25 Bencana Alam Terjadi di Magetan dalam 2 Bulan Terakhir

Kejadian bencana alam tersebut meliputi tanah longsor, angin kencang, hingga banjir.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrim (Istimewa)
Ilustrasi cuaca ekstrim (Istimewa)

Liputan6.com, Magetan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mencatat 25 peristiwa bencana alam terjadi di wilayah itu selama kurun waktu Januari hingga Februari 2022. Syukurnya meski jumlah bencana tersebut cukup tinggi, tak ada satupun warga yang menjadi korban jiwa.

"Bencana alam tersebut menyusul tingginya curah hujan pada musim hujan awal tahun 2022. Hal ini patut menjadi perhatian," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magetan Eka Wahyudi di Magetan, Senin (14/3/2022).

Menurut dia, kejadian bencana alam tersebut meliputi tanah longsor, angin kencang, hingga banjir. Adapun, bencana tanah longsor tersebut kebanyakan terjadi di wilayah Kecamatan Poncol, Parang, Panekan, dan Sidorejo.

Sedangkan angin puting beliung yang menyebabkan pohon tumbang terjadi di sejumlah kecamatan. Sementara, luapan anak sungai Bengawan Madiun menyebabkan genangan dan banjir di wilayah Kecamatan Kartoharjo.

Ia menjelaskan, Kabupaten Magetan termasuk dalam wilayah rawan bencana. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya bencana alam hidrometeorologi yang terjadi tiap tahun. Sesuai data, selama tahun 2021 telah terjadi bencana tanah longsor di 51 titik rawan. Kemudian banjir akibat luapan anak sungai Bengawan Madiun sebanyak 41 kali, dan puluhan kali angin kencang.

"Akibat angin kencang, tercatat sebanyak 58 rumah warga rusak dan 68 pohon tumbang yang merusak rumah dan fasilitas umum," katanya.

Sesuai prediksi BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih akan terjadi di wilayah Kabupaten Magetan hingga akhir Maret 2022 ini.

Pihak BPBD meminta warga yang tinggal di daerah rawan longsor, seperti Kecamatan Parang, Poncol, Sidorejo, dan Plaosan lebih waspada saat terjadi hujan deras. Jika dinilai membahayakan, warga disarankan untuk mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman.

Warga juga diminta mengantisipasi timbulnya angin puting beliung. Kesiapsiagaan warga di tiap lingkungan perlu terus ditingkatkan, dengan begitu, dampak bencana dapat diminimalkan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya