Aksi Heroik Joanna Palani Berujung Cap Teroris dan Diburu ISIS

Kabur dari Denmark karena ingin menyelamatkan dunia, mahasiswi cantik Joanna Palani malah dituduh teroris dan diburu ISIS.

oleh Novi Nadya diperbarui 11 Jul 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2017, 08:00 WIB
Joanna Palani
Gaya Joanna Palani saat menjalani profesinya sebagai sniper (Foto: instagram Joanna Palani)

Liputan6.com, Jakarta Setelah membunuh 100 militan ISIS dalam posisinya sebagai sniper di Angkatan Bersenjata Pemerintah Regional Kurdistan di Irak, YPG, Joanna Palani (23), mendapat penghargaan khusus atas jasanya tersebut. Meski dianggap sebagai pahlawan di Irak, ia justru dilabeli teroris di negaranya sendiri, Denmark, karena terlibat dengan ISIS.

Bukan hanya itu, selain dimusuhi di negaranya, keselamatan jiwanya pun terancam. Sebab, ISIS membuat sayembara penangkapan dirinya dengan imbalan 1 juta dolar AS atau setara dengan Rp 13 miliar.

Selain imbalan uang yang besar, Joanna mengatakan jika ia tertangkap, maka dirinya akan dijadikan budak seks. Namun, ia memilih untuk tidak gentar dengan berbagai ancaman tersebut. Ia mengaku siap mati ketimbang hidup dengan kebebasan yang dirampas.

"Saya bersedia menyerahkan hidup dan kebebasan saya untuk menghentikan ISIS dan menyelamatkan Eropa. Ini pilihan saya, tapi saya dicap sebagai teroris di negara sendiri," cerita Joanna pada dailymail.

Setelah diburu oleh negaranya sendiri, Joanna ditangkap oleh badan intelijen Denmark PET pada 7 Desember 2016. Di bawah undang-undang anti-terorisme baru, Denmark melarang warga negara mengambil bagian dari konflik yang menghancurkan Suriah dan Irak itu.

 

"Saya bangga dipenjara 10 tahun karena menyelamatkan orang ketimbang satu hari dipenjara karena menjadi bahaya bagi Denmark," ucap Joanna Palani.

Joanna pun di penjara selama tiga minggu sebelum dibebaskan atas perintah hakim sebelum Natal, pada 23 Desember 2016.

Saksikan Video Menarik Berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya