Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata telah menetapkan wisata kuliner sebagai salah satu produk pariwisata unggulan, dan paling mudah didorong untuk melangkah cepat "go international". Selain telah didukung infrastruktur yang memadai, yaitu national food yang melimpah dan destinasi wisata kuliner yang menyebar di seantero Nusantara, industri kuliner Indonesia kini juga didukung para diaspora di mancanegara.
Dalam upaya mendorong industri kuliner Indonesia agar cepat go international, Kemenpar menetapkan program quick wins, di antaranya menetapkan Ubud Bali sebagai destinasi gastronomi berstandar UNWTO dan mem-branding 100 restoran diaspora Indonesia yang tersebar di mancanegara.
Baca Juga
Terkait hal ini, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Pariwisata Kemenpar, Rizky Handayani Mustafa menurut informasi yang diterima Liputan6.com beberapa waktu lalu mengatakan, agar industri wisata kuliner Indonesia bisa bersaing di pasar global, tugas utama yang perlu dilakukan saat ini adalah dengan menetapkan standar global.
Advertisement
Sementara itu, Vita Datau Messakh, Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar mengatakan, pemilihan Ubud sebagai destinasi pertama UNWTO Gastronomy Prototype merupakan strategi marketing yang tepat.
“UNWTO merupakan endorser terbaik di dunia untuk bidang pariwisata. Masyarakat dunia akan cepat tahu bahwa Indonesia mempunyai Ubud sebagai destinasi gastronomi kelas dunia berstandar UNWTO,” kata Vita Datau Messakh.
Indonesia Gastronomy Months
Upaya lain dalam mempercepat kuliner Indonesia go international adalah mem-branding 100 restoran diaspora Indonesia yang ada di mancanegara, di antaranya dengan menggelar Indonesia Gastronomy Months, yang akan berlangsung 27 September hingga 27 Oktober 2018. Pada event tersebut akan ditampilkan 5 macam kuliner sebagai indentitas atau national food Indonesia yakni rendang, soto, nasi goreng, sate, dan gado-gado. Sedangkan media CNN memilih rendang, nasi goreng, dan sate sebagai makanan terlezat di dunia.
“Sebelum kita melakukan Indonesia Gastronomy Months, kita akan melakukan Summit Restaurant Diaspora Indonesia di Jakarta terlebih dahulu. Sebanyak 100 restoran diaspora Indonesia siap berpartisipasi dan akan menyajikan national food,” kata Vita Datau
Advertisement
Devisa dari Industri Kuliner Tanah Air
Rizky Handayani Mustafa mengatakan, salah satu tugas dan fungsi Deputi BPIKP adalah memfasilitas masyarakat (komunitas) untuk mengembangkan diri di bidang pariwisata, seperti yang dilakukan Komunitas Mata Air yang dipimpin Fransisca Callista dalam merevitalisasi desa dengan mengembangkan kuliner tradisional serta industri kreatifnya melalui Pasar Papringan, di Dusun Ngadiprono Desa Ngadimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Saat ini Kemenpar baru menetapkan sebanyak 5 destinasi wisata kuliner unggulan yakni Bali, Bandung, dan Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang). “Ke depan diharapkan banyak muncul kreativitas masyarakat desa dalam mengembangkan pasar kuliner khas daerah,” kata Rizky seraya mengatakan, pasar kuliner di desa akan memperkuat suatu daerah menjadi destinasi kuliner unggulan. Seperti diketahui pemerintah telah menetapkan pariwisata sebagai leading sektor dengan proyeksi devisa yang dihasilkan pada tahun ini sebesar USD 20 miliar atau setara Rp 223 trilun dari kedatangan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan 270 juta wisatawan nusantara (wisman) di Tanah Air. Perolehan devisa tersebut 30 persen di antaranya adalah pengeluaran wisatawan untuk kuliner.
Simak juga video menarik berikut ini: