Kenapa Umat Rasulullah Mesti Gembira Menyambut Ramadhan? UAH Kisahkan Para Sahabat Nabi

Ustadz Adi Hidayat menambahkan bahwa para sahabat sangat menanti kedatangan bulan Ramadhan. "Makanya para sahabat ketika mau datang Ramadhan gembira, semua gembira, bahkan ditunggu-tunggu," ujarnya

oleh Liputan6.com Diperbarui 16 Mar 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2025, 18:30 WIB
Pendakwah muda, Ustadz Adi Hidayat
Pendakwah muda, Ustadz Adi Hidayat... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Shaum Ramadhan itu bukan puasa biasa. Jika dikerjakan dengan benar dari semua sudut pandang, baik terkait pahala maupun keutamaannya, Puasa Ramadhan akan mengalahkan semua puasa yang pernah dikerjakan sebelumnya.

"Enggak ada tandingannya! Nanti kita akan lihat di antara keutamaannya," kata ulama dn endakwah Indonesia Ustadz Adi Hidayat (UAH).

"Jadi kalau kita urutkan dari segi ayat, dasar ayatnya turun itu ternyata salah satunya untuk memuliakan umatnya Nabi Muhammad SAW lewat rasul-Nya," lanjut UAH.

Ia menjelaskan bahwa tidak ada umat lain yang bisa berbangga dengan puasanya melebihi umat Rasulullah SAW.

"Jadi tidak ada nanti umat lain berbangga lagi, 'Kami juga pernah puasa, kami juga pernah puasa.' Jadi Allah bukan sekadar menjawab, 'Muhammad, puasamu tidak sama dengan mereka,' tetapi juga menjelaskan keutamaannya," jelasnya.

"Ya Muhammad, sampaikan pada umatmu yang telah beriman, bahwa puasamu bukan hanya seperti dulu orang-orang puasa, tapi puasamu lebih unggul dibandingkan dengan puasa orang-orang terdahulu. Itu poinnya," katanya menegaskan.

Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @Rindusurga04, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bagaimana para sahabat Nabi Muhammad menyambut bulan Ramadhan dengan penuh kebahagiaan.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Begini Kisah Sahabat Nabi Soal Ramadhan

nama sahabat nabi
Kisah sahabat nabi ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

"Berbahagialah teman-teman sekalian ketika bersama Ramadhan, karena di dalamnya ada keutamaan-keutamaan yang mengalahkan semua jenis puasa yang pernah berlaku di masa lampau," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa para sahabat sangat menanti kedatangan bulan Ramadhan. "Makanya para sahabat ketika mau datang Ramadhan gembira, semua gembira, bahkan ditunggu-tunggu," ujarnya.

Bahkan, sahabat Nabi tidak mengeluh jika Ramadhan datang lebih cepat. "Allahu Akbar! Jadi enggak ada yang nanya begini: 'Kapan puasa? Sebulan lagi yah? Cepat amat ya.' Itu kadang baru berhenti Ramadhan sudah nangis pengin nunggu Ramadhan lagi. Karena apa? Karena tahu fikihnya, ada sesuatu yang beda, ada yang enggak sama di Ramadhan, ada suasana yang enggak serupa," lanjutnya.

Ustadz Adi Hidayat kemudian menggambarkan suasana para sahabat dalam menyambut Ramadhan. "Mereka sudah rindu jauh sebelum Ramadhan tiba. Bahkan mereka berdoa, 'Ya Allah, pertemukan kami dengan bulan Ramadhan.'"

Sahabat-sahabat Nabi sangat memahami betapa besarnya keutamaan bulan suci ini. "Di bulan ini, semua dosa diampuni, pahala dilipatgandakan, dan rahmat Allah melimpah tanpa batas," katanya.

Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menyucikan hati dan memperbanyak amal. "Sahabat Nabi itu tidak hanya menahan makan dan minum, tapi mereka juga memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah," jelasnya.

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa amalan di bulan Ramadhan memiliki nilai yang jauh lebih besar dibandingkan bulan lainnya. "Satu rakaat sholat, satu huruf Al-Qur’an, satu kebaikan, semuanya berlipat-lipat pahalanya di bulan ini," ungkapnya.

Jangan terbebani dengan Puasa, Contoh Para Sahabat

arti doa berbuka puasa
Berbuka puasa ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Karena itu, wajar jika para sahabat sangat bersemangat menyambut Ramadhan. "Kalau sahabat Nabi saja gembira, bagaimana dengan kita? Jangan sampai kita justru merasa terbebani dengan puasa ini," ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa Ramadhan adalah kesempatan untuk kembali kepada Allah. "Jangan sia-siakan kesempatan ini. Kita tidak tahu apakah masih bisa bertemu Ramadhan berikutnya," katanya mengingatkan.

"Ramadhan adalah bulan pengampunan. Kalau ingin dosa dihapus, perbanyak istighfar dan taubat di bulan ini," sarannya.

Selain itu, Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan sosial. "Saling memaafkan, berbagi makanan, membantu sesama, ini semua bagian dari ibadah di bulan Ramadhan," jelasnya.

Di akhir ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menegaskan pentingnya mempersiapkan diri menyambut bulan suci. "Ramadhan bukan sekadar rutinitas tahunan. Ini adalah momen istimewa yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," katanya.

"Jika para sahabat Nabi berbahagia menyambut Ramadhan, kita juga harus meniru semangat itu. Sambut Ramadhan dengan hati yang bersih dan tekad untuk beribadah lebih baik," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya