Sempat Memprihatinkan, Begini Gambaran Pasar Legi Solo Dulu dan Sekarang

Pasar Legi Solo didirikan pada masa pemerintahan Mangkunegara I atau Pangeran Samber Nyowo.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jan 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2022, 08:00 WIB
Pasar Legi Solo
Pasar Legi Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Semarang- Pasar Legi merupakan salah satu pasar tradisional yang bersejarah di kota Surakarta atau Solo. Dikutip dari berbagai sumber, Pasar Legi Solo berlokasi di Jalan Letjen S Parman Nomor 19, Setabelan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, atau tepatnya berada di sebelah Utara Pura Mangkunegaran Solo.

Nama Pasar Legi dipilih karena pada mulanya pasar ini hanya ramai pada pasaran Legi dalam penanggalan jawa atau setiap lima hari sekali dalam seminggu. Pada hari itu, orang-orang dari desa berdatangan untuk berdagang sekaligus berbelanja.

Pasar Legi Solo didirikan pada masa pemerintahan Mangkunegara I atau Pangeran Samber Nyowo. Pada saat itu, secara administratif Pasar Legi berada di bawah pengawasan Mangkunegaran. Sampai dengan 1930, Pasar Legi masih merupakan pasar dengan wujud yang sederhana, dengan komoditas dagangan beragam.

Enam tahun kemudian, Pasar Legi dibuat menjadi lebih modern oleh Kanjeng Gusti Mangkunegara VII, dan baru direnovasi lagi pada 1992 hingga menjadi pasar seperti sekarang ini.

Seiring perkembangan zaman, pasar ini pun beraktivitas selama 24 jam. Hampir semua hasil bumi dan sayuran dari daerah Surakarta dan sekitarnya masuk ke Pasar Legi.

Fungsi Pasar Legi sekarang adalah pasar kota yang memiliki aktivitas pasar induk hasil bumi dan sayuran yang mempunyai lingkup pelayanan regional bahkan nasional.

Pasar Legi saat ini dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta, dan berada di bawah Pengelolaan Dinas Pasar Surakarta, sehingga status pemanfaatan ruang pasar oleh para pedagang adalah hak penempatan dengan Surat Izin Penempatan (SIP).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Sempat Memprihatinkan

Sebelum direhabilitasi, kondisi Pasar Legi sangat memprihatikan. Pasar ini bahkan dikenal kumuh, kotor, semrawut dan bau.

Adanya stigma buruk pada pasar Legi, sering kali mangakibatkan sebagian dari para pengunjung atau pengguna mencari alternatif tempat berbelanja lain. Selain itu, karena tak terurus, wajar jika Pasar Legi sempat mengalami kebakaran sebanyak dua kali akibat korsleting, yaitu pada 2018 dan 2020.

Tapi itu dulu. Pasar Legi Surakarta saat ini sudah berubah dan stigma buruk tentang pasar tersebut pun kian berubah.

Pasca dikosongkan untuk direhabilitasi, Pasar Legi kembali beroperasi dengan tampilan lebih estetik, modern, dan justru diminati oleh masyarakat setelah direhabilitasi.

Pasar Legi Surakarta diresmikan pada Kamis (20/01) oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Puan dengan didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya