Liputan6.com, London Pernah nonton film James Bond 007 atau film Salt yang dibintangi oleh Anglina Jolie? Film-film itu berkisah tentang pekerjaan seorang agen rahasia yang ditugaskan untuk sebuah misi tertentu. Di dunia nyata, meski hanya segilintir orang yang tahu persis siapa saja agen-agen itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa pekerjaan seperti itu memang ada.
Seorang agen rahasia ternyata tak selalu identik dengan tugas yang melibatkan aksi-aksi militeristik. Kisah agen rahasia ini lebih terkesan seperti drama romantis. Noreen Riols kini adalah seorang nenek dari 9 orang cucu. Dulu ia bertugas sebagai seorang agen rahasia yang tugasnya adalah untuk menguji para prajurit.
Adalah pekerjaan Noreen untuk merayu para prajurit agar mau membocorkan rencana-rencana rahasia kemiliteran. Jika prajurit itu berhasil dirayu dan membocorkan misi rahasia itu, maka karirnya akan berakhir. Melansir halaman dailymail.co.uk, Minggu (21/9/2014), sebuah kisah menarik di masa Perang Dunia II diceritakan oleh Noreen.
Advertisement
Saat itu, Noreen mendekati seorang prajurit yang baru saja menamatkan pelatihan intensif selama 9 bulan. Pelatihan itu mencakup bagaimana cara bertahan hidup di alam liar, cara membuat bom, cara membunguh dengan tangan kosong, dan lain sebagainya. Prajurit itu bernama Dane.
Kisah Noreen & Dane
Kisah Noreen & Dane
Noreen berdandan cantik pada suatu malam untuk menghadiri jamuan makan di Royal Bath Hotel. Dane berada di sana bersama seniornya. Sesuai skenario, prajurit senior itu meninggalkan Dane dan Noreen berdua. “Jika saya bisa mengajak pria itu ke teras di mana kami berdua bisa melihat bulan, maka ia akan lebih mudah dipancing untuk bicara,” jelas Noreen.
Itulah hal yang diperbuat oleh Noreen saat itu. Noreen bercerita bahwa pria gagah berambut pirang tersebut menjadi sentimental saat berdua dengannya. Dane menceritakan hidupnya di mendan perang dan tentang rumah. “Ia bertanya apakah saya bisa menemuinya lagi hari Minggu depan untuk mengobrol. Tentu itulah saat yang tepat untuk bertanya apa rencananya ke depan. Ia menjelaskan bahwa ia akan pergi ke Denmark. Itu adalah sebuah kesalahan fatal,” kisah Noreen.
Malam itu berakhir dengan sebuah kecupan lembut di pipi Dane. Keesokan harinya, Dane mendapatkan dirinya kembali berhadapan dengan Noreen. Seniornya bertanya apakah ia mengenal wanita itu. Seketika itu Dane menyadari apa yang sesungguhnya telah terjadi. “Ia menyebut saya wanita jalang. Saya tak akan pernah lupa kejadian itu. Itu sangat mempenagruhi saya. Saya sangat merasa tak enak,” ucap Noreen.
Prajurit senior berusaha menangkan dirinya yang saat itu merasa bahwa ia telah menghancurkan karir seseorang. “Jika ia tak mampu mengendalikan diri terhadap wanita cantik di sini, maka ia juga tak bisa mengendalikan dirinya terhadap wanita lain di sana. Jika hal itu terjadi, bukan hanya dirinya yang bisa mendapat akibat buruk dari perbuatannya,” Noreen memberikan penjelasan yang disampaikan oleh prajurit senior itu.
Advertisement
Drama & Dilema
Drama & Dilema
Hidup dengan pekerjaan sebagai agen rahasia perayu, Noreen merasa bahwa hidupnya penuh dengan kebohongan. Ia berbohong termasuk pada ibunya sendiri. Kepada Ibunya, Noreen mengatakan bahwa dirinya bekerja di Kementrian Pertanian dan Perikanan. “Itu adalah hidup yang aneh dan kami tak mendapat pelatihan untuk menjalani hidup penuh kebohongan itu. Kami hanya disuruh menandatangani kontrak dan menutup mulut kami” ucap Noreen.
Noreen adalah salah satu dari beberapa agen rahasia perayu yang bekerja untuk Winston Churchill’s Special Operations Executive (SOE) selama perang. Diperkirakan bahwa Noreen adalah satu-satunya agen yang masih hidup hingga kini. Noreen yang bisa berbahasa Prancis, Spanyol, dan Jerman ini juga sering menjadi agen rahasia perayu dari para prajurit asing.
Menurut Noreen, prajurit asing lebih mudah dirayu karena mereka jauh dari rumah sehingga jadi lebih sentimental. “Prajurit Inggris adalah yang paling bisa menyimpan rahasia,” ucap Noreen. Dunia pekerjaan sebagai agen rahasia ini sering berganti-ganti personil. Personil yang jatuh cinta pada targetnya sendiri akan cepat dikeluarkan. Hal ini hampir terjadi pada hidup Noreen.
Pada usia 19 tahun, Noreen jatuh cinta dengan seorang prajurit yang berusia 12 tahun lebih tua darinya. Pria itu baru saja menuntaskan sebuah misi rahasia. Noreen bercerita bahwa rasa cinta pada prajurit itu adalah cinta pada pandangan pertama. Interaksi mereka hanya berlangsung selama 3 bulan.
Gagal mengorek misi rahasia darinya, Noreen mengucapkan salam perpisahan padanya di sebuah Restoran Chinese Food di London. Prajurit itu kemudian dikirm ke luar negri untuk kembali menjalankan sebuah misi. Noreen pun tak pernah berjumpa lagi dengannya. “Saya punya banyak kenangan hebat dari pekerjaan itu,” ucap Noreen.