Liputan6.com, Mataram Dalam memperkenalkan tradisi dan kearifan lokal yang ada di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Asosoiasi Hotel Mataram bekerja sama dengan Dinas Budaya dan Pariwisata kota Mataram dan pelaku Usaha Kecil Menegah (UKM), menggelar Mini Exhibition Hotel (MEH).
Mini Exhbition Hotel ini berupa pergelaran berbagai macam budaya dan kerajinan tangan atau handycraft seperti gerabah dan kain khas tiga suku di NTB yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo atau disingkat Sasambo. Seluruh kerajinan tangan tersebut digelar pertama kali digelar di lobi Hotel Santika dan akan disusul oleh seluruh hotel yang ada di kota Mataram.
Pantauan Liputan6.com, dari lobi Hotel, kain Sasambo dan gerabah tersebut dipajang di sebuah lemari yang ada di lobi hotel. Beberapa orang dengan pakaian adat sasak membuat langsung kerajinan tersebut dan menjualnya. Seluruh kerajinan tersebut dibandrol dengan harga yang variatif, jadi siapapun yang tertarik bisa langsung membelinya.
Advertisement
Ketua Asosiasi Hotel Mataram, Reza Bovier mengatakan tujuan digelarnya MEH ini, semata mata untuk memperkenalkan tradisi dan budaya yang ada di NTB kepada setiap tamu yang datang ke hotel. Sebab, menurutnya, tamu yang datang menginap di hotel kebanyakan berasal dari luar daerah, sehingga bisa menyaksikan langsung segala bentuk kerajinan khas ini di hotel tempat mereka menginap.
“Karena digelar di Lobi Hotel, maka tamu bisa melihat langsung budaya Lombok Ini. Dan ini semua sesuai dengan motto kota Mataram yaitu, Maju, religious, dan Berbudaya. Lombok kaya akan budayanya, jadi jangan sampai kehilangan identitasnya ini,” ujar Reza kepada liputan6.com, Kamis (26/2/2015).
Reza menambahkan, selain di lobi Hotel, dia menyarankan agar kearifan lokal ini bisa diperlihatkan atau digelar di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, pusat wisata, atau tempat keramaian lainnya. Hal itu dimaksudkan agar tradisi dan kerajinan ini bisa disaksikan langsung oleh setiap orang.
“Pusat keramaian itu sangat penting, agar siapapun yang mengunjunginya bisa melihat langsung budaya dan kerajinan ini. Kalau mereka tertarik mereka bisa membelinya langsung tanpa harus mengunjungi pusat kerajinan itu,” tandas dia.
Sementara itu, kepala dinas pariwisata kota Mataram, Abdul Latif Najib, mengapresiasikan langkan Asiosiasi Hotel Mataram yang menggelar dan mempertontonkan tradisi dan hasil karya kerajinan khas lokal ini di lobi hotel. Menurut Latif, kearifan lokal ini harus tetap dilestraikan dan diperlihatkan kepada khal layak.
“(Kegiatan) Ini sangat bagus, saya berharap 95 hotel di kota Mataram ikut mengembangkan kreatifitas seperti ini dan kami siap memback-up. Karena selain mepertahankan nilai tradisi juga sekaligus bisa memberikan kesempatan kepada pelaku UKM dalam menjual produknya,” pungkas Latif. (Hans Bahanan/Ars)