Liputan6.com, Jakarta Masjid Jogokariyan di Yogyakarta memiliki tradisi unik dan inspiratif, membagikan takjil gratis kepada masyarakat setiap bulan Ramadan. Tradisi ini telah berlangsung selama lebih dari 40 tahun, dimulai sejak 1973, jauh sebelum Yogyakarta berkembang pesat seperti sekarang.
Melansir dari akun Instagram @masjidjogokariyan.id, “Dulu 200 piring sehari, sekarang 3.500 porsi sehari. Meskipun Kampoeng Ramadhan Jogokariyan berusia 21 tahun, sebenarnya Masjid Jogokariyan sudah lebih dari 40 tahun mengadakan tradisi buka bersama warga kampung. Dari dulu sampai sekarang, cara penyajian dan menu yang disuguhkan tetap sama, sepiring nasi dan segelas wedang teh panas. Sederhana, tapi penuh makna."
Advertisement
Baca Juga
Awalnya, bahan makanan untuk takjil berasal dari sawah-sawah di sekitar masjid. Namun, seiring perubahan lahan sawah menjadi pemukiman, sumber dana beralih ke infak dan donasi masyarakat yang kini mencapai ratusan juta rupiah setiap tahunnya.
Advertisement
Pada Ramadhan 2025, Masjid Jogokariyan konsisten membagikan 3.500 porsi takjil gratis setiap hari, sebuah wujud nyata dari semangat berbagi dan kepedulian.
Memahami sejarah buka bersama di Masjid Jogokariyan penting untuk menghargai konsistensi dan komitmen mereka dalam berbagi. Tradisi ini bukan sekadar pembagian makanan, melainkan cerminan nilai-nilai keislaman, kebersamaan, dan kepedulian sosial yang patut diteladani oleh masyarakat luas, khususnya di bulan Ramadan.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Rabu (5/3/2025).
Hadirkan Ribuan Porsi Takjil dengan Menu Beragam
Salah satu keunikan tradisi buka puasa bersama di Masjid Jogokariyan adalah jumlah takjil yang dibagikan. Melansir dari postingan Instagram resmi @masjidjogokariyan.id, pada Ramadhan 2025, masjid ini membagikan lebih dari 3.500 porsi takjil setiap hari.
“Hari pertama buka puasa di Masjid Jogokariyan, 3500 lebih takjil terbagikan. Ada yang kebagian?” tulis keterangan unggahan tersebut. Jumlah ini menunjukkan skala besar kegiatan berbagi yang dilakukan masjid ini.
"Di saat banyak masjid lain beralih ke nasi box yang lebih praktis, Masjid Jogokariyan tetap memilih pakai piring. Ribet? Iya! Tapi di situ letak keunikannya. Di balik proses penyajiannya, ada ratusan orang terlibat. Dari ibu-ibu Dasawisma yang bergantian memasak setiap hari, tim distribusi yang membagikan piring, sampai bagian cuci piring dan pengaturan acara,”
Komitmen Masjid Jogokariyan dalam menyediakan menu yang beragam dan berkualitas tinggi menunjukkan dedikasi mereka dalam melayani masyarakat. Hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berbuka puasa bersama di masjid ini. Mereka tidak hanya mendapatkan makanan gratis, tetapi juga pengalaman berbuka puasa yang berkesan.
Keberhasilan program ini juga berkat kerja sama yang baik antara pengurus masjid, relawan, dan masyarakat sekitar. Setiap hari, puluhan kelompok relawan bergantian memasak dan menyiapkan takjil. Kerja sama ini menunjukkan semangat kebersamaan dan kepedulian yang tinggi dalam menjalankan tradisi buka puasa bersama.
Advertisement
Konsep Ramah Lingkungan
Masjid Jogokariyan tidak hanya fokus pada penyediaan takjil gratis dalam jumlah besar, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Salah satu keunikannya adalah penggunaan piring keramik, bukan kemasan sekali pakai, untuk menyajikan takjil.
Keputusan untuk menggunakan piring keramik ini menunjukkan komitmen Masjid Jogokariyan terhadap pelestarian lingkungan. Penggunaan piring keramik mengurangi sampah plastik dan kertas yang dihasilkan dari kemasan sekali pakai. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk mengurangi sampah di kota Yogyakarta.
Lebih dari itu, penggunaan piring keramik juga melibatkan lebih banyak orang dalam proses penyajian. Ibu-ibu dari sekitar masjid turut serta dalam proses memasak, menyajikan, dan mencuci piring. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan dan kepedulian yang lebih kuat di antara masyarakat.
Konsep ramah lingkungan yang diusung Masjid Jogokariyan ini patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sosial dapat dipadukan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Tradisi ini menjadi contoh nyata bagaimana kita dapat berbagi kebaikan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
Adanya konsistensi dalam menggunakan piring keramik, Masjid Jogokariyan memberikan contoh yang baik bagi masjid-masjid lain untuk menerapkan konsep ramah lingkungan dalam kegiatan sosial mereka. Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Hadirnya Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ)
Selain pembagian takjil gratis, Masjid Jogokariyan juga menyelenggarakan Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ), sebuah pasar sore yang melibatkan sekitar 350 UMKM lokal. KRJ telah berlangsung lebih dari 18 tahun dan awalnya hanya berupa pembagian makanan gratis kepada masyarakat sekitar.
KRJ bertujuan untuk membantu perekonomian warga sekitar dan menyediakan berbagai pilihan kuliner untuk berbuka puasa. Kini, KRJ telah menjadi destinasi populer bagi warga Yogyakarta dan sekitarnya selama bulan Ramadan. Keberadaan KRJ menambah semarak suasana Ramadhan di Jogja.
Melalui KRJ, Masjid Jogokariyan tidak hanya berbagi takjil gratis, tetapi juga memberikan kesempatan bagi UMKM lokal untuk mengembangkan usaha mereka. Hal ini menunjukkan kepedulian Masjid Jogokariyan terhadap perekonomian masyarakat sekitar.
KRJ juga menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berbuka puasa bersama dan menikmati berbagai hidangan kuliner. Suasana yang ramai dan meriah menambah kekhasan Ramadhan di Masjid Jogokariyan.
Dengan adanya KRJ, Masjid Jogokariyan telah berhasil mengintegrasikan kegiatan sosial keagamaan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah masjid dapat berperan aktif dalam memajukan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Advertisement
Donasi Bagi Takjil Gratis di Masjid Jogokariyan 2025 Mulai dari 15 Ribu
Program takjil gratis di Masjid Jogokariyan didukung oleh donasi masyarakat. Melansir dari Instagram @masjidjogokariyan.id dan @debiprt, donasi dapat dilakukan dengan harga Rp15.000 per porsi.
“Anggaran bukber Jogokariyan Rp 52.200.000 per hari dari donasi masyarakat, untuk 3.500 porsi makanan gratis. Bagi yang ingin jadi donator bisa cuma satu porsi yang harganya Rp15.000 dan bisa transfer dari mana aja dan nggak harus datang langsung ke sini,” tulis keterangan unggahan tersebut.
Donasi tersebut digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan buka puasa gratis, termasuk pengadaan bahan makanan, peralatan, dan tenaga kerja. Jumlah donasi yang terkumpul setiap tahunnya mencapai ratusan juta rupiah, menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap program ini.
Sistem donasi yang mudah dan transparan memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi. Donasi dapat dilakukan melalui transfer bank, tanpa harus datang langsung ke masjid. Hal ini menunjukkan kemudahan akses bagi masyarakat untuk berdonasi.
Keberhasilan program takjil gratis di Masjid Jogokariyan tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang berdonasi. Donasi dari masyarakat menunjukkan kepedulian dan rasa berbagi yang tinggi dalam menyambut bulan Ramadan.
Adanya sistem donasi yang transparan dan mudah diakses, Masjid Jogokariyan telah berhasil mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial keagamaan. Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah program dapat berhasil dengan adanya kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak.
