Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise, mengenakan batu akik yang berasal dari Kalimantan Barat dan Pulau Seram, Maluku. Ia mengakui koleksinya didapat sebagai cenderamata saat berkunjung ke daerah.
"Sekarang ini, hampir setiap dinas ke daerah, saya diberikan batu. Padahal sudah saya tolak-tolak juga karena nggak biasa pake dan nggak mengerti soal batu," ujarnya saat ditemui oleh Liputan6.com pada Selasa (19/5/2015).
Dari beberapa kunjungan ke daerah Yohana bisa mengoleksi perhiasan jadi, beberapa pula ia bisa mendapatkan yang masih berupa batu. Meskipun mengaku kerap menolak dan tidak mengerti batu, ia mengaku senang karena koleksinya semakin banyak.
Advertisement
"Karena saya tidak begitu senang memakai aksesoris kecuali jam, jadi biasanya saya gunakan batu akik yang disesuaikan dengan nuansa warna baju yang sedang dipakai," tambahnya kembali.
Selain menyesuaikan dengan warna baju, Menteri asal Papua tersebut mengaku memilih menggunakan batu yang memiliki nilai historis di matanya, seperti pemberian sang anak atau ibunda yang sudah tiada.
Menanggapi tren batu akik sendiri, Yohana Yembise, mengatakan bahwa tren tersebut merupakan bentuk peralihan dari pecinta emas ke batu akik. Ketika bisnis emas menjadi sedikit meredup dan masyarakat lebih terpikat dengan batu akik, hal positif dari tersebut pun harus dilihat tergantung dari masing-masing pribadinya. (auf/ret)