Ini Bahaya Terbaru Perfeksionis yang Bisa Rusak Karier Anda

Menurut studi terbaru, sifat perfeksionis bisa menghambat bahkan merusak karier seseorang. Waspada dan cegah sebelum terlambat.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 06 Okt 2015, 06:35 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2015, 06:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menjadi perfeksionis mungkin merupakan hal baik, karena sesuatu yang Anda kerjakan bisa selesai dengan kualitas yang baik. Sehingga, Anda bisa bersinar dalam pekerjaan Anda. Namun, di sisi lain, menjadi perfeksionis bisa berdampak kontraproduktif dalam karir Anda.

Menurut studi terbaru, sifat perfeksionis justru bisa menghambat karir seseorang. Studi itu menyebutkan, menjadi perfeksionis membuat orang lebih mudah cemas, depresi, dan kelelahan. Dengan hal-hal itu orang pun lebih mudah untuk sakit yang berujung tidak produktif.

Penulis studi tersebut, Dr Andrew Hill, Profesor dan Kepala Program Pascasarjana di York St John University dan Dr Thomas Curran, dosen psikologi olahraga di Univeristy of Bath menemukan bahwa perfeksionisme sangat dekat dengan stres kronik. Hal ini dapat memicu kelelahan ekstrim dan dapat mengurangi performa dalam pekerjaan.

"Kebanyakan orang cenderung untuk menilai perfeksionis sebagai lambang pencapaian yang tinggi. Padahal penemuan kita menunjukkan menjadi perfeksionis merupakan sifat yang sangat merusak," kata dia.

Penelitian Hill dan Curran dipublikasi dalam Personality & Social Psychology Review. Dalam jurnal itu juga disebutkan, menciptakan target yang realistis, menerima dan belajar dari kesalahan, dan memaafkan diri sendiri bukan lah hal yang menghambat karir, melainkan merupakan hal-hal yang justru meningkatkannya. Mungkin hal-hal itu berat dilakukan untuk si perfeksionis, tetapi apa salahnya mencobanya? (Uno/Nad)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya