Warga Jateng, 1 Ramadhan 1443 Hijriah Jatuh pada Minggu 3 April 2022

1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022.

oleh Inung Budiarto diperbarui 01 Apr 2022, 19:37 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2022, 18:59 WIB
Pemantauan Hilal Ramadan 1438 H
Petugas melakukan pemantauan hilal di atap gedung Kanwil Kementrian Agama, Jakarta Timur, Jumat (26/5). Pemantauan tersebut untuk menentukan jatuhnya bulan Ramadan 1438 H yang nantinya akan di putuskan melalui sidang Isbat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Agama RI memutuskan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu (3/4/2022). Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengungkapkan, keputusan itu merujuk pada hasil Sidang Isbat, Jumat (1/4/2022).

Seperti diketahui, penentuan awal puasa Ramadhan 1443 dilakukan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam. Proses Sidang Isbat digelar di Auditorium HM Rasjidi Gedung Kemenag, Jakarta,

Perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga dilibatkan dalam Sidang Isbat yang dilakukan secara hybrid, mengingat situasi masih pandemi Covid-19 ini.

Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib, sidang Isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan atau rukyatul hilal.

Secara hisab, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadhan jatuh pada Jumat 1 April 2022 M atau bertepatan 29 Syakban 1443 H sekitar pukul 13.24 WIB. "Pada hari rukyat, 29 Syakban 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit," jelas Adib di Jakarta.

Seperti diketahui, ada dua metode atau cara dalam penetapan 1 Ramadhan, termasuk juga saat penentuan 1 Syawal atau 1 Muharram, yakni metode hisab dan rukyat.

Hisab adalah penetapan dengan ilmu, dengan menghitungnya. Sedangkan rukyat adalah dengan melihat wujud bulan baru atau hilal menggunakan alat bantu baik teropong ataupun teleskop.

Metode hisab di Indonesia utamanya dipegang oleh ormas Muhammadiyah. Sedangkan, metode rukyat dipedomani oleh ormas Nahdlatul Ulama. Guna menjembatani serta menyatukan perbedaan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Agama menyelenggarakan sidang isbat.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya