Liputan6.com, Jakarta Ketika berbicara tentang pernikahan, segala yang tadinya indah bisa menjadi bencana dan petaka jika tidak ada pihak yang mau mengalah dan menyelesaikan masalah. Ya, tentu saja, sebagian besar pernikahan memang bisa pulih dari ketidakbahagiaan, komunikasi, dan konflik yang lambat.
Namun, tidak sedikit juga pasangan yang mengalami komunikasi yang semakin lemah, ketidaksepakatan, dan konflik yang terus-menerus. Dilansir dari huffingtonpost.com, Rabu (27/12/2017), berikut ini adalah beberapa alasan jujur mengapa pria meninggalkan pernikahan mereka. Penasaran?
Advertisement
1. Tidak merasa dihargai
Advertisement
Pria ingin merasakan dan mengekspresikan cinta yang mereka miliki untuk pasangan. Namun, ketika seorang suami merasa kurang dihargai oleh seluruh keluarganya, ia cenderung akan menunjukkan kebencian daripada cinta.
Selain hubungan seksual dan emosional, salah satu syarat terbesar untuk menikah adalah mengenali bahwa hubungan sangat banyak tentang hal-hal duniawi. Pria yang tidak dihargai dan merasa kecewa dengan kenyataan pernikahan mereka berisiko mengalami perceraian.
2. Perdebatan tentang pengeluaran pasangan
Banyak pria yang mengaku tidak puas dengan keputusan keuangan pasangan mereka yang buruk. Hal ini khususnya ketika suami adalah pencari nafkah yang lebih tinggi di dalam sebuah rumah tangga atau hubungan pernikahan.
Â
Â
Alasan jujur mengapa pria meninggalkan pernikahan mereka
3. Ditipu
Ketika seorang pria meninggalkan pernikahannya karena perselingkuhan, hal ini bisa dikaitkan dengan banyak aspek. Tidak mungkin perselingkuhan terjadi di dalam pernikahan yang bahagia.
4. Tidak memiliki kesamaan dengan pasangan lagi
Setiap orang pasti berubah dan ini mengganggu ketika Anda berharap pasangan akan tetap sama. Faktanya adalah jika Anda menikah, maka Anda harus tumbuh bersama atau tumbuh terpisah, pilihlah.
Advertisement
Alasan jujur mengapa pria meninggalkan pernikahan mereka
5. Merasa tidak memadai
Kebanyakan pria yang merasa tidak bahagia karena mereka merasa tidak cukup dalam pernikahan tersebut. Ketika mereka terjebak dalam siklus negatif, mereka akan merasa sendirian dan mengkritik.
Dan semakin banyak seorang pria dikritik, semakin ia akan berpaling dari pernikahan. Ini siklus yang menyakitkan.
6. Seks terasa tidak menggairahkan atau tidak ada sama sekali
Ketika seorang pria mengeluh tentang kehidupan seksnya yang kurang, otomatis ia juga akan menganggap pasangan tidak lagi menarik secara fisik.
7. Kebutuhan tidak terpenuhi
Ketika sebuah pernikahan tiba pada perkelahian yang kasar, satu hal yang dibutuhkan adalah empati. Rasa putus ada bisa sangat menyakitkan dan itu merupakan racun dalam sebuah hubungan pernikahan, meningkatkan risiko perceraian.