Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam wajib menunaikan zakat fitrah. Lazimnya, zakat fitrah dilakukan pada akhir Ramadhan dan sebelum Sholat Idul Fitri.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Ulasan mengenai tata cara, niat dan doa zakat fitrah menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (18/3/2025).
Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah kenapa pada separuh akhir Ramadhan umat Islam membaca doa qunut pada rakaat terakhir sholat witir?
Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu penjelasan Buya Yahya mengenai pertanyaan, apakah pahala membaca dan mendengarkan Al-Qur'an sama?
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Tata Cara, Bacaan Niat dan Doa Zakat Fitrah Lengkap dengan Artinya
Zakat fitrah bukan hanya merupakan suatu kewajiban yang disyariatkan dalam Islam, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap sesama umat muslim.
Dalam menunaikan zakat fitrah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah niat yang harus diucapkan sebelum memberikan zakat.
Niat zakat fitrah ini memiliki makna penting karena menggambarkan kesungguhan dan keikhlasan seseorang dalam menjalankan zakat. Selain itu, doa juga menjadi bagian dari proses penunaian zakat fitrah yang perlu diamalkan.
Sebab dengan doa tersebut kita berharap agar zakat yang dikeluarkan dapat diterima oleh Allah dan membawa berkah bagi pemberi maupun penerimanya.
Dikutip dari laman dompetdhuafa.org, berikut bacaan niat dan doa zakat fitrah yang dianjurkan, lengkap beserta latin dan terjemahannya.
Advertisement
2. Kenapa Baca Qunut saat Witir di 15 Malam Terakhir Ramadhan? Ini Kata Buya Yahya
Pada 15 malam terakhir Ramadhan, sebagian umat Islam membaca doa qunut pada rakaat terakhir Witir. Seorang jemaah Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya, mengapa ada anjuran membaca doa qunut Witir di separuh terakhir Ramadhan?
Buya Yahya mengatakan, membaca doa qunut Witir di 15 malam terakhir Ramadhan merupakan bimbingan dari Rasulullah SAW. Sebagai muslim, tinggal menjalankan saja apa yang diajarkan Nabi SAW.
Pengasuh LPD Al Bahjah ini menambahkan, dalam riwayat Imam Ahmad membaca doa qunut pada rakaat terakhir Witir dilakukan sejak awal Ramadhan. Namun, mazhab Syafi’i melakukannya sejak pertengahan Ramadhan.
“Ini (qunut Witir) disepakati, bukan (seperti) qunut Subuh. Qunut Subuh ada khilaf. Mazhab Abu Hanifah gak mau qunut Subuh. Kalau ini adalah khilaf, bahkan ada sebagian mengatakan dari awal Ramadhan,” jelas Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (17/3/2025).
“Jadi (membaca doa qunut Witir) dari awal Ramadhan termasuk riwayat Imam Ahmad bin Hanbal. Kalau dari mazhab kita (Syafi’i) pertengahan Ramadhan disunnahkan membaca qunut,” sambungnya.
3. Pahala Mendengarkan dan Membaca Al-Qur’an Apakah Sama? Ini Kata Buya Yahya
Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat Islam yang diturunkan pada bulan Ramadhan. Al-Qur’an kali pertama diturunkan secara menyeluruh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah pada Lailatul Qadar, kemudian pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada 17 Ramadhan.
Al-Qur’an harus menjadi pedoman hidup umat Islam jika ingin selamat dunia dan akhirat. Sebagai muslim, sudah semestinya menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan dalam segala hal, termasuk perkembangan sains dan teknologi.
Bukan sekadar kitab suci yang menjadi pedoman hidup, tapi juga muslim harus membaca dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, membaca Al-Qur’an menjadi salah satu ibadah yang ditekankan oleh Rasulullah SAW.
Ada banyak keutamaan membaca Al-Qur’an. Salah satunya adalah akan memberi syafaat di hari kiamat bagi pembacanya.
Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang yang membacanya'.” (HR. Muslim).
Selain membaca, muslim juga sering mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an dengan berbagai platform. Pertanyaannya, apakah pahala mendengarkan akan sama dengan membaca Al-Qur’an?
Simak berikut penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Advertisement
