Wakil Presiden Jusuf Kalla Minta Kopi Toraja Lebih Dipopulerkan

Wapres Jusuf Kalla ingin kopi Toraja jadi magnet bagi wisatawan mancanegara

oleh Liputan6 diperbarui 29 Mar 2015, 15:05 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2015, 15:05 WIB
Wapres Jusuf Kalla ingin kopi Toraja jadi magnet bagi wisatawan mancanegara
Wapres Jusuf Kalla ingin kopi Toraja jadi magnet bagi wisatawan mancanegara

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta agar imej dari Toraja tidak menyeramkan, agar bisa menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara. Bukan lagi budaya kuburan atau pemotongan kerbau adat Toraja yang diunggulkan, melainkan hal lain.

"Kalau saya ke Jepang, kopi paling mahal itu dari Toraja, Rp 169 ribu untuk 1 cangkir. Kenapa nggak jual keindahan kopi Toraja. Misal dibuat iklan kita minum kopi Toraja di bawah pohon. Kalau iklan tebas sapi atau kuburan, orang takut ke Toraja," kata JK, dalam Pagelaran Malam Budaya & Peluncuran Buku Ensiklopedia Visual Toraja tanah Leluhur, di Jiexpo, Jakarta, belum lama ini.

"Mari kita rubah imej Toraja dari mengerikan ke menyenangkan. Jangan kerbau dipotong karena pihak Eropa melawan hak asasi kehewanan. Atau masuk ke gua kuburan, bagi arkeologi menarik tapi bagi anak muda itu menakutkan," tambahnya.

Acara ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, dan Ketua Umum Hanura Wiranto.

Dalam kesempatan ini, JK juga berjanji pemerintah akan membantu akses wisatawan mancanegara untuk datang ke Toraja. Ia mengaku sudah memerintahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk menyewa jasa konsultan agar memahami selera turis asing.

"Nanti saya suruh juga Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan) buat ke Toraja, untuk selesaikan pembangunan bandara di sana," tegas JK yang disambut tepuk tangan peserta.

JK menuturkan pariwisata merupakan industri yang susah-susah gampang. Sebab yang dijual adalah keindahan alam dan budaya, tapi mempromosikannya memang susah. Perlu inovasi dalam budaya itu mengikuti perkembangan zaman.

"Museum lihat ke belakang, universitas lihat ke depan. Marilah lihat Toraja ke depan. Semua harus dirombak untuk masa depan, tapi tidak rombak asas," tandas JK. (Silvanus Alvin/Ars)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya