Guru Kreatif di Inggris Analogikan Bullying Menggunakan Apel

Tindakan bullying sering terjadi di lingkungan sekolah. Melihat hal tersebut, guru kreatif di Inggris ini analogikan bullying pakai apel.

oleh Firman Fernando Silaban diperbarui 30 Jun 2016, 18:30 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2016, 18:30 WIB
Guru Kreatif di Inggris Analogikan Bullying Menggunakan Apel
Guru kreatif asal Inggris Rosie Dutton bersama anaknya Olivia menanamkan anti-Bullying pakai analogi apel (sumber. Boredpanda.com/Birmingham.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Efek dari tindakan bullying mungkin tidak bisa Anda lihat secara langsung jika hal tersebut dialami oleh anak-anak. Namun, selalu ada bekas luka yang tertinggal di dalam mental anak-anak yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

Tindakan bullying atau kekerasan yang dilakukan baik verbal atau fisik nyatanya masih cukup marak dan mirisnya ada di lingkungan pendidikan, seperti sekolah. Melihat hal tersebut, seorang guru asal Birmingham, Inggris, Rosie Dutton memiliki metode yang kreatif dan terbukti ampuh untuk menganalogikan bullying pada anak-anak sebagai bentuk pencegahan.

Seperti dilansir dari Boredpanda.com pada Kamis (30/6/2016), Rosie memberikan nama kelas tersebut dengan Relax Kids Tamworth dan menggunakan dua buah apel yang ia bawa sebagai alat peraga kepada anak-anak. Salah satu apel yang dibawa Rosie, ia banting dan mengejeknya dan bentuk apel pun tampak normal, seperti tidak terjadi apa-apa.

Apel tadi pun dibanting kembali saat berada di hadapan anak-anak sambil memaki dan mengejek buah tersebut. Sedangkan, apel yang lain diberi perlakuan istimewa dan dipuji.

Setelah itu, kedua apel tersebut diletakan di atas meja, dibelah dan hasilnya pun mengejutkan anak-anak yang melihatnya. Apel yang dipuji-puji dan diberi perlakuan istimewa sudah pasti terlihat segar dan nikmat untuk di makan.

Walau tampak baik-baik saja dari luar, seorang korban perundungan (bullying) ternyata remuk redam di dalam. (Sumber Relax Kids Tamworth via Facebook)

Namun, apel yang dibanting dan dihina lainnya mengalami kerusakan pada bagian dalam buah tersebut. Nampak bagian hitam membusuk di beberapa daerah pada daging apel tersebut.

Salah satu tujuan dari analoginya tersebut adalah Rosie ingin memberikan gambaran pada anak-anak bahwa seseorang yang di-bully mungkin tidak terlihat nampak rusak. Namun, saat dibuka ternyata bagian dalamnya hancur dan membusuk.

Dengan cara tersebut, Rosie cukup berhasil memberikan edukasi betapa buruknya efek dari bullying walau terlihat menyenangkan. Beragam reaksi pun ditunjukkan oleh anak-anak didik Rosie dan sebagian besar mulai paham apa efek buruk dari bullying.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya