Liputan6.com, Jakarta Keberadaan Puan Maharani dalam bursa Pilpres 2024 semakin menuai sorotan. Ketua DPR RI tersebut diklaim unggul dalam hasil survei oleh lembaga survei bernama KedaiKOPI.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa masyarakat rural atau pedesaan dan kalangan generasi Z setuju pemimpin perempuan. Menurut hasil survei, kepemimpinan perempuan lebih disetujui kalangan perempuan dibandingkan laki-laki.
Peneliti senior Lembaga Survei KedaiKOPI, Ashma Nur Afifah menyebutkan, survei melibatkan 1.197 responden dengan margin eror 2.89 persen. Sementara tingkat kepercayaan sebesar 95.0 persen.
Advertisement
Baca Juga
Ashma menjelaskan pandangan masyarakat desa lebih terbuka dengan presiden perempuan (57,6%) dibandingkan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan (53,6%). Selain itu, lebih banyak juga masyarakat desa yang merasa senang jika Puan Maharani maju menjadi presiden (19,1%) dibandingkan masyarakat perkotaan (9,2%).
"Kita lihat masyarakat urban lebih banyak tahu Puan Maharani. Wajar saja karena ekspose media. Tapi kalau ditanya lebih banyak yang disukai, Ibu Puan lebih banyak disukai di daerah rural (pedesaan)," ungkap Ashma seraya menambahkan,
Survei tersebut menyasar pada masyarakat kategori usia tertinggi Generasi Y yakni usia 25 sampai 40 tahun, yaitu sekitar 34,8 persen. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 3-18 Agustus terungkap bahwa masyarakat di pedesaan cenderung lebih terbuka dan menerima sosok perempuan sebagai calon presiden pada masa mendatang.
Ashma menyebutkan, Survei KedaiKopi dilakukan di 34 provinsi dengan cara tatap muka. Menurut Ashma, peningkatan elektabilitas ini terjadi akibat kerja keras Puan Maharani kerap turun ke bawah untuk safari politik ke desa-desa di berbagai daerah.
Selain itu, Puan Maharani juga dianggap sebagai perwakilan dari kelompok perempuan yang juga merindukan sosok perempuan untuk menjadi pemimpin Indonesia di masa depan.
“Puan elektabilitasnya sudah meningkat cukup pesat dan berada di urutan tertinggi keempat," ujar dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Peluang
Analis komunikasi politik, Hendri Satrio mengajak Indonesia untuk dapat belajar dari proses politik PDI Perjuangan terkait pemimpin perempuan.Hendri Satrio mengatakan, PDI Perjuangan harus berani mencalonkan Puan Maharani untuk maju sebagai calon presiden.
“Untuk pemimpin perempuan saya ajak Indonesia belajar dari PDI Perjuangan. Megawati dan saat ini Puan Maharani, mampu berada dalam panggung sama sebagai pemimpin dan calon pemimpin Indonesia,” ujarnya.
Bagi Hendri, Puan Maharani tidak bisa disamakan dengan tokoh lain. Puan adalah satu-satunya perempuan yang memiliki tiket untuk maju pada Pilpres 2024 tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.
Menurut dia, Puan selalu tegak lurus dengan keputusan parpolnya. Dia tahu keputusan siapa calon presiden dari PDI-P hanya bisa diputuskan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri
“Sebagai pemegang boarding pas Pilpres 2024, Puan harus maju sebagai calon presiden. Iya calon RI 1 bukan cuma Wapres,” ungkapnya.
Sebagai parpol pemenang Pemilu 2019, kata dia, PDI Perjuangan memiliki peluang besar untuk mencalonkan Puan Maharani tanpa perlu berkoalisi dengan parpol lain.
“Kita harus hormati posisi PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu. Jadi, Puan bila kelak resmi diumumkan PDI Perjuangan untuk maju sebagai kandidat harus jadi Capres, jangan cuma Wapres,” tutur Hensat.
Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati mengaku senang dengan temuan yang didapat oleh KedaiKOPI.
Bagi Ninis survei ini merupakan pertanda baik bahwa saat ini masyarakat Indonesia mulai membicarakan pemimpin perempuan. Dia juga mengingatkan mengenai masalah aksesabilitas perempuan dalam perpolitikan di Indonesia.
“Akses yang dimiliki perempuan dalam hal kepemimpinan nasional masih belum sebesar yang dimiliki oleh kalangan laki-laki. Padahal menurut survei ini perempuan mendapatkan posisi tersendiri bagi mereka yang berada di derah rural, dan di daerah banyak sekali sekolah-sekolah politik bagi perempuan dan aktivis dari kalangan perempuan,” ungkapnya.
Dia berharap, partai politik bisa semakin memfasilitasi kaum perempuan untuk maju ke kancah eksekutif.
Advertisement