2 Kondisi Wanita yang Tidak Dianjurkan untuk I’tikaf di Masjid, Simak Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya mengatakan, wanita tidak harus melakukan i’tikaf di masjid demi meraih Lailatul Qadar. Ada beberapa kondisi yang sebaiknya wanita tidak beri'tikaf, yaitu jika tidak ada yang menemani (terutama mahramnya) dan kondisi masjidnya tidak memungkinkan untuk i’tikaf.

oleh Muhamad Husni Tamami Diperbarui 27 Mar 2025, 14:20 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2025, 14:20 WIB
Ilustrasi Islami, muslimah, membaca, belajar, hadis
Ilustrasi Islami, muslimah, membaca, belajar, hadis. (Foto oleh Thirdman: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-membaca-dalam-ruangan-iman-8489077/)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengatakan, Lailatul Qadar bisa terjadi pada awal, pertengahan, atau akhir Ramadhan. Waktu Lailatul Qadar disembunyikan oleh Allah merupakan bentuk kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya.

Buya Yahya menuturkan, Rasulullah SAW mengisyaratkan Lailatul Qadar ada di antara malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan. Nabi SAW melakukan ibadah lebih banyak pada malam-malam tersebut. Namun, bukan berarti malam-malam lainnya di luar sepuluh akhir Ramadhan disepelekan, karena bisa jadi Lailatul Qadar ada di awal atau pertengahan bulan.

“Disebutkan oleh ulama dan nabi pun mengisyaratkan lebih banyak (melakukan ibadah). Lebih banyak itu kan bukan berarti semuanya, di sepuluh hari akhir Ramadhan, lebih-lebih di hari ganjil. Cuma orang-kadang kadang maunya praktis karena kemalasan kita, langsung diambil ganjilnya saja,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Rabu (26/3/2025).

“Bukan begitu, kalau perindu Lailatul Qadar sejati, wah kalau saya ambil ganjil saja, jangan-jangan digenap juga di 10 Ramadhan. Wah, kalau saya hanya memperhatikan di sepuluh akhir Ramadhan, jangan-jangan pertengahan Ramadhan. Maka, kalau orang serius dengan Lailatul Qadar dia dari awal tampak semangat,” sambung Buya Yahya.

Mengingat saat ini sudah memasuki sepuluh akhir Ramadhan, maka sebaiknya di sisa bulan suci ini dimanfaatkan dengan memperbanyak pada setiap malamnya. Salah satu cara untuk meraih Lailatul Qadar di sepertiga akhir Ramadhan adalah dengan melakukan i’tikaf.

Promosi 1

Saksikan Video Pilihan Ini:

Arti I’tikaf dan Amalannya 

Tata Cara I’tikaf
Ilustrasi I’tikaf Credit: pexels.com/Ali... Selengkapnya

Buya Yahya menjelaskan, i’tikaf menurut definisi fiqih adalah diam di dalam masjid. Tentunya bukan sekadar berdiam diri, melainkan mengisinya dengan ibadah.

“Tentunya dengan niat untuk ibadah. Duduknya saja sudah mendapatkan pahala, yang penting tidak maksiat. Cuma duduknya ini, untuk naik pangkat nabi kasih contoh amalan-amalan istimewa,” tutur Buya Yahya.

Secara umum, amalan yang dapat dilakukan selama i’tikaf sama seperti amalan yang dianjurkan selama Ramadhan, yaitu memperbanyak sholat sunnah dan membaca Al-Qur’an. Khusus i’tikaf, bisa ditambah dengan mendengarkan tausyiah (jika ada) dan tafakur.

“Kita sisihkan waktu untuk tafakur. Ini yang menghidupkan hati. Menafakuri, bagaimana urusanmu dengan ibundamu. Kenapa kok mesti kasar. Kenapa dengan ayahandamu, suamimu, dan sebagainya,” ujar Pengasuh LPD Al Bahjah ini.

Wanita yang Tidak Dianjurkan I’tikaf

Ilustrasi Islami, muslimah, mengaji, membaca Al-Qur'an
Ilustrasi Islami, muslimah, mengaji, membaca Al-Qur'an. 9Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-gadis-duduk-putih-8164752/)... Selengkapnya

Buya Yahya mengatakan, wanita tidak harus melakukan i’tikaf di masjid demi meraih Lailatul Qadar. Ada beberapa kondisi yang sebaiknya wanita tidak beri'tikaf, yaitu jika tidak ada yang menemani (terutama mahramnya) dan kondisi masjidnya tidak memungkinkan untuk i’tikaf. 

“Mungkin Anda seorang wanita yang tidak ada yang menemani Anda pergi ke masjid, tidak usah ke masjid. Jangan paksakan diri Anda tengah malam pergi ke masjid tidak terhormat. Bahkan bisa saja jadi maksiat. Maka Anda di rumah Anda,” katanya.

“Memang tidak ada i'tikaf di rumah, cuma Anda beribadah, hidupkan rumah Anda dengan anak-anak Anda yang perempuan-perempuan,” sambungnya.

Contoh masjid yang tidak memungkinkan untuk i’tikaf adalah masjid yang luasnya tidak menampung banyak jemaah. “Karena kalau orang i’tikaf waktunya panjang. Kadang lelap tidur. Kadang ada satu keadaan yang tidak pantas dilihat oleh kaum pria. Anda di rumah jauh lebih mulia,” imbuhnya.

Buya Yahya menekankan bahwa Lailatul Qadar bisa diraih di rumah masing-masing. Caranya menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah. Jika memungkinkan, i’tikaf boleh dilakukan terlebih ada teman mahramnya, sebagaimana Aisyah radhiyallahu anha juga i’tikaf.

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya