Liputan6.com, Jakarta Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, dan lainnya merupakan warna yang biasa kita kenali dan lihat. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak dilakukan kombinasi warna sehingga menghasilkan warna baru dan juga langka.
Bagi pecinta dunia seni, khususnya lukis dan grafis, mengunjungi The Straus Center for Conversation and Technical Studies di Museum Harvard Art seolah mengunjungi surganya warna di dunia. Museum ini tak hanya menyimpan warna-warna yang biasa saja, tetapi juga yang langka dan aneh.
Baca Juga
Seperti dilansir dari Elitereaders.com pada Selasa (7/6/2016), kumpulan warna tersebut tidak dibuat hanya dengan kombinasi warna-warna dasar, tetapi juga dari proses alam, seperti urine sapi dan pigmen mumi. Di konservatori ini, warna-warna aneh dan langka tersebut juga diteliti dan dipelajari asal muasalnya.
Advertisement
Museum yang sudah ada sejak awal abad 20 tersebut didirikan oleh mantan Art Museum Director, Edward Forbes. Edward mulai mengoleksi pigmen dan mempelajari asal muasal bagaimana warna itu diciptakan.
Ketertarikan pada warna mendorong Edward untuk berkeliling dunia mencarinya. Selain warna yang telah ditemukan, Edward gunakan untuk memperbaiki karya seni, seperti lukisan yang mulai rusak dengan warna asli.
Perjalanan Edward untuk mencari warna langka sudah mengunjungi tempat-tempat eksotis, seperti Pompeii, Afganistan, Jepang, dan lainnya. Edward menganggap warna-warna tersebut setara dengan barang yang tak ternilai karena menjadi bagian dari sejarah.
Berikut ini video selengkapnya.