Liputan6.com, Jakarta Pemudik motor selalu memberikan cerita yang berbeda setiap tahunnya. Mulai dari trik membawa barang bawaan banyak, hingga kelincahan mereka melewati jalanan sempit dengan penuh konsentrasi. Tentunya pemudik motor tetap mendominasi cerita unik, setiap kali mudik lebaran, termasuk tahun ini.
Tahun ini, para pemudik motor membuat sebuah gebrakan baru, yaitu mudik sambil curhat. Biasanya mereka menempelkan curhatan tersebut di bagian belakang motor. Tujuannya? Masih ada yang belum tahu secara pasti. Tapi tetap saja gelombang curhat ini membuat mudik menjadi meriah.
Advertisement
Persoalan cinta, menjadi curhatan pertama yang sering diungkapkan oleh para pemudik motor. Tentunya ada ketakutan para jomblowan dan jomblowati, diteror pertanyaan oleh para keluarga. Pertanyaan semacam ‘kapan kawin?’ atau ‘mana pacarnya?’ menjadi sebuah cerita horor ketika sampai ke kampung halaman.
Ada juga yang curhat tentang statusnya yang belum berubah. Dari Lebaran tahun lalu hingga tahun ini, masih menyandang status sendiri. Tentunya bagi yang merasakan hal yang sama akan merasakan senasib dan bagi yang sudah tak sendiri akan merasa tergelitik.
Selain curhat status, ada juga pesan yang membuat terenyuh tentang kerinduan, yang dituliskan dalam rangkaian kata pemudik motor ini. Mulai dari kerinduan bertemu kampung halaman, hingga bertemu sang buah hati yang biasanya ditinggalkan karena bekerja. Adapula yang menyampaikan perjuangannya agar bisa pulang kampung.
Tentunya berbagai pesan ini mengingatkan kepada kita, bahwa setiap orang memiliki perjuangannya sendiri-sendiri untuk tetap hidup. Sehingga rasa saling menghargai merupakan perilaku pertama yang harus diterapkan, agar kedamaian terus tercipta. Bagi para pemudik motor, selamat kembali ke kampung halaman.