Asal Usul Sate Buntel Khas Solo yang Ternyata Bukan dari Solo

Sate buntel khas Solo menggunakan daging cincang yang dibungkus dengan lemak kambing.

oleh Tifani diperbarui 14 Jun 2022, 04:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2022, 04:00 WIB
sate buntel solo
Ilustrasi sate buntel khas Solo./Copyright shutterstock.com/g/AriyaniTedjo

Liputan6.com, Solo - Satai atau sate buntel khas Solo, Jawa Tengah menjadi salah satu kuliner olahan daging kambing yang populer. Tidak seperti satai pada umumnya yang dibuat dari daging yang dipotong-potong.

Sate buntel khas Solo menggunakan daging cincang yang dibungkus dengan lemak kambing. Penggunaan lemak kambing sebagai bungkus bertujuan agar cincangan daging tidak hancur saat dibakar.

Terciptanya kuliner Solo ini konon mendapat mengaruh dari budaya Timur Tengah dan India. Dikutip dari berbagai sumber, banyak yang meyakini sate buntel merupakan bentuk pengaruh hidangan Timur Tengah dan India, yakni kebab.

Pada zaman dahulu, perdagangan di Pulau Jawa berkembang pesat. Banyak pedagang dari Timur Tengah dan India mampir ke daerah-daerah yang ada di Jawa Tengah (Jateng).

Para pedagang dari Timur Tengah dan India mengenalkan masyarakat Indonesia dengan kuliner bernama kebab yang pada dasarnya adalah daging panggang. Kemudian terjadi beragam penyesuaian hingga akhirnya 'lahir' kreasi satai buntel.

Cerita lain menyebutkan kalau sate buntel diperkenalkan pertama kali oleh orang keturunan Tionghoa, Lim Hwa Youe. Pada tahun 1948 di Tambak Segaran, Solo, ia menciptakan inovasi sate dimana daging kambingnya dicincang sampai halus kemudian dibungkus (buntel) dengan lemak kambing.

Ia sengaja melakukan hal ini untuk memanfaatkan bagian daging kambing yang cenderung lebih keras. Ia terpikir agar teksturnya lebih empuk dan rasanya lebih enak, Lim Hwa Youe mencincang daging tersebut sampai lembut dan dihilangkan semua ototnya.

Hasil akhirnya, sate kambing begitu empuk. Sate buntel punya rasa gurih manis yang khas karena dibuat memakai bumbu halus seperti bawang merah, bawang putih, merica butiran, garam, dan gula Jawa.

Semuanya bumbu dicampur rata dengan cincangan daging. Setelah itu daging dibungkus lapisan lemak yang tipis kemudian dibakar hingga lemaknya meleleh dan agak kering.

Penyajian sate buntel dilengkapi irisan tomat merah, daun kol, dan cabe rawit. Tentu saja dengan tambahan kecap manis.

Rahasia kelezatan sate buntel khas Solo ada pada pemakaian daging kambing muda. Selain teksturnya empuk, aromanya juga tidak sebau daging kambing pada umumnya.

Lapisan lemak pembungkusnya, biasanya yang dipakai adalah yang dari bagian perut. Jenis lemak ini tipis dan transparan sehingga perlu direntangkan dengan hati-hati.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya