Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota Suarabaya, Jawa Timur menyediakan layanan berobat gartis bagi penderita HIV di 10 rumah sakit dan 13 puskesmas di daerah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina di Surabaya, mengatakan layanan itu gratis dan tidak dipungut biaya. JAdi bagi penderita HIV dipersilahkan untuk mengunjungi rumah sakit dan puskesmas.
"Selain itu kami juga memberikan kemudahan akses testing HIV gratis kepada masyarakat termasuk yang berasal dari luar Kota Surabaya," jelasnya, Jumat (21/1/2022) dilansir dari Antara.
Advertisement
Ia menyebut pemeriksaan atau testing tersebut dapat dilakukan secara gratis di 63 Puskesmas, 54 rumah sakit, satu klinik berbasis komunitas dan satu klinik milik kantor kesehatan pelabuhan.
Baca Juga
Pada 2021 pihaknya mencatat, sebanyak 29 persen penderita HIV merupakan warga luar Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan adanya pasien rumah sakit rujukan dari luar kota yang dilakukan testing HIV karena dicurigai terinfeksi virus tersebut.
"Skrining HIV juga dilakukan kepada ibu hamil, calon pengantin, pekerja hiburan, Anak Buah Kapal (ABK), seluruh pasien TBC, pasien infeksi menular seksual dan penyakit lain yang dicurigai adanya infeksi virus HIV," jelasnya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Pendampingan
Nanik menjelaskan upaya intensifikasi testing bertujuan untuk menemukan kasus secara dini. Dengan begitu, diharapkan dapat segera dilakukan pengobatan secara komprehensif dan pasien tidak menularkan virus kepada orang lain. Selanjutnya, dilakukan pemantauan pengobatan dengan pemeriksaan Viral Load HIV.
Bagi warga Kota Surabaya yang membutuhkan, juga bisa mendapatkan dukungan permakanan dan pemberian makanan tambahan berupa susu. Dukungan ini diharapkan dapat mempertahankan kondisi kesehatan mereka.
"Selain itu juga dilakukan pendampingan, konseling dan kunjungan rumah (home care) HIV untuk memperkuat kondisi psikologis pasien," ucapnya.
Namun demikian, Nanik menegaskan, bahwa upaya terpenting dalam pengendalian HIV adalah terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada kelompok rentan tertular.
"Hal ini juga perlu disampaikan kepada pelajar SMP/SMA, mahasiswa, kelompok pekerja dunia hiburan dan masyarakat umum secara luas," ia menambahkan.
Advertisement