Kenapa Batuan Andesit Harus Diambil dari Wadas? Begini Alasan ESDM Jateng

Kepala ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa batuan andesit untuk Bendungan Bener harus dari Wadas

oleh Tito Isna Utama diperbarui 18 Feb 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2022, 16:00 WIB
Kepala ESDM Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko
Kepala ESDM Jateng saat ditemui secara langsung di Kantornya oleh Liputan 6 (Foto:Titoisnau)

Liputan6.com, Semarang Rencana penambangan batuan andesit di Desa Wadas Kabupaten Purworejo, sebagai bahan dasar pembangunan Bendungan Bener, masih menjadi sorotan publik. Menanggapi hal tersebut, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan alasan harus melakukan penambangan, dikarenakan batuan di sana diklaim memiliki kualitas yang bagus, daripada batuan yang berada di sekitarnya.

Hal itu disampaikan Kepala ESDM Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko ketika ditemui Liputan 6. Dia menilai, daerah di Wadas yang ingin ditambang, memiliki potensi batuan andesit yang bagus sebagai bahan bangunan bendungan dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

"Batunya (andesit) bagus makanya tanamannya tidak begitu berkembang, meskipun di utaranya (Wadas) ada bukit menghasilkan batu tapi di Wadas agak beda, jadi di utaranya lagi bukitnya lain. Yang ada batunya ini (Wadas)," kata Kepala ESDM Jateng, Sujarwanto saat ditemui secara langsung di kantornya oleh Liputan 6, Kamis (17/2/2022).

Meskipun ada beberapa perbukitan di sekitar Wadas, Sujarwanto juga menjelaskan secara morfologi hanya Wadas yang memiliki batuan andesit.

"Morfologinya, tidak cuma Wadas, kalau berpikiran bahwa Wadas satu-satunya bukit salah, Wadas itu memang berbukit-bukit," ujarnya

 

Penelitian Sejak 2015

Ia pun mengatakan, penentuan pertambangan tidak dilakukan hanya dalam sekejap. Untuk bisa menemukan batuan tersebut dan memastikan tempat bisa ditambang, pihaknya melakukan penelitian sejak tahun 2015.

"Jadi lokasi yang mau ditambang sudah diteliti, sudah sempat dibor dan menghasilkan batuan berkualitas bagus yang banyak. Batu inilah yang nanti untuk material bendungan, karena sudah diteliti dari tahun 2015 sudah dikerjakan," tuturnya.

Dengan melakukan penelitian yang cukup lama, Sujarwanto memastikan di tempat yang akan ditambang hanya ada batuan andesit.

"Batuan yang ada di Wadas hanya batuan andesit saja, yang lain karena itu namanya tubuh intruksi memang yang terbentuknya batu saja andesit saja," ucapnya.

Ia juga menjelaskan batuan andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900 sampai 1.100 derajat celcius yang sudah membeku. Untuk kandungan batuan andesit sendiri, memiliki mineral-mineral yang bersifat mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop. Material-material itu antara lain Silika (SiO2), dengan jumlah antara 52-63 persen.

Tak hanya itu, Sujarwanto juga menjelaskan bahwa batuan andesit tidak memiliki kandungan air. Ia mengatakan batuan yang mengandung air hanya batuan pasir ataupun bisa disebut batuan yang memiliki sifat menyimpai air (permebilitas) dan meresap air (porositasnya).

"Tubuh batuan beku, itu tidak bisa mengandung air maka dia memiliki bentuk yang tinggi dan keras karena bentang alamnya tinggi. Yang bisa meresap adalah batu pasir itu, sama keras tapi kerasnya ada butir-butir tidak seperti batuan andesit yang seperti kristal," ujarnya.

Melihat hal tersebut, menurut Sujarwanto ketika batuan andesit bisa diambil maka akan menciptakan ekosistem air yang bagus.

"Makanya batuan andesit itu tidak bisa menyimpan air dan tidak bisa meneruskan air artinya permebilitas dan porositasnya rendah. Daya mengandung airnya kecil makanya kalau ini diambil nanti dibuat (bendungan) bagus, air hujannya justru lebih baik," imbuhnya.

 

Faktor Penduduk

Selain dari hasil batuan yang didapatkan. Dia juga menjelaskan dari faktor penduduk yang berada di sana.

"Kenapa Wadas, karena di sini (sekitar Wadas) banyak penduduknya, sementara di Wadas tidak ada penduduknya. Paling tidak (itu) parameternya," katanya.

Merujuk dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Desa Wadas sendiri memiliki wilayah seluas 4,06 kilometer (km) persegi pada 2021. Angka tersebut porsinya hanya sebesar 4,32 persen dari luas wilayah Kecamatan Bener yang mencapai 94,03 km persegi.

Sedangkan untuk jumlah penduduk, berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Desa Wadas berjumlah 1.519 jiwa pada 31 Desember 2021.

Lebih jauh, Sujarwanto Dwiatmoko memastikan, dari area Wadas yang akan diambil mineralnya, hanya 54 hektare saja. Sedangkan 56 hektare sisanya sebagai tempat menimbun. Sehingga tidak semua kawasan Wadas akan dilakukan pertambangan.

“Jadi yang ditambang (di Wadas) itu sebagian saja. Tidak semua. Wadas itu kandungan Andesitnya juga bagus untuk di explore. Ditambah tumbuhan, pertanian di sana tidak terlalu banyak, penduduknya juga. Terus juga dekat, kalau derah lain, terlalu jauh dan bisa menambah beban biaya,” pungkas Sujarwanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya