KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci Ikut Berlayar di Sail Sabang 2017

Menko Luhut Lepas KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci Ekspedisi Sail Sabang 2017

oleh Cahyu diperbarui 21 Nov 2017, 11:40 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2017, 11:40 WIB
Kunjungan KRI Dewaruci dan Taruna Taruni AAL di Kotabaru
Menko Luhut Lepas KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci Ekspedisi Sail Sabang 2017

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, resmi melepas dua kapal, KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci menuju Pulau Weh, Sabang. Pelepasan itu dilakukan bersama 768 peserta ekspedisi Sail Sabang dan Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar RI, Indroyono Soesilo, dari Dermaga Terminal JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/11/2017).

“Pelaksanaan (Sabang) sail tahun ini saya rasa cukup unik. Karena ada dua kapal layar tiang tinggi yang ikut dalam misi pelayaran menuju ke Sabang,” ujar Luhut, usai melepas KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci.

Dirinya pun ingin para peserta yang berjumlah 768 orang bisa ikut berbangga dengan keindahan alam yang ada di Indonesia.

"Berbanggalah kalian pada negara kalian yang besar dan indah ini. Jagalah negerimu. Sepulang kau dari perjalanan pelayaranmu, ambillah pelajaran dari sana. Apa yang bisa kau lakukan untuk menjaga dan membangun negerimu ini. Lakukan hal yang positif. Jangan ikut larut dalam kegiatan yang tidak bermanfaat," ucap Luhut.

Dari sisi infrastruktur, ia ingin agar Indonesia bisa dibangun dari pinggiran dengan cara memperkuat daerah-daerah dan desa di pinggiran, sehingga di masa mendatang tidak ada lagi kesenjangan yang terjadi.

"Manisnya buah pembangunan tidak boleh lagi hanya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Jawa, namun harus pula dibagi adil dengan masyarakat di seluruh Indonesia," kata Luhut.

Sementara dari sisi ekonomi, ia ingin men-drive Indonesia memanfaatkan potensi pariwisata sebagai kepulauan terbesar di dunia. Estimasinya, ada 1,33 triliun Dollar AS yang bisa dipetik dari sektor pariwisata maritim.

Hal yang dirasa sangat masuk akal mengingat capaian devisa dari pariwisata sudah ada di posisi nomor dua setelah sektor minyak sawit. Sektor ini pun diperkirakan akan menjadi penghasil devisa nomor 1 pada 2019.

“Indonesia pastinya memiliki banyak potensi wisata maritim yang amat potensial. Keindahan khas tropis yang memukau, kekayaan budaya, dan beragamnya aset bahari di negara kita jika dikelola dengan baik pasti akan memberikan efek positif yang sangat luar biasa besarnya," ujar Luhut.

Seirama dengan Luhut, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, ikut menyambut baik dua kapal KRI yang berlayar langsung ke Sabang. Ia yakin Sail Sabang yang digelar 28 November-5 Desember 2017 itu bakal berlangsung meriah.

"Kehadiran dua KRI Indonesia itu tentunya akan menjadi atraksi tersendiri di sana. Terlebih ada ratusan kapal yang hadir di sana. Jadi tunggu apalagi. Ayo ke Sabang," ucap Arief.

Arief sendiri direncanakan akan memantau langsung persiapan Sail Sabang pada Selasa (21/11/2017), mulai dari Pelabuhan Balohan, Bandara Iskandar Muda, Pelabuhan Ulee Lheue, hingga rapat koordinasi (rakor) akan dilakoni dirinya secara marathon selama dua dua hari ke depan.

“Saya akan pastikan semuanya berjalan baik. Akan terus dikawal. Even inilah yang menjadi penabuh dimulainya jalur Sabang-Phuket-Langkawi. Arahnya ke percepatan," kata dia.

Persis H-7 Sail Sabang 2017 atau Selasa (21/11/2017), Arief bakal meninjau persiapan fisik Sail Sabang. Ia akan melihat CT-3, terminal cruise yang akan dijadikan lokasi utama sail, termasuk merasakan penyeberangan dari Banda Aceh ke Pulau Weh.

Sekretaris Menteri Pariwisata (Sesmenpar), Ukus Kuswara, bahkan sudah berada di Banda Aceh dan langsung ke Sabang.

“Saya akan menghitung waktu tempuh, kapasitas akomodasi, sampai rundown acara puncak,” ujar Ukus.

 

 

(*)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya