Liputan6.com, Jakarta Morotai, pulau di ujung Pasifik, di Maluku Utara sudah lama ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Bahkan sejak masa pemerintahan Presiden SBY, namun tidak banyak bergerak karena Akses dan Amenitas yang tidak mendukung.
"Kalau soal Atraksi? Keindahan wisata baharinya, Morotai keren!" kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.
Morotai, kata Menpar Arief Yahya, hebat di coastal zone, pantai pasir putih, lembut dan nyaman diinjak dengan kaki telanjang. Morotai juga tempat ideal yang cocok untuk sea zone, antar pulau, memancing, sailing dengan yacht.
Advertisement
"Apalagi underwater zone-nya, banyak wreck atau bangkai kapal bekas Perang Dunia II yang ditenggelamkan di perairan Morotai, dan saat ini ditumbuhi terumbu karang yang indah dan menjadi destinasi diving dan snorkeling," ujarnya.
Menpar Arief yang didampingi Ketua Pokja Percepatan 10 Bali Baru, Hiramsyah Sambudhy Thaib meyakini atraksi Morotai sangat kuat. Critical success nya ada di Akses dan Amenitas, dua-duanya minim.
"Soal akses, sekarang sudah diterbangi Wing Air, Groupnya Lion Air dari Manado. Itu solusi yang bagus, karena Manado sedang booming wisatawan Tiongkok," kata Arief Yahya.
Karena itu, Hiramsyah pun mendorong agar industri di penerbangan dan akomodasi bergerak simultan. Karena wisman yang dari China sudah mulai berdatangan. Dan, kesukaan wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu adalah pantai, kuliner dan shopping.
"Kami akan terus mendorong agar Akses dan Amenitas segera dibangun, lalu berkonsentrasi menaikkan jumlah dan mutu SDM. Terutama yang bisa berbahasa Mandarin," kata Hiramsyah.
Seperti diketahui, Morotai tahun 2019 ditargetkan mendatangkan 500 ribu wisman. Kalau sekarang, itu tidak mungkin, hotelnya tidak cukup, penerbangan tidak banyak, penyeberangan terlalu lama.
"Termasuk untuk langkah percepatan Amenitas juga akan dibangun homestay di sana," tutur Hiram.
Tim Pokja Percepatan di Morotai, Ari Surhendro menambahkan, saat ini atraksi terus dibuat dan diramaikan agar orang datang dan menyaksikan sendiri kecantikan Morotai.
"Dalam rangka menyiapkan atraksi tingkat dunia, telah dilakukan Launching tanggal 1 Juni 2016, Wonderful Morotai Islands Festival 2016 dengan puncak acara pada tanggal 17-22 Oktober 2016," kata Ari.
Menuju ke puncak acara itu, diadakan banyak rangkaian event, agar puncak acara nanti bisa heboh. Salah satu diantaranya adalah Fishing Morotai 2016, yang diserbu 4000 pendaftar. Sayang, kapasitas kapal tidak lebih dari 77 pemancing saja, 11 kapal masing-masing 7 orang.
Animo masyarakat pemancing luar biasa, karena jenis ikan di Morotai itu beragam. Tidak seperti di lokasi lain yang hanya beberapa jenis saja.
"Karena itu, 2017 pelaksanaan Fishing Morotai akan diperbesar! Baik jumlah peserta, jumlah kapal, maupun eventnya sendiri," kata Ari.
Bagaimana dengan akses? Ari Surhendro menjelaskan pemerintah sudah mempersiapkan bandara Morotai menjadi bandara Internasional. Di antaranya telah dilakukan upaya membuka jalur penerbangan ke Morotai, dan peningkatan kualitas bandar.
"Bahkan Kepala Bandara di sana mengharapkan overlay runway dilakukan tahun 2017, paling lambat tahun 2018," kata Ari Surhendro.
Dari sisi amenitas, lanjut Ari Surhendro, untuk menyiapkan international chain hotel di Morotai, telah dilakukan kerjasama dengan beberapa pihak terkait. Diantaranya, Kemen PU PR, berupa Proyek Perencanaan Kawasan Pariwisata Pulau Morotai bersama mitra Kemenpupera. Sekarang sudah masuk tahap evaluasi akhir hasil pengukuran.
"Sedang mengumpulkan data melalui PIC Morotai untuk program pembuatan Masterplan Morotai," katanya.
Soal amenitas, juga ada peran Jababeka Morotai. Persiapan MoU dengan investor Taiwan, penyelesaian tambahan cottages di d’Aloha resort, persiapan MoU dengan BTN tentang homestay. Lalu persiapan kerjasama Citilink Indonesia dengan Wanda Hufei Group ke Morotai untuk survey pembangunan hotel dan lainnya.
"Semula tanggal 3-5 Oktober 2016, tapi rupanya ada perubahan (menyusul)," ungkap Ari.
(Adv)