri dengan durasi puasa yang lebih panjang. Beberapa kota di belahan bumi utara memiliki durasi puasa yang mencapai hampir 18 jam per hari. Ini tentu merupakan pengalaman spiritual yang unik sekaligus menantang.
Greenland, negara yang terletak di ujung utara, memiliki durasi puasa terpanjang di dunia. Di kota Nuuk, ibu kota Greenland, umat Muslim berpuasa selama 17 jam 52 menit. Bayangkan harus menahan lapar dan haus selama hampir 18 jam setiap harinya. Ini tentunya membutuhkan kekuatan iman dan fisik yang luar biasa.
Negara-negara Skandinavia juga termasuk dalam daftar negara dengan durasi puasa terpanjang. Di Helsinki, Finlandia, umat Muslim berpuasa selama 17 jam 9 menit, sementara di Oslo, Norwegia, durasi puasanya mencapai 16 jam 54 menit. Selama waktu tersebut, mereka menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu lainnya.
Seiring bergeser ke wilayah Eropa Barat, durasi puasa menjadi sedikit lebih pendek namun tetap tergolong panjang. Di Madrid, Spanyol, durasi puasa mencapai 16 jam, sedangkan di Paris, Prancis, umat Muslim berpuasa selama 15 jam. Di London, Inggris, durasi puasanya sekitar 14 jam 55 menit.
Berikut daftar beberapa negara dengan durasi puasa terlama:
- Nuuk, Greenland: 17 jam 52 menit
- Helsinki, Finlandia: 17 jam 9 menit
- Oslo, Norwegia: 16 jam 54 menit
- Madrid, Spanyol: 16 jam
- Paris, Perancis: 15 jam
- London, Inggris: 14 jam 55 menit
- Istanbul, Turki: 14 jam 30 menit
- Kota Gaza, Palestina: 14 jam
Advertisement
Negara dengan Durasi Puasa Terpendek
Berbeda dengan belahan bumi utara, negara-negara di belahan bumi selatan justru memiliki durasi puasa yang lebih singkat. Hal ini terjadi karena ketika Ramadan jatuh pada bulan Maret-April seperti tahun ini, belahan bumi selatan sedang mengalami musim gugur menuju musim dingin, di mana durasi siang hari lebih pendek.
Selandia Baru, yang terletak di ujung selatan bumi, memiliki durasi puasa terpendek. Di kota Christchurch, umat Muslim hanya berpuasa selama 12 jam 42 menit. Waktu yang relatif singkat ini tentu memberikan kemudahan tersendiri bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa.
Chile, negara yang terletak di Amerika Selatan, juga memiliki durasi puasa yang pendek. Di kota Puerto Montt, umat Muslim berpuasa selama 12 jam 43 menit. Begitu pula dengan Australia, di mana umat Muslim di Canberra berpuasa selama 12 jam 46 menit.
Perbedaan durasi puasa ini menunjukkan keberagaman pengalaman spiritual umat Muslim di seluruh dunia. Meskipun dengan durasi yang berbeda-beda, esensi dari ibadah puasa tetap sama, yaitu untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Berikut daftar negara-negara dengan puasa tersingkat di dunia:
- Christchurch, Selandia Baru: 12 jam 42 menit
- Puerto Montt, Chile: 12 jam 43 menit
- Canberra, Australia: 12 jam 46 menit
- Montevideo, Uruguay: 12 jam 47 menit
- Johannesburg, Afrika Selatan: 12 jam 52 menit
Durasi Puasa di Asia Tenggara
Bagi umat Muslim di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia, durasi puasa relatif moderat dibandingkan dengan negara-negara di belahan bumi utara maupun selatan. Hal ini karena negara-negara di kawasan ini terletak di sekitar garis khatulistiwa, di mana perbedaan panjang siang dan malam tidak terlalu signifikan.
Di Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, durasi puasa berkisar sekitar 13 jam. Begitu juga dengan Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya yang memiliki durasi puasa yang hampir sama.
Durasi puasa yang moderat ini memberikan keseimbangan bagi umat Muslim di kawasan Asia Tenggara. Tidak terlalu panjang seperti di negara-negara utara, namun juga tidak terlalu singkat seperti di negara-negara selatan. Ini memungkinkan mereka untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lebih optimal sambil tetap menjalankan ibadah puasa.
Meskipun demikian, tantangan utama bagi umat Muslim di kawasan Asia Tenggara adalah suhu udara yang cenderung panas dan lembab. Hal ini bisa menjadi ujian tersendiri, terutama bagi mereka yang bekerja di luar ruangan atau melakukan aktivitas fisik yang berat.
Faktor Penyebab Perbedaan Durasi Puasa
Perbedaan durasi puasa Ramadan di berbagai negara disebabkan oleh beberapa faktor penting. Pertama, posisi geografis suatu negara sangat menentukan lamanya siang dan malam hari. Negara-negara yang berada di garis lintang tinggi cenderung memiliki durasi siang yang lebih panjang, terutama ketika Ramadan jatuh pada musim panas.
Posisi matahari juga memainkan peran krusial dalam menentukan panjang pendeknya waktu puasa. Di belahan bumi utara, ketika Ramadan bertepatan dengan musim panas, durasi siang menjadi lebih panjang sehingga umat Muslim harus berpuasa lebih lama. Sebaliknya, di belahan bumi selatan, durasi puasa cenderung lebih singkat.
Garis lintang menjadi indikator signifikan lainnya dalam perbedaan durasi puasa. Wilayah yang dilalui oleh garis lintang tinggi, terutama ketika bertepatan dengan musim panas, mengalami fenomena siang yang lebih panjang. Hal ini berpengaruh langsung terhadap lamanya waktu puasa yang harus dijalani oleh umat Muslim di wilayah tersebut.
Berdasarkan data yang ada, perbedaan durasi puasa bisa mencapai rentang yang cukup lebar. Di beberapa negara, umat Islam menjalani puasa sekitar 13 jam, sementara di negara lain bisa mencapai 15-17 jam lebih. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana kondisi geografis secara signifikan mempengaruhi praktik ibadah puasa Ramadan.
Perbedaan durasi puasa Ramadan di berbagai negara merupakan fenomena menarik yang menunjukkan bagaimana kondisi geografis mempengaruhi praktik keagamaan. Dari durasi terpanjang 17 jam 52 menit di Greenland hingga durasi terpendek 12 jam 42 menit di Selandia Baru, setiap umat Muslim di seluruh dunia memiliki pengalaman unik dalam menjalankan ibadah puasa.
Terlepas dari perbedaan durasi, esensi puasa Ramadan tetap sama di seluruh dunia, yaitu untuk melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perbedaan durasi ini justru menjadi pengingat akan keberagaman umat Muslim di seluruh dunia yang tetap bersatu dalam menjalankan rukun Islam yang sama.
Bagi yang hendak bepergian ke luar negeri selama bulan Ramadan, informasi mengenai durasi puasa di berbagai negara ini bisa menjadi pertimbangan penting. Dengan memahami perbedaan durasi puasa, umat Muslim dapat lebih siap menghadapi tantangan spiritual selama bulan suci Ramadan.
Advertisement
