Liputan6.com, Jakarta Tato biasanya diaplikasikan pada kulit tubuh. Tetapi, bagaimana jika tato diaplikasikan di bola mata? Ya, tato mata adalah tren yang bisa dibilang cukup baru dan sedang menggeliat.
Tato bola mata pertama kali dilakukan pada 1 Juli 2007 oleh Luna Cobra. Sejak saat itu, ia terus mengembangkan dan memperbaiki prosedur injeksi tatonya.
Tato bola mata dilakukan dengan menyuntikkan tinta ke bawah permukaan mata untuk mengubah warna putih pada bola mata. Seperti banyak modifikasi tato, sangat sedikit seniman yang cukup terampil untuk melakukan tato bola mata dengan aman.
Advertisement
Awalnya, sebagaimana yang dikutip dari BBC pada Jumat (6/2/2015), tujuan modifikasi tubuh ini adalah untuk terlihat seperti karakter dalam film fiksi ilmiah, Dune, yang memiliki mata biru.
"Dulu ada konvensi modifikasi tubuh yang diselenggarakan setiap beberapa tahun di Kanada," kata Cobra kepada BBC. Keesokan harinya, Luna Cobra pun mengambil jarum suntik dan mempraktikkannya pada 3 orang temannya.
Sebuah suntikkan kecil tunggal cukup untuk menutupi sekitar seperempat permukaan mata. Dibutuhkan beberapa suntikan lagi untuk benar-benar menutup sclera.
Bagaimana dengan faktor kesehatan? Injeksi mata dengan tinta terlihat sangat berbahaya, meskipun dengan prosedur yang dikatakan "terus menerus diperbarui".
Menurut American Optometric Association, tato bola mata dapat menempatkan pasien pada risiko infeksi, peradangan, bahkan hingga kebutaan. Karena itu, organisasi tersebut sangat tidak menyarankannya.
"Saran saya jangan melakukannya karena menjamin risiko nyeri potensial dan kehilangan penglihatan," kata Jeffrey Walline, salah satu anggota Contact Lens and Cornea Council.
Dengan segudang risiko, toh tato bola mata ini popularitasnya sedang berkembang. Terutama di negara barat seperti Amerika Serikat.