Kisah Seniman Tato Tradisional Terakhir di Filipina

Mirip Mentawai di Indonesia, ternyata Filipina juga punya tradisi tato yang lestari hingga ribuan tahun.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 09 Agu 2017, 14:06 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2017, 14:06 WIB
Tato Tradisional Kalinga
Foto: Instagram @elisabettasoskic

Liputan6.com, Jakarta Dikelilingi sawah dengan lanskap yang bergelombang, desa di Pegunungan Buscalan, Filipina, ini menjadi tempat berhuni bagi 200 kepala rumah tangga. Berlokasi di Provinsi Kalinga yang berjarak sekitar 15 jam perjalanan dari Ibu Kota Manila, desa ini menjadi tempat munculnya "mambabatok", yaitu tradisi menato diri yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Whang Od Oggay, satu-satunya seniman tato tradisi Filipina mengatakan, “tradisi akan terus lestari selama orang datang ke sini untuk membuat tato. Selama saya masih bisa membuat tato, saya akan terus dan tak akan pernah berhenti.”

Menurut sejarah, awalnya tato Kalinga hanya diperuntukkan bagi prajurit Butbut setelah berperang. Prajurit yang berhasil membunuh musuh, harus merajah tubuhnya dengan tato. Sementara bagi wanita, tato Kalingan dianggap sebagai simbol perhiasan karena gambarnya mengandung pola yang estetis.

Namun seiring berjalannya waktu, tradisi tato Kalinga kini bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau. Bahkan banyak wisatawan yang sengaja datang dari luar negeri untuk rela ditato. Whang Od bahkan mengaku dalam sehari bisa menato delapan orang wisatawan, mulai dari bentuk tribal, hewan, hingga beberapa desain yang melambangkan keindahan alam.

“Saya senang makin banyak wisatawan yang datang ke sini untuk membuat tato, karena itu bisa membantu perekonomian kami,” kata Whang Od, seperti yang dikutip dari laman CNN, Senin (8/8/2017).

Whang Od juga mengaku, keahlian membuat tato yang dimilikinya bersumber dari keahlian yang turun temurun selama ribuan tahun. Alat-alat yang digunakan juga sangat sederhana, yaitu duri pohon pomelo, tongkat bambu, pigmen warna, dan air.

Dengan teknik yang sangat sederhana, Whang Od mampu membuat desain tato geometris yang punya makna mendalam. Yang lebih menarik, berbeda dengan tato pada dunia modern, tato tradisional ini sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit pada kulit.

Meski dirinya merupakan satu-satunya seniman tato tradisional Filipina yang masih tersisa, Whang Od yakin, akan ada banyak orang yang kelak melestarikan seni tato tradisional ini saat dirinya telah tiada.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya