Berani Eksplorasi Motif Batik Klasik, Afifah Ashma Diburu Para Kolektor

Batik bernuansa klasik dengan sentuhan gaya modern.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 06 Apr 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2018, 13:30 WIB
Batik
Batik bernuansa klasik dengan sentuhan gaya modern karya Afifah Ashma’ Abdillah. (Foto: Liputan6.com/Akbar Muhibar)

Liputan6.com, Jakarta Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat membanggakan. Keindahan batik begitu melekat di semua generasi rakyat Indonesia. Baik orangtua hingga remaja menyadari bahwa batik adalah sebuah warisan budaya yang mencerminkan jati diri Indonesia di mata dunia. Tak terkecuali bagi Afifah, anak muda yang tinggal di Yogyakarta dan begitu mencintai batik.

Tangan mungil terlihat mulai menggoreskan canting dengan lilin panas di selembar kain putih yang telah diberi gambar. Perlahan goresan itu menciptakan sebuah motif yang indah, bahkan sebelum benar-benar jadi batik yang sesungguhnya. Batik-batik yang bernuansa klasik ini ternyata merupakan kerajinan tangan yang sudah tekun dikerjakan oleh Afifah Ashma Abdillah dalam studionya, Avatar Boutique, di Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

“Avatar Boutique sendiri baru berdiri tahun 2015. Dahulunya saya sudah membuat batik sejak tahun 2014 karena awalnya merupakan tugas kuliah. Ternyata menurut dosen saya, gambar yang saya buat terlihat lebih hidup disbanding mahasiswa lainnya.” ungkap Afifah yang diwawancarai langsung pada Sabtu (3/3/2018).

Ternyata dari perjalanan kuliah inilah, ia baru mengetahui bahwa darah keluarganya merupakan perajin batik yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Afifah ternyata juga baru mengenali bahwa kakeknya sendiri merupakan pengusaha batik di daerah tersebut, dan darah perajin sudah ada dalam dirinya. Hasilnya, Afifah makin termotivasi untuk mengembangkan batik dengan meneliti daerah asalnya, serta mengembangkan batik klasik dengan gayanya sendiri.

“Akhirnya keterusan karena suka dengan Batik Laseman, dan laris dijual. Dari sinilah saya makin mantap membatik, bahkan karya saya sering dianggap sebagai karya dosen ketika di-upload ke Instagram,” ujar Afifah yang menyelesaikan pendidikannya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini.

 

Studio Batik

Tidak hannya menggambar batik sendiri, Afifah juga melakukan pewarnaan batiknya langsung di studio. Mulai dari proses wedel, yaitu memberikan warna biru pada pakaian, lorot, yaitu menghilangkan lilin pada kain, hingga rining, yaitu mencanting ulang. Jika proses pewarnaan selesai, barulah dilakukan proses bironi, yaitu menutup kembali batik dengan lilin, sebelum kemudian diberi warna sogan atau cokelat, dan bangbangan, atau merah.

Perjalanan usaha ini tentu tidaklah mudah, karena selain memiliki bakat yang cukup, pengelolaan bisnis secara professional juga menjadi salah satu kuncinya. Berawal dari pelatihan mengenai bisnis yang diadakan oleh UNESCO, Avatar Boutique berhasil menjadi pemenang dalam Youth Creative Competition 2018 yang diadakan oleh UNESCO dan Citi Foundation. Bahkan pelatihan ini juga membantu Afifah untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada usahanya.

“Sebelumnya masih bingung dalam urusan ilmu branding, sekarang berbagai permasalahan yang terjadi selama melakukan usaha terjawab. Selain itu banyak ilmu tentang bisnis yang didapatkan serta kenalan baru yang memacu kita untuk selalu belajar,” ungkap Afifah.

 

Avatar Boutique

Dari rilis yang diterima oleh tim Liputan6.com Kamis (5/4/2018), keunikan kombinasi batik klasik dan modern ini ternyata juga menjadi incaran para kolektor yang kerap kali mencari batik unik di seluruh Indonesia. Kain batik Kain Kaung Kepyar Trungtung dianggap kolektor memiliki corak unik, mengandung unsur klasik, dan memiliki campuran warna yang tidak biasa dalam sebuah kain batik. Selain itu, kain batik dari Avatar Boutique juga sudah melenggang hingga ke negeri matahari terbit, Jepang, dalam “Batik Project 2014” di Joshibi University of Art and Design.

 “Batik juga bahan pembelajaran untuk sejarah, jadi secara tidak sadar dalam memproduksi batik kita juga paham sejarah awal dan perkembangannya. Setiap batik juga punya jodohnya masing-masing, jadi sejelek apapun hasil batik yang keluar, pasti ada saja orang yang menikmatinya jadi karya seni yang indah.” Ujar Afifah.

Afifah juga berharap Avatar Batik bisa berkembang lebih besar lagi sehingga menarik lapangan kerja lebih banyak. Selain itu ia juga mengembangkan sebuah brand baru yang mengedepankan keaslian batik tulis, sehingga makin banyak orang yang bisa mengakses karya-karya batik dari Avatar Batik.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya